Rumah adat Lamin terletak di mana?

TRIBUNNEWSWIKI.COM Rumah Lamin merupakan rumah adat Kalimantan Timur yang menjadi identitas Suku Dayak Kalimantan Timur.

Rumah Lamin ditetapkan sebagai rumah tradisional oleh pemerintah pada 1967.

Rumah Lamin memiliki ukuran yang besar dan luas menjadikan rumah lamin bisa ditempati banyak orang.

Panjang Rumah Lamin mencapai 300 meter, lebar 15 meter dan tinggi 3 meter, rumah adat ini mampu menampung sedikitnya 100 orang atau sekitar 25-30 kepala keluarga.

Rumah Lamin merupakan rumah panggung yang banyak dihuni oleh keluarga suku Dayak Kalimantan Timur terutama suku Dayak dari etnis Benuaq.

Suku Dayak hidup berkelompok dalam satu rumah hal ini menandakan mereka memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi. (1)

  • Nilai Filosofis Rumah Lamin


Rumah Lamin sebagaimana dengan rumah adat lainnya juga memiliki nilai filosofis tersendiri.

Nilai-nilai Filosofis rumah Lamin terlatak pada setiap bagian-bagian rumah Lamin.

Ukiran khas pada bagian dinding, pagar, tangga, dan bagian rumah lainnya memiliki nilai filosofis tuah sebagai penolak bala.

Ukuran Rumah Lamin yang besar juga memiliki nilai filosofis tersendiri.

Menurut masyarakat Dayak, bangunan yang besar menunjukkan masyarakat Dayak sebagai masyarakat yang hidup secara bersamaan dan senantiasa bergotong-royong.

Dalam pembangunan rumah Lamin, masyarakat Dayak khususnya Benuaq menganut pada kepercayaan filosofi Lati Tana sebagai kawasan tempat tinggal yang meliputi:

  • Lou (Lamin): rumah panjang sebagai pusat kegiatan masyarakat dan ditempati sekelompok masyarakat.
  • Belay Jaykung: rumah tunggal disekitar rumah Lamin sebagai dapur dan tempat menyimpan bahan makanan.
  • Lubakng: kuburan para leluhur dan seluruh anggota masyarat.
  • Umaq: kawasan perladangan
  • Simpunkg : kawasan untuk keperluan khusus
  • Kebotn dukuh: kawasan untuk perkebunan
  • Sophan : tempat yang dianggap keramat (2)
  • Karakteristik Arsitektur Rumah Lamin


Rumah Lamin memiliki ukuran yang besar berbentuk persegi panjang dan atapnya berbentuk seperti pelana.

Tinggi Rumah Lamin sekitar tiga meter dari tanah, lebar kurang lebih 15-25 meter dan panjang sekitar 200-300 meter.

Rumah Lamin memiliki beberapa tiang penyangga untuk menopang rumah.

Tiang penyangga pada rumah Lamin dibagi kedalam dua kategori, yaitu tiang penyangga inti dan tiang penyangga lainnya.

Tiang penyangga inti untuk menyangga atap rumah sedangkan tiang penyangga lainnya untuk menopang lantai rumah.

Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah Lamin adalah kayu ulin yang dikenal kuat serta jika terkena air akan menjadikan kayu semakin kuat.

Pintu masuk pada rumah Lamin dihubungkan dengan beberapa tangga sebagai jalan masuk ke dalam rumah.

Terdapat patung atau totem pada halamn rumah Lamin dan pada bagian ujung atap rumah Lamin dihiasi dengan kepala Naga yang terbuat dari kayu. (3)

Ruangan di dalam rumah Lamin dibagi menjadi tiga ruangan, yaitu ruang tamu, kamar tidur yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan dapur.

Bagian bawah rumah atau kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk menyimpan padi ataupun untuk menjadi kandang hewan peliharaan.

Rumah Lamin memiliki ciri khas yang mencolok yaitu mulai dari warna rumah yang kontras seperti merah, kuning, biru, putih, dan hitam.

Setiap warna yang digunakan untuk rumah Lamin memiliki makna yang berbeda-beda.

Ciri khas lain dari rumah Lamin adalah adanya ukiran atau ornamen berupa gambar makhluk hidup, seperti hewan, wajah manusia, tumbuhan yang memiliki makna tersendiri.

Menurut kepercayaan masyarakat Suku Dayak Kenyahk, ukiran-ukiran tersebut bisa menjaga anggota keluarga yang menempati rumah dari gangguan ilmu hitam. (4)

(TRIBUNNEWSWIKI/Ami Heppy)