Pengembangan bioteknologi bermacam-macam pengelompokannya berdasarkan warna. Bioteknologi biru (bidang kelautan atau aquatik), bioteknologi hijau (bidang pertanian dan peternakan), bioteknologi putih atau abu-abu (bidang industri atau pengolahan produksi produk), bioteknologi merah (bidang medis atau kesehatan). Kali ini biotektonologi yang akan dibahas mengenai dampak bioteknologi merah atau bioteknologi kesehatan. Show Bioteknologi memang membantu kita dan para medis namun harus dipikirkan dampak jangka panjang dan dampak keterkaitan dengan lingkungan baik unsur lingkungan biotik maupun abiotik juga bidang lain. Berikut dampak bioteknologi dalam bidang kesehatan baik positif maupun negatif. Dampak Positif Bioteknologi Bidang Kesehatan 1. Bioteknologi Sebagai Cikal Bakal Pengembangan Medis Modern Bioteknologi di bidang kesehatan diawali dengan ditemukannya vaksin, zat insulin dan antibiotik yang bentuk nya masih sederhana dan proses produksi yang masih sedikit dan terbatas. Akhirnya seorang ilmuan Louis Pasteur mengembangkan bioreaktor sebagai cikal bakal berbagai macam obat sekarang yang dapat diproduksi massal. Fungsi awal antibiotik, insulin dan vaksin:
2. Membantu Kemajuan Teknologi Pengobatan Saat ini banyak kemajuan teknologi untuk mengembangkan bioteknologi pengobatan dengan cara proses rekayasa genetika, kultur jaringan tubuh, DNA rekombinan, pengembangan sel induk kloning dan lain lain. Perkembangan kemajuan teknologi pengobatan dengan bioteknologi modern:
3. Terciptanya Produk Hormon yang Murah dan Terjangkau Hormon insulin saat ini tidak lagi menggunakan ekstraksi pankreas babi atau lembu menggunakan bioteknologi rekayasa genetika dengan menyisipkan bakteri Escherichia coli dengan gen pembentuk insulin pada manusia. Bakteri ini mampu membentuk insulin yang mirip dengan insulin manusia. Insulin yang dibentuk bakteri ini dapat digunakan mengobati diabetes. Tidak menimbulkan efek negatif didalam tubuh manusia tidak seperti insulin hewani. Baca juga:
4. Terciptanya Sistem Kekebalan yang Melindungi Tubuh dari Infeksi Bakteri dan Menyembuhkan Tumor/Kanker
Dampak Negatif Bioteknologi Bidang Kesehatan
Baca juga:
Uraian di atas menjelaskan mengenai dampak bioteknologi dalam bidang kesehatan. Semoga dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat. Jakarta - Bioteknologi merupakan suatu teknik modern yang memanfaatkan transformasi biologi untuk mengubah benda mentah menjadi produk yang berguna.
Rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Penelitian di bidang pengembangan sel induk yang memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa. Pemanfaatan Bioteknologi dalam Berbagai Bidang:Bioteknologi dalam Bidang Peternakan dan PerikananPenggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan, termasuk: - Teknologi produksi, yaitu embrio transfer dan fertilisasi in vitro. - Rekayasa genetika, seperti genome maps dan identifikasi genetik. - Peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen. - Bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (segala yang berhubungan dengan hewan dan penyakit hewan) Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan dan PengobatanDi Colorado AS, pasangan Jack dan Lisa melakukan program bayi tabung untuk mendapatkan donor sumsum tulang. Putri mereka, Moly menderita fanconi anemia. Fanconi anemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan, penyakit ini akan menyebabkan leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencakokkan sumsum tulang dari saudara sekandung. Tim medis dan penelitipun membuat program bayi tabung melalui teknik "Pra Implantasi genetik diagnosis". Teknik ini akan memudahkan dalam mendeteksi embrio-embrio yang membawa gen fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1 embrio yang terbebas dari gen fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan. Setelah bayi tabung ini lahir, diambil sampel darah dari umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan plasenta) untuk ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk memproduksi darah. Selain menjadi terobosan bagi ilmu pengetahuan, bioteknologi juga dapat menyelamatkan manusia dari penyakit yang diderita. Bioteknologi adalah ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang. Simak Video "Zelenskiy Bantah Tuduhan Rusia tentang Program Senjata Biologi" (lus/lus)
Alberts, B., Bray, D., Hopkin, K., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2014). Essential Cell Biology (M. Morales (ed.); Fourth Edi). Garland Science. Amin, M. (2010). IMPLEMENTASI HASIL-HASIL PENELITIAN BIDANG BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010, 12–18. Balogh, P., & Engelmann, P. (2011). Transdifferentiation and regenerative medicine. In P. Balogh, E. Peter, & R. Bognar (Eds.), University of Pecs. University of Pecs. http://www.tankonyvtar.hu/en/tartalom/tamop425/0011_1A_Transzdifferenciation_en_book/ch01s06.html Cooper GM, & Hausman, R. (2013). The Cell - A Molecular Approach. Sixth Edition. Sinauer Associates, Inc. Freitas, A. C., Rodrigues, D., Rocha-Santos, T. A. P., Gomes, A. M. P., & Duarte, A. C. (2012). Marine biotechnology advances towards applications in new functional foods. Biotechnology Advances, 30(6), 1506–1515. https://doi.org/10.1016/j.biotechadv.2012.03.006 Halim, D. (2010). Stem Cell – Dasar Teori & Aplikasi Klinis. Penerbit Erlangga. Issoegianti, R., Rahman, A., & Rohmah, Z. (2012). Konsep Dasar Sel. In Biologi Sel (pp. 1–50). Universitas Terbuka. Khan, F. A. (2014). Biotechnology in Medical Sciences. CRC Press. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Mader, S. S., Baldwin, A., Roush, R., Songer, S., & Thompson, M. (2014). Biology (M. Hackett (ed.); Tenth Edit). Mc Graw Hill. Ratnakomala, S., Apriliana, P., Fahrurrozi, Lisdiyanti, P., & Wien, K. (2016). AKTIVITAS ANTIBAKTERI AKTINOMISETES LAUT DARI PULAU ENGGANO. Berita Biologi, 15(3), 275–283. Sobhani, A., Khaniarkhani, N., Baazm, M., Mohammadzadeh, F., Najafi, A., Mehdinejadiani, S., & Aval, F. (2017). Multipotent Stem Cell and Current Application. Acta Medica Iranica, 55(1), 6–23. Sutarno, S. (2016). REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN. Proceeding Biology Education Conference, 13(1), 23–27. Vijayakumar, R., Vaijayanthi, G., Panneerselvam, A., & Thajuddin, N. (2015). Actinobacteria: A predominant source of antimicrobial compounds. In D. Dhanasekaran, N. Thajuddin, & A. Panneerselvam (Eds.), Antimicrobials: Synthetic and Natural Compounds (Issue February, pp. 117–141). CRC Press. https://doi.org/10.1201/b19224 Zakrzewski, W., Dobrzyński, M., Szymonowicz, M., & Rybak, Z. (2019). Stem cells: past, present, and future. Stem Cell Research & Therapy, 10(68), 1–22. https://doi.org/10.1186/s13287-019-1165-5 Page 2
|