Salah satu potensi laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik adalah

Redita Dicky Setiawan, Toto Cimurti, Rahmad Kurniawan, Dadang Hermawan

Energi ombak adalah energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang. Pemanfaatan Energi ombak tersebut untuk menjadi energi listrik dengan menggunakan Pembangkit listrik mikrohidro. Dimana jenis pembangkit listrik Mikrohidro ini berbiaya rendah dan dapat bermanfaat untuk energi listrik masyarakat di tepi pantai dan Nelayan dalam mengolah hasil laut. Maka untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat di daerah pesisir tentang kebutuhan Energi listrik, maka perlu adanya pembangunan sebuah sistem pembangkit listrik mini atau mikrohidro dengan memanfaatkan energi gelombang air laut tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gelombang Laut sebagai pembangkit tenaga listrik menggunakan berbasis Mikrohidro System.

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen.  Alat yang digunakan adalah prototipe gelombang laut dengan model mikrohidro system, variabel dalam penelitian ini adalah tinggi gelombang dengan tujuan untuk memperoleh efisiensi pembangkit listrik.

Hasil penelitian diketahui bahwa semakin tinggi gelombang maka didapatkan voltase dan arus serta efisiensi yang lebih tinggi juga. Dari tinggi gelombang 70 mm didapatkan rata-rata efisiensi  sekitar 0.05 %, tinggi gelombang 100 mm didapatkan rata-rata efisiensi  sekitar 0.12 %, tinggi gelombang 150 mm didapatkan rata-rata efisiensi  sekitar 0.34 %.

Kata kunci: Energi Ombak, Pembangkit Listrik, Mikrohidro System

Abstract view : 9423 times
PDF view : 648 times

DOI: //doi.org/10.31328/jp.v5i2.184

  • There are currently no refbacks.

Page 2

Kebutuhan energi selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan aktifitasnya. Selama tahun 2000-2011, rata-rata konsumsi energi final Indonesia meningkat3% per tahun. Konsumsi energi final terusmeningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,penduduk, dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.Dalam Outlook Energi Indonesia 2013, pertumbuhan rata-ratakebutuhan energi diperkirakan sebesar 4,7% per tahunselama tahun 2011-2030.(BPPT: Outlook Energi Indonesia 2013, 13).

Berbagai sumber energi memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda ditinjau dari ketersediaan dan efek yang ditimbulkan pasca pemanfaatannya.Jika kita menengok kembali teori yang berhubungan dengan energi, seharusnya kita tidak perlu khawatir akan mengalami krisis energi karena pada dasarnya energi tidak pernah habis dan hanya berubah bentuk saja. Bentuk paling sederhana energi adalah energi potensial yang ada pada setiap benda.

Jika semua benda memiliki energi potensial, maka setiap benda memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai sumber energi. Hanya saja, pertimbangan antara biaya pemanfaatan dengan manfaat yang diperoleh menjadi pertimbangan terbesar dalam setiap upaya pemanfaatan sumber daya energi nasional.

Dari berbagai sumber daya energi nasional yang selama ini dimanfaatkan, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu sumber daya energi yang paling sering digunakan karena dianggap ramah lingkungan dan membutuhkan biaya yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan pemanfaatan sumber energi yang lain. Meski begitu, belakangan ini muncul kekhawatiran seiring dengan perubahan kondisi alam yang berpengaruh pada sulitnya memprediksi perubahan iklim dan cuaca yang secara langsung juga mempengaruhi ketersediaan air sebagai sumber energi termanfaatkan.

Airterjun alami dan rekayasa bendungan/waduk sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sepenuhnya tergantung pada ketersediaan air alami maupun sistem pengelolaan air hujan. Ketika perubahan iklim sulit diprediksi lagi, maka hal itu juga mempengaruhi sistem manajemen air yang dilakukan. Keringnya Waduk Gajah Mungkur bisa menjadi satu contoh bagaimana sulitnya mengelola air ketika alam tidak bersahabat lagi.

Laut Sebagai Sumber Energi

Dasar pemikiran bahwa semua benda memiliki energi potensial dan perbandingan biaya dengan manfaat yang diperoleh sebagai pertimbangan utama pemanfaatan sumber energi memaksa kita untuk mencari sumber energi apakah yang paling potensial, paling murah pemanfaatannya, paling rendah dampak lingkungannya, serta paling banyak ketersediaannya untuk bisa dimanfaatkan sebagai penopang sumber energi nasional. Jika kita melihat kondisi Indonesia, untuk menjawab pertanyaan tersebut sesungguhnya tidak terlalu sulit.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki laut yang sangat luas dengan garis pantai yang sangat panjang. Menurut data Badan Informasi Geospasial (BIG), total panjang garis pantai Indonesia mencapai 99.903 Km dan –tentu—tersebar di seluruh pulau yang ada di Indonesia. Jika semua benda menyimpan energi potensial seperti yang disampaikan dalam hukum kekekalan energi, maka sesungguhnya pantai pun menyimpan energi potensial yang tidak kecil.

Pemanfaatan pantai sebagai sumber daya energi terkait langsung dengan keberadaan laut yang mengelilingi seluruh wilayah Indonesia. Disadari bersama bahwa sangat kecil kemungkinan laut akan mengalami kekeringan dan pembekuan. Jika pun hal itu terjadi, dibutuhkan waktu lama dan sebab yang tidak sederhana karena berkaitan dengan segala hal yang berada di muka bumi dan langit. Jika tidak terjadi peristiwa yang bersifat spesifik dan mempengaruhi sistem tata semessta, kemungkinan laut akan tetap ada dan energi yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi manusia.

Rekayasa Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah bagaimana cara untuk memanfaatkan energi potensial laut sebagai sumber energi nasional?

Salah satu teknik pemanfaatan laut sebagai sumber energi dilakukan dengan cara memanfaatkan gelombang dan biasa disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL). Meski sistem kerja PLTGL ramah lingkungan, tetapi ketergantungan pada fluktuasi besar/kecilnya gelombang menjadi masalah dalam menghasilkan energi yang konstan. Konstanitas energi dapat diperoleh jika sumber daya penghasil energi juga relatif konstan.

Salah satu sifat konstan laut bukan pada gelombang yang dimiliki tetapi justru pada volumenya. Volume inilah yang bisa kita manfaatkan juga sebagai pembangkit listrik melalui rekayasa teknologi yang sesungguhnya sudah diterapkan dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Kecil kemungkinan air laut akan mengalami kekeringan menjadikan ketersediaan air sebagai pembangkit listri tidak terlalu tergantung pada iklim. Kita cukup membuat tabung lepas pantai dan memberi lubang untuk mengatur debit air yang akan dimanfaatkan untuk memutar turbin. Dari turbin itulah akan diperoleh energi.

Air yang masuk ke dalam tabung harus dibuang kembali, dan untuk melakukan hal itu bisa memanfaatkan energi yang dihasilkan turbin. Jika perbandingan energi yang dihasilkan untuk memutar turbin sama dengan energi yang dibutuhkan untuk memompa air keluar dari tabung, maka di dalam tabung itu harus dipasang beberapa turbin agar energi yang dihasilkan bisa dimanfaatkan.

Secara sederhana, perhitungan energi dari penerapan metode ini adalah energi yang dihasilkan turbin pertama dimanfaatkan untuk memompa air keluar dari tabung, dan turbin ke dua, ketiga, dan selanjutnya berfungsi sebagai sumber energi listrik yang bisa dimanfaatkan. Jika dilakukan perbandingan antara biaya dan manfaat jangka panjang dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut (PLTAL) ini, jelas terlihat bahwa kecil kemungkinan kita mengalami kekurangan sumber energi nasional karena laut kita yang sangat luas dengan volume air yang luarbiasa banyaknya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

writing contest

Indonesia adalah sebuah negara yang besar ditinjau dari jumlah penduduknya yang menempati posisi empat besar di dunia. Selain itu, sebagai negara yang dilewati garis khatulistiwa, Indonesia menjadi salah satu negara tropis di dunia yang memiliki sumber energi yang melimpah baik yang habis pakai maupun terbarukan atau sumber energi alternatif. Namun, seiring dengan semakin bertambahnya penduduk Indonesia, sumber energi yang dibutuhkan Indonesia akan semakin besar sedangkan Indonesia tidak bisa terus bergantung dengan energi habis pakai. Oleh karena itu, sumber energi alternatif dapat mengambil peranan penting untuk kelangsungan hidup masyarakat Indonesia di masa yang akan datang.

Di Indonesia, banyak sekali sumber energi alternatif yang dapat dimaksimalkan pemanfaatannya, seperti energi surya, energi air, energi angin, energi gelombang air laut dan energi biomassa. Energi surya merupakan salah sumber energi alternatif yang paling mudah didapatkan di Indonesia karena Indonesia merupakan negara tropis. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sumber energi surya di Indonesia sangatlah besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara 112.000 GWp. Namun sayangnya pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi alternatif di Indonesia masih sangat kecil yakni sekitar 10 MWp. Oleh karena itu, pemerintah sedang mengupayakan pengoptimalan manfaat energi surya menjadi energi alternatif yang dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga menyatakan bahwa pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia sudah memiliki basis kebijakan yang kuat. Akan tetapi pemerintah masih harus fokus dalam produksi photovoltaic (PV) yang akan menjadi komponen utama dalam sistem PLTS.

Selain energi surya, energi air juga menjadi potensi energi alternatif untuk masa depan Indonesia. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, energi air menjadi salah satu energi alternatif yang berpotensi menyumbangkan energi cukup besar yakni sekitar 75.000 MW. Potensi sumber energi alternatif ini telah tersebar di beberapa pulau di Indonesia antara lain di Sumatera sebesar 15.600 MV (20,8%), di Jawa sebesar 4.200 (5,6%), di Kalimantan sebesar 21.600 MW (28,8%), di Bali, NTT dan NTB sebesar 620 MW (0,8%), di Maluku sebesar 430 MW (0,6%), dan Papua sebesar 22.350 (29,8%). Sehingga dari total energi alternatif air yang dimanfaatkan bangsa Indonesia sekitar 7,572 MW atau hanya sekitar 10,2% dari total keseluruhan potensi energi alternatif air.

Selain energi surya dan energi air, Indonesia juga memiliki sumber energi alternatif lain seperti energi angin. Pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi alternatif sangatlah mungkin untuk diterapkan di Indonesia. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki pantai sepanjang 800.791,42 km yang menjadi sebuah potensi untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga menyatakan bahwa untuk saat ini Indonesia memiliki potensi sebesar 60,6 Giga Watt (GW) listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Sejauh ini, sudah tercatat lima provinsi yang memiliki potensi besar untuk pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi alternative yakni Nusa Tenggara Timur (10.188 MW), Jawa Timur (7.907 MW), Jawa Barat (7.036 MW), Jawa Tengah (5.213 MW), dan Sulawesi Selatan (4.193 MW). 

Sumber energi alternatif lain yang menjadi potensi sumber energi pada masa yang akan datang adalah energi laut. Meskipun menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pemanfaatan sumber energi laut sebagai energi alternatif ini masih perlu dilakukan pengkajian yang mendalam, tetapi pemanfaatan sumber energi alternatif ini sangat mungkin untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan laut yang luas yang memungkinkan adanya pemanfaatan energi air laut sebagai sumber energi alternatif baru. Energi laut yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi alternatif adalah energi pasang surut, energi gelombang air laut, energi arus laut, dan energi perbedaan suhu lapisan air laut. Menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Indonesia dengan lautan yang luas memiliki potensi termal 2,5 x 1.023 Joule dan efisiensi energi panas laut sebesar tiga persen dapat dihasilkan daya kurang lebih sekitar 240.000 MW.

Selain keempat sumber energi yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia juga memiliki potensi pemanfaatan energi biomassa sebagai sumber energi alternatif baru. Energi biomassa adalah energi yang dihasilkan dari bahan biologis seperti hewan, tanaman, limbah pertanian, limbah hutan yang kemudian diolah menjadi bahan bakar alternatif. Menurut penelitian, potensi sumber energi alternatif biomassa di Indonesia diperkirakan sebanyak 49.810 MW, yang dihasilkan dari tanaman dan limbah. Selain itu dengan melihat kondisi geografis di Indonesia yang memiliki hutan yang luas serta teknologi pertanian yang terus berkembang menambah peluang Indonesia untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi alternatif biomassa. Menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), meskipun pemanfaatan sumber energi alternatif ini belum maksimal, tetapi pemerintah sudah mulai mengambil Langkah dengan mulai mengolah beberapa limbah seperti sampah dan pelet biomassa untuk diolah menjadi energi alternatif biomassa. 

Memanfaatkan sumber energi alternatif yang dimiliki Indonesia merupakan hal yang sangat mungkin untuk dilakukan. Kendati demikian, hal tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Menilik kekayaan sumber energi alternatif Indonesia yang telah disebutkan sebelumnya, hal ini diharapkan dapat memberikan kesempatan besar sekaligus motivasi bagi Indonesia untuk terus mengeksplorasi sumber energi alternatif yang dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat Indonesia di masa yang akan datang.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA