Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta artinya apa?

Ilustrasi makna sabbe satta bhavantu sukhitatta. Foto. dok. DianaHirsch di Unsplash

Kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta dikenal sebagai kalimat khusus yang cukup familiar khususnya di kalangan umat Buddha. Untuk memahami makna yang dikandung dalam kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta, mari kita simak pemaparan lengkap mengenai pengertian sabbe satta bhavantu sukhitatta dalam artikel berikut ini.

Pengertian Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta dan Makna yang Dikandungnya

Agama Buddha merupakan salah satu agama yang memiliki pengikut cukup banyak di Indonesia. Sama seperti agama lainnya, dalam ajaran Buddha, setiap umatnya diajarkan pada kebaikan. Hal ini dapat kita ketahui dari salah satu istilah yang banyak digunakan oleh umat Buddha, yaitu sabbe satta bhavantu sukhitatta.

Kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta dalam ajaran Buddha bermakna semoga semua makhluk berbahagia. Hal ini menunjukkan bahwa dalam ajaran Buddha setiap umat manusia berhak atas kebaikan yang bersifat universal.

Lebih rinci, pemaparan mengenai pengertian kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta dijelaskan dalam buku berjudul Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi yang ditulis oleh Djohan Effendi (2009: 620) yang memaparkan bahwa kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta berarti semoga semua makhluk berbahagia.

Ilustrasi istilah sabbe satta bhavantu sukhitatta dalam kepercayaan Buddha. Foto. dok. Olaf di Unsplash

Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta bermakna kita tidak hanya mendoakan agar hanya diri kita atau keluarga kita saja yang berbahagia tapi juga memasukan dalam doa agar orang lain, bahkan makhluk hidup lainnya juga berbahagia. Umumnya umat Buddha mengucapkan sabbe satta bhavantu sukhitatta dalam setiap akan mengakhiri rangkaian doa.

Kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimulai dengan beramal kebaikan secara rutin kepada segala makhluk di sekitar kita, baik itu kerabat, sahabat, atau bahkan tumbuhan dan hewan. Kita juga dapat membantu tetangga atau kerabat kita yang sedang kesulitan sebagai perwujudan penerapan kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta.

Ilustrasi penerapan makna sabbe satta bhavantu sukhitatta dalam ajaran Buddha. Foto. dok. Jose Luis Shanchez Pereyra di Unsplash

Tak hanya itu, kita juga dapat menerapkan nilai yang dikandung dalam kalimat sabbe satta bhavantu sukhitatta dengan tidak berbuat kejahatan dan segala sesuatu perbuatan tercela. Sebisa mungkin kita tidak melakukan tindakan-tindakan tidak bermanfaat atau bahkan cenderung merugikan jika kita tidak bisa membantu pada sekitar kita.

Pemaparan lengkap mengenai makna yang dikandung sabbe satta bhavantu sukhitatta dan juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jadikan panduan dan pengingat agar kita selalu berbuat baik dengan orang-orang di sekitar kita. (DAP)

PORTAL PURWOKERTO - Arti Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta merupakan sebuah doa yang indah.

Pada perayaan Hari Raya Waisak 2566 BE pada tahun 2022 akhirnya ucapan yang berupa doa ini kembali mengudara.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta memiliki arti semoga semua makhluk berbahagia. Kata-kata ini banyak diucapkan setiap kali umat Buddha selesai berdoa.

Kata Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta tercantum dalam satu bagian Sutta Pitaka yaitu di Karaniyametta Sutta. 

Baca Juga: 20 Ucapan Hari Waisak 2022 Termasuk Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta yang Mendoakan Semua Makhluk

Sutta Piṭaka sendiri berisikan lebih dari 10.000 sutta berisikan khotbah, dialog dan tanya jawab Buddha Gautama dengan para muridnya, petapa lain,  maupun orang lain.

Sutta Piṭaka adalah salah satu bagian dari Tripitaka, kitab suci agama Buddha. Bagian lainnya adalah Vinaya Pitaka dan Abhidhamma Pitaka.

Salah satu ajaran Buddha adalah mengajarkan kebaikan dalam ajaran yang universal. Kalimat Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta bukan hanya mendoakan sesama umat Buddha.

"Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta"

Kalimat ini cukup familiar di kalangan Umat Buddha, selalu diucapkan di berbagai kesempatan, khususnya pada saat mengakhiri meditasi maupun mengkahiri khotbah Dhamma.

Memiliki makna "Semoga Seluruh Mahluk Hidup Berbahagia," kalimat ini seolah-olah sudah menjadi mantranya umat Buddha. Namun banyak yang tidak mengetahui, dari sekitar 10.000 Sutta Pitaka, kalimat ini hanya ditemukan pada satu sutta saja, yaitu Karaniyametta Sutta, beserta kitab komentarnya.

Jika memang demikian adanya, mengapa kalimat ini menjadi sangat penting? Mari kita mulai dengan membahas arti dari kalimat ini sendiri.

Baca juga : Buddha dalam Lingkaran Multilingualism

Kalimat "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta" diterjemahkan sebagai "Semoga semua makhluk hidup berbahagia." Kalau dianalisis kata per katanya menjadi seperti berikut:

Sabbe: Semua

Satta: Makhluk

Bhavantu: Semoga menjadi

Sukhitatta: Bahagia dalam diri

Semua mahluk pada sutta ini, tidak terbatas pada manusia saja, tetapi juga binatang dan semua mahluk hidup. Baik yang tampak maupun tidak, terlahir maupun belum terlahir, kasar maupun halus, yang goyah dan kokoh, yang ada maupun tiada yang mengacu kepada obyek yang luas.

Nah, setiap ajaran agama pasti mengajari cinta kasih kepada sesama umat manusia, namun nampak bahwa ajaran cinta kasih dari agama Buddha memiliki jangkauan yang lebih luas. 

Salah atau benar, kita kembalikan kepada individu masing-masing, yang pasti, jelas adanya bahwa kalimat ini sungguh sangat berarti bagi penganut agama Buddha.

Baca juga : Agama Buddha Setelah Kematian Buddha Gautama

Untuk menjelaskan hal ini, penulis akan memberikan sedikit cerita sederhana yang diharapkan dapat memudahkan pemahaman terhadap cinta kasih kepada sesama mahluk hidup.

Suatu saat, seorang tamu sedang berkunjung ke sebuah vihara. Di ruang tamu, ada seorang Bhikkhu dengan beberapa umat lainnya. Di ruang tersebut, terdapat banyak semut.

Bhikkhu itu kemudian meminta agar semut-semut tersebut disapu agar sang tamu merasa nyaman dan juga agar tamu tersebut tidak membunuh semut-semut tersebut.

Para umat mulai mengikuti permintaan sang Bhikkhu dengan menyapu semut. Menyapu semut yang berkeliaran tidaklah mudah, memerlukan beberapa saat agar benar-benar bersih.

Merasa kasihan dan juga sedikit terganggu, sang tamu pun berkata "Bunuh saja semutnya, biar kita semua tidak susah."

Sang tamu yang memahami sedikit pemahaman mengenai mencintai kehidupan pun kemudian berpendapat bahwa semut itu menganggu ketentraman, kebersihan, dan juga kenyamanan hidup. Dengan demikian, maka membunuh semut juga sama dengan mencintai kehidupan.

Sang Bhikkhu yang mendengar ucapan tamu, kemudian ikut nimbrung. "Anda boleh mencintai kehidupan anda, namun apakah dengan mencintai kehidupan sendiri, anda harus membunuh mahluk lain?"

"Dengan tidak membunuh makhluk lain, sesungguhnya Anda bisa mencintai kehidupan anda, seperti makhluk-makhluk itu yang juga mencintai kehidupannya sendiri. Anda juga tidak ingin dibunuh, ketika mahluk lain menganggap anda berbahaya. Apakah hal itu yang Anda inginkan?"

  1. 1
  2. 2
  3. 3


Lihat Humaniora Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA