Raja kutai yang pernah menadakan upacara pemberian hadiah 2000 ekor sapi kepada para brahmana yaitu

BALIKPAPAN, tribunkaltim.co.id - Kerajaan Kutai yang berdiri pada abad keempat masehi dan merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia, pada masanya adalah kerajaan yang kaya raya.

Ini dibuktikan dari temuan prasasti atau yupa di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara. Di prasasti itu diceritakan tentang upacara pengorbanan dimana raja Mulawarman, Raja Kutai, yang begitu dermawan. Mulawarman disebut menyumbangkan 20.000 ekor sapi kepada brahmana.

"Tapi sapi itu dianggap suci bagi orang hindu jadi mungkin tidak disembelih seperti arti pengorbanan (hari raya kurban) dalam dunia islam,  kata Daud Aris Tanudirjo, arkeolog UGM.
Bisa menyumbang sapi dalam jumlah sebanyak itu tentulah hanya bisa dilakukan oleh orang kaya raya. Maka Raja Kutai pada zaman itu adalah raja yang kaya raya.

Kini di zaman modern, Kutai juga dikenal sebagai kabupaten terkaya di Indonesia. Hal itu dilihat dari besaran dana APBD-nya sejak otonomi daerah bergulir 12 tahun lalu. Tahun 2013 ini, APBD Kukar mencapai Rp 7,5 triliun.(*)

Sumber: Tribun Kaltim

Lihat Foto

artstation

Kerajaan Kutai

KOMPAS.com - Kerajaan Kutai Martapura adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang didirikan sekitar abad ke-4.

Letak kerajaan ini berada di daerah Muara Kaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Keberadaan Kutai diketahui berdasarkan sumber sejarah yang ditemukan, yaitu berupa tujuh Prasasti Yupa yang ditulis dengan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta.

Dalam Prasasti Yupa, disebut nama Raja Kudungga yang pertama menduduki takhta Kerajaan Kutai.

Disebut pula bahwa Kudungga memiliki seorang putra bernama Asmawarman yang menjadi raja kedua Kutai.

Asmawarman memiliki tiga orang putra, salah satunya bernama Mulawarman, yang akhirnya menjadi raja dan berhasil membawa Kerajaan Kutai menuju masa kejayaan.

Baca juga: Kerajaan Kutai: Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Dari Prasasti Yupa, dapat diketahui bahwa Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.

Mulawarman disebut-sebut sebagai raja yang memiliki budi pekerti baik, kuat, dan pernah mengadakan upacara persembahan 20.000 ekor lembu untuk kaum Brahmana yang bertempat di Waprakecvara.

Waprakecvara adalah tempat suci (keramat) yang merupakan sinkretisme antara kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Indonesia.

Sebagai keturunan Aswawarman, Mulawarman juga melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria.

Pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara penghinduan ini dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.

Hal ini membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, karena Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat sehari-hari.

Selain itu, di bawah kekuasaan Raja Mulawarman kehidupan ekonomi kerajaan mengalami perkembangan pesat dari sektor pertanian dan perdagangan karena letaknya sangat strategis.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Kutai

  • Maharaja Kudungga
  • Maharaja Asmawarman
  • Maharaja Mulawarman
  • Maharaja Sri Aswawarman
  • Maharaja Marawijaya Warman
  • Maharaja Gajayana Warman
  • Maharaja Tungga Warman
  • Maharaja Jayanaga Warman
  • Maharaja Nalasinga Warman
  • Maharaja Nala Parana Tungga
  • Maharaja Gadingga Warman Dewa
  • Maharaja Indra Warman Dewa
  • Maharaja Sangga Warman Dewa
  • Maharaja Singa Wargala Warman Dewa
  • Maharaja Candrawarman
  • Maharaja Prabu Mula Tungga Dewa
  • Maharaja Nala Indra Dewa
  • Maharaja Indra Mulya Warman Dewa
  • Maharaja Sri Langka Dewa
  • Maharaja Guna Parana Dewa
  • Maharaja Wijaya Warman
  • Maharaja Indra Mulya
  • Maharaja Sri Aji Dewa
  • Maharaja Mulia Putera
  • Maharaja Nala Pandita
  • Maharaja Indra Paruta Dewa
  • Maharaja Dharma Setia

Baca juga: Prasasti Yupa: Fungsi dan Isinya

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Keadaan Kerajaan Kutai setelah Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas.

Kerajaan Kutai Martapura kemudian runtuh setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk Islam.

Pada 1635, raja terakhir Kerajaan Kutai Maharaja Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.

Sejak saat itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Peninggalan terpenting Kerajaan Kutai adalah keberadaan 7 buah yupa yang dibuat sekitar tahun 350-400 masehi.

Semua prasastinya ditulis menggunakan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta.

Adapun isi ketujuh prasasti Kerajaan Kutai antara lain sebagai berikut.

Berisi silsilah

Kudungga berputra Aswawarman yang seperti dewa matahari (ancuman) menumbuhkan keluarga.

Aswawarman berputra tiga, salah satunya Mulawarman, raja yang baik, kuat, dan kuasa.

Sang Mulawarman telah mengadakan selamatan, mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para Brahmana.

Tempat sedekah

Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada Brahmana di tempat tanah yang sangat suci (Waprakecvara).

Macam-macam aspek kebudayaan

Dari Prasasti Yupa dapat diketahui tentang keberadaan Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan, antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Referensi:

  • Srinansy dan Harry Rachadian. (2010). Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Bandung: Multi Kreasi Satu Delapan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Makna dari peristiwa penyerahan 20.000 ekor sapi yang dilakukan Raja Mulawarman kepada brahmana adalah sebagai wujud syukur Raja Mulawarman atas kemakmuran hidup yang dirasakan Kerajaan Kutai. Berdasarkan Prasasti Yupa, para sejarawan menyimpulkan bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang stabil secara ekonomi. Kehidupan raja dan dan rakyatnya tergolong makmur dan sejahtera. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C

Raja Kutai yang tercatat memberikan sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana adalah Mulawarman. Keterangan itu berdasarkan salah satu yupa di Kutai. Isinya sebagai berikut:

“Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang sangat suci (bernama) Waprakeswara.”

Waprakeswara berarti tanah lapangan luas yang sangat suci untuk pemujaan, yang berkaitan dengan agama Hindu aliran Siwa.

tolong di bantu kk trmkshjangan asal ya,,​

tolong di bantu kak trmkshjangan asal ya kk​

tanggal 9 Agustus 1945 Soekarno Moh Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat pergi ke Dalat Saigon untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi Panglima Besar tent … ara Jepang di Asia Tenggara Panglima tersebut menyampaikan informasi kepada pemerintah Indonesia bahwa Jepang akan menghadiahkan kemerdekaan Tulislah informasi penting teks diatas pada peta pikiran berikut dari kalimat apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan, dan dimana ​

Salah satu cara negara anggota ASEAN untuk mengatasi Covid 19 adalah ..... a. melakukan lockdown di setiap negara b. bekerja sama menjaga perbatasan … untuk mencegah penyebaran virus c. melakukan pembelian obat dari Tiongkok d. memberikan bantuan pengurangan visa kunjungantolong di bantu kak trmksh​

perubahan sosial sesuda dan manfaat diciptakan komputer​

perubahan sosial sebelum diciptakan komputer​

potensi alam yang dapat dijual oleh daerah peternakan ke daerah perkebunan adalah A. karet B. batubara C. telur D. rumput lautjawab yg benar ya jangan … asal asalan oke ​

media komunikasi yang digunakan oleh sebagian besar negara Asean ​

pemenuhan kebutuhan pangan di setiap wilayah Indonesia merupakan pengaruh adanya plis dijawab jangan asal asalan ya​

pantun tema keberagaman budaya di Indonesia​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA