Sebutkan tiga bukti yang menunjukkan bahwa Islam telah sampai di Nusantara

Berbicara tentang pengaruh islam di Indonesia, tentu ada banyak kisah dan sejarah yang dapat kita bahas. Idul adha adalah salah satu hari raya yang ada di agama islam. Layaknya idul fitri, hari raya ini punya ciri khasnya sendiri. Kaum muslimin seluruh dunia merayakan idul adha dengan melakukan penyembelihan sapi atau kambing. Penyembelihan hewan kurban biasanya dilakukan setelah solat ied yang dilakukan di pagi hari.

Kalau secara umum, menikmati daging hasil qurban biasanya dilakukan dengan cara membakar sate bersama keluarga, teman, tetangga atau kerabat lainnya. Tak lupa juga diberikan kepada fakir miskin sebagai salah satu yang berhak mendapatkan daging kurban.

Beberapa daerah di Indonesia merayakan idul adha dengan tradisinya tersendiri. Seperti yang dilakukan oleh warga Pasuruan. Salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur itu, menggelar tradisi “Manten Sapi” atau pengantin sapi sehari sebelum hari idul adha. Hewan kurban dihias sedemikian rupa, sebelum akhirnya diarak dan diserahkan kepada panitia kurban. Warga setempat melakukan tradisi ini dalam rangka penghormatan kepada hewan yang akan di kurban.

“Manten Sapi” adalah salah satu contoh dari sekian banyak tradisi yang ada di Indonesia. Masih banyak pengaruh islam yang menjadi tradisi di Indonesia. Kebanyakan dari tradisi tersebut merupakan akulturasi islam dari hindu-budha. Hal tersebut dikarenakan hindu-budha yang lebih dulu masuk ke Nusantara dibanding Islam.

Seperti yang terjadi di bidang politik. Dahulu kala saat Nusantara masih kental dengan hindu-budha, raja dianggap sebagai titisan dewa. Setelah pengaruh islam masuk, konsep raja diganti dengan islam khalifah atau pemimpin umat. Sebutan raja diganti menjadi sultan (dalam bahasa arab berarti penguasa kerajaan) atau sunan (yang artinya dihormati). Kalau kamu familiar dengan sebutan “kiai”, kata itu adalah sebutan untuk penasihat pribadi sultan atau sunan.

Tapi kalau dilihat di bidang pemerintahan, tidak ada perubahan menyeluruh yang berasal dari pengaruh islam. Nama-nama sultan dari kesultanan yang ada di Jawa, tidak menggunakan nama islam, melainkan menggunakan nama dari budaya Jawa. Seperti Sultan Trenggana, Sultan Hadiwijoyo, Susuhunan Mangkunegoro, Hamengkubuwana, dan Pakubuwana.

Di bidang sosial-budaya, datangnya islam menghilangkan sistem kasta yang diajarin sama agama hindu. Selain itu, masyarakat sudah tidak lagi menggunakan kalender saka. Sultan Agung dari Mataram bikin kalender Jawa yang berdasarkan perhitungan peredaran bulan hijriah.

Bahasa yang digunakan sehari-hari pun banyak yang berubah. Ada banyak kosakata Arab yang diserap ke dalam bahasa Melayu dan bahasa Nusantara. Penyebutan hari dalam kalender termasuk salah satu yang terpengaruh kata serapan tersebut. Senin berasal dari kata isnain, selasa dari sulasa, rabu dari rauba’a, Kamis dari khamis, jumat dari jum’at, dan sabtu dari sabt.

Kamu pasti punya teman yang namanya bernuansa Arab kan? Atau kamu adalah salah satu orangnya? Karena pasti ada nama-nama orang Indonesia yang bernuansa Arab, seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Hasan, atau Ibrahim. Nah, nama-nama itu juga bagian dari pengaruh masuknya Islam di zaman kerajaan dulu.

Bidang lain yang kena pengaruh masuk islam adalah kesenian. Kita bisa lihat dari seni bangunan yang ada di negara kita ini. Kaya misalkan makan, masjid dan keraton. Bangunan-bangunan ini nunjukkin akulturasi dari hindhu-budha juga. Bisa kita liat kalau masjid itu atapnya dibuat bertingkat dan jumlahnya selalu ganjil seperti candi.

Selain bangunan, kesenian yang terpengaruh juga adalah seni sastra. Pengaruh dari islam atau arab bisa diliat dari syair yang terdiri dari syair yang terdiri dari 4 baris dalam setiap baitnya. Ada juga yang terpengaruh persia, yaitu hikayat atau kisah yang diangkat dari tokoh-tokoh terkenal yang hidup pada masa itu, seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Panji Semirang, dan Hikayat Bayan Budiman.

Seni rupa juga jadi kesenian yang terpengaruh akulturasi dari datangnya islam ke Nusantara. Pada masa itu, seniman menerapkan teknik “stilasi”. Ini adalah teknik yang dilakukan untuk menyamarkan ukiran makhluk hidup. Hal ini dilakukan karena dalam agama islam tidak diperbolehkan untuk melukis makhluk hidup bernyawa dalam konteks penyembahan berhala. Masuknya Islam ke Jawa juga ngubah bentuk wayang yang aslinya mirip bentuk manusia jadi ga mirip lagi.

Masih ada banyak lagi hal-hal yang terpengaruh oleh datangnya islam ke Nusantara. Semua itu masih kita rasakan sampai sekarang. Seperti contohnya di bidang fashion, kamu pasti familiar dengan sarung, kopiah, baju koko, dan kerudung dong? Semua pakaian itu merupakan bagian dari akulturasi islam yang kita rasakan.

Kamu bisa belajar lebih lengkap lagi soal bukti pengaruh islam yang masih ada hingga kini lewat video belajar di aplikasi Pahamify. Disitu kamu bakal pelajarin ada tradisi apa aja yang berubah dari yang awalnya masih bernuansa hindu-budha dan kini berubah akibat datangnya islam ke Nusantara. Semua bisa dipelajarin dengan seru dan dijamin bikin kamu gampang paham!

Download dan langganan Pahamify sekarang juga buat bisa ngerasain fitur lengkap yang siap bantu kamu ningkatin prestasi belajar!

Penulis: Afif Rizki

Sebentar lagi bulan suci Ramadan akan tiba! Apabila tidak berubah, bulan puasa tahun ini akan jatuh pada tanggal 24 April 2020.

Ramadan adalah salah satu bulan pada kalender hijriyah. Pada bulan ini, umat Islam di seluruh dunia wajib melakukan ibadah puasa selama satu bulan lamanya. Umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari makanan, minuman, serta amarah dan hawa nafsu mulai dari terbitnya fajar (waktu subuh) hingga tenggelamnya matahari (waktu maghrib). Bulan Ramadan dianggap suci karena menurut agama Islam, banyak keberkahan yang akan didapatkan ketika beribadah di bulan ini.

Ramadan memberikan kesan tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Waktu sahur dan berbuka dijadikan momen untuk berkumpul keluarga. Di berbagai daerah, terutama di kompleks pemukiman serta perkampungan, banyak warga yang turun ke jalan untuk menjajakan ta’jil (santapan berbuka puasa) di waktu menjelang berbuka. Di Indonesia sendiri terdapat istilah “ngabuburit” yang merupakan aktivitas menunggu waktu berbuka.

Nuansa Ramadan yang khas di Indonesia ini dapat menandakan bahwa betapa banyaknya penduduk yang beragama Islam.

Seperti yang kita sudah ketahui negara dengan penduduk pemeluk agama Islam paling banyak adalah negara Indonesia. Negara kepulauan ini memiliki warga beragama Islam sebanyak 222 juta jiwa lebih pada tahun 2016. Angka tersebut di atas dari penduduk beragama Islam Pakistan yang berada di posisi ke dua dengan 195 juta jiwa, disusul India dengan jumlah 183 juta jiwa, dan Bangladesh di urutan ke empat dengan 149 juta jiwa.

Keberadaan agama Islam di Indonesia pun memiliki sejarahnya sendiri. Pada zaman dahulu, pedagang-pedagang dunia sering sekali menggunakan samudera untuk dijadikan jalur lalu lintas perdagangan. Berkat letak Indonesia yang strategis, yaitu di antara samudera hindia dan samudera pasifik, banyak pedagang yang sering menyambangi negara ini.

Selain letaknya yang strategis, Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah. Tak heran banyak pedagang mancanegara yang melakukan aktivitas perdagangan di Indonesia.

Teori Masuknya Islam di Indonesia

Islam datang ke Indonesia berkat peran pedagang yang terlebih dahulu memeluk agama Islam. Selain berdagang, mereka juga melakukan penyebaran agama Islam. Terdapat 3 terori yang mampu menjelaskan datangnya Islam di Indonesia.

1. Teori Mekkah

Menurut teori ini, Islam dibawa oleh pedagang yang berasal dari Mekkah di abad 7 masehi. Terdapat tiga bukti yang mendukung teori ini.

Pertama, adanya perkampungan Islam di Barus, Sumatera di tahun 674 masehi. Sesuai namanya, penghasilan utama dari kampung ini adalah kapur barus. Benda ini menjadi kesukaan dari Timur Tengah. Sehingga mengundang pedagang dari sana untuk datang ke Indonesia.

Kedua, ditemukannya makam Islam tertua Indonesia, tepatnya di Gresik, Jawa Tengah. Makam bernama Siti Fatimah binti Maimun tersebut ditulis menggunakan ukiran kaligrafi arab bergaya kufi.

Ketiga, adanya pemakaman Islam di wilayah Majapahit di Trowulan. Diyakini bahwa pada era kerajaan Majapahit sudah banyak orang yang memeluk agama Islam.

2. Teori Persia

Teori ini menyatakan bahwa, selain disebarkan oleh pedagang dari Mekkah, Islam juga disebarkan oleh pedagang yang berasal dari Persia yang kira-kira kini letaknya ada di negara Iran.

Menurut teori ini, Islam dibawa oleh pedagang yang asalnya dari Iran pada abad 11. Terdapat dua hal yang bisa membuktikan teori ini.

Pertama, setiap tanggal 10 Muharram, di Bengkulu dan Sumatera Barat selalu diadakan upacara Tabuik. Upacara ini diadakan untuk mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali. Upacara ini adalah upacara tahunan yang juga dilakukan di Persia.

Kedua, Bukti kedua, adanya kesamaan ajaran sufi yang dianut oleh Syekh Siti Jenar, seorang ulama sufi asal Jepara, dengan sufi Iran beraliran Al-Hallaj.

3. Teori Gujarat

Menurut teori ini, Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang yang berasal dari Gujarat pada abad ke 13 Masehi.

Bukti pertama yang mendukung teori ini adalah bentuk batu nisan Sultan Malik Al-Saleh, sultan dari Kerajaan Samudra Pasai. Batu nisan ini mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat.

Bukti lainnya adalah tulisan dari Marco Polo, pedagang dari Venesia. Tulisan itu menyatakan bahwa Marco Polo pernah mendatangi Perlak, Aceh Timur. Dia menuliskan bahwa di Perlak terdapat Kerajaan Islam Pertama dan sudah banyak penduduk yang beragama Islam.

Kamu bisa belajar lebih lengkap lagi mengenai proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia menggunakan Aplikasi Pahamify. Di situ kamu bisa belajar bagaimana pedagang itu bisa menggunakan media perdagangan untuk menyebarkan Islam dan bagaimana jalur penyebaran agama Islam di Indonesia serta peranan pesantren dalam memperkuat penyebaran agama Islam di negara ini.

Keadaan dunia memang sedang kurang baik. Keharusan kita untuk melakukan physical distancing, membuat kita harus tetap beraktivitas di dalam rumah. Biarpun kamu belum bisa berangkat ke sekolah, aktivitas belajar masih bisa optimal ketika dilakukan di rumah. Apalagi kalau kamu menggunakan aplikasi Pahamify dengan berbagai fitur menarik di dalamnya yang kini bisa kamu akses secara gratis sampai tanggal 31 Mei 2020 ! Download sekarang juga untuk merasakan #BelajarSeruDiRumah!

Penulis: Afif Rizki

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA