Pt indo bharat rayon produksi apa

SISTEM INFORMASI REKAM JEJAK PROSES PRODUKSI SERAT RAYON DI PT. INDO-BHARAT RAYON Sari PT. Indo-Bharat Rayon merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan serat rayon yang berproduksi secara kontinu. Pengendalian kualitas meliputi pengujian bahan baku, produk setengah jadi, dan produk akhir yang dilakukan oleh seorang analis. Pencatatan kegiatan proses produksi dilakukan dalam logbook proses oleh operator. Namun, ketika terjadi kecacatan pada produk akhir pihak perusahaan mengalami kesulitan dalam melakukan identifikasi kesalahan yang terjadi. Sistem Informasi Rekam Jejak Proses Produksi merupakan suatu alternatif untuk menunjang sistem pengendalian kualitasdalam melakukan perbaikan di stasiun kerja.Mengintegrasikan hasil pengujian produk dengan logbook proses dapat membantu dalam mengidentifikasi kesalahan yang terjadi disetiap stasiun kerja.Pada akhirnya dengan adanya Sistem Rekam Jejak Proses Produksi tersebut dapat menunjang kegiatan proses pengendalian kualitas,sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan pada stasiun kerja secara cepat dan efektif.

Kata Kunci: Sistem Informasi,Pengendalian Kualitas.

ABSTRACT

PT. Indo-Bharat Rayon is one of the manufacturing company that produce rayon fibers with continuous processes. Quality control includes of raw materials analysis, work in process, and final products by an analyst.The recording of production activities is carried out in the process logbook by an operator. However, when a defect occurs in the final product, the company has difficulty to identify the source of the defect.The Information System of The Production Process Track Record is an alternative support system for quality control in work stations.Integrating the result of the product analysis with process logbook, so that the system can identifyan uncontrolled parameter that occur in every work station.The Production Processes Record and Trace System can support the activities of quality control system, so that the company can improve the work station immediately and effectively.

Keywords: InformationSystems, QualityControl.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indo Bharat Rayon menambah lini produksi ketujuh dengan kapasitas produksi viscose staple fiber yang mencapai 180 ton per hari dan membuat kapasitas per tahun mencapai 210.000 ton.

Mukul Agrawal, Presiden Direktur PT Indo Bharat Rayon, mengatakan pihaknya menanamkan modal sebesar US$60 juta untuk ekspansi di pabrik yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, tersebut. Adapun secara grup keseluruhan grup Birla, total investasi di Indonesia hingga kini mencapai US$1 miliar, dengan porsi 30% untuk Indo Bharat Rayon.

“Dengan penambahan ini, kapasitas produksinya mencapai 578 ton per hari. Line yang baru sudah mulai produksi, tapi belum penuh. Rencananya bulan ini siap semuanya,” ujarnya saat mengunjungi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Selasa (29/9/2015).

Dia mengatakan bahwa selain pabrik serat ini, Grup Birla juga memiliki empat perusahaan lain yang berada di sektor antara dan hilir di industri tekstil. Adapun serat yang diproduksi Indo Bharat Rayon 70% akan diserap oleh sister company, PT Elegant Textile Industry, yang memproduksi rayon dan polyester dengan kapasitas 170.400 gulung per tahun.

Dirjen Industri Kimia, Testil, dan Aneka Kemenperin Harjanto mengatakan bahwa secara khusus Indo Bharat Rayon meminta perlindungan atas masuknya produk murah dari China yang bersifat unfair trading.

“Banyak hal yang sifatnya unfair trading. Sesuai bahasan tadi, bahwa ini memang ada ekstensi soal dumping duties-nya. Jadi ya akan kami dukung,” katanya.

Selain itu, menurut Harjanto, Indo Bharat Rayon juga melaporkan terkait adanya additional duties dalam proses ekspor dari negara-negara lain seperti Turki dan Brazil. Dia mengatakan bahwa untuk menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah memerlukan rincian laporan dari pelaku usaha agar bisa ditangani sesuai ketentuan World Trade Organization yang berlaku.

“Artinya kalau mereka membuat barrier yang kita sebut dengan unnecessary barrier to trade, akan kita pertanyakan. Itu tahap awal. Setelah itu akan disampaikan juga dengan Dirjen yang menangani, khususnya di bidang kerja sama internasional,” jelasnya.

Sepanjang semester I/2015, produksi serat sintetis memang mengalami penurunan hingga 50% akibat kelebihan pasokan global yang berpengaruh ke pasar lokal dengan masuknya produk impor dengan harga lebih murah dan juga mengganggu ekspor. Kalangan pengusaha sendiri memprediksi kondisi ini akan berlanjut hingga 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

serat sintetis

Editor : M. Syahran W. Lubis

Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam