Proses pengadaan dan persiapan bahan serta peralatan Kemudian menentukan langkah langkah pada proses pengawetan dan pengemasan disebut?

D. Cara Merancang Pengawetan Bahan 4. Pembuatan Produk Pengawetan dari Bahan Nabati dan Hewani Nabati dan Hewani Pembuatan produk pengawetan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Lakukan setiap tahapan proses dengan hati-hati dan teliti. Kesalahan pada salah satu tahapan akan memengaruhi kualitas dari produk akhir. Lakukan 1. Mencari Ide pula evaluasi pada setiap produk yang dihasilkan untuk memastikan kualitas Ide tidak datang begitu saja, kita harus melakukan beberapa riset atau peneli- produk. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan proses pengawetan tian terkait dengan ketersediaan bahan dan alat serta peluang pasar dari berikutnya. Ingatlah selalu untuk memperhatikan keselamatan kerja dan produk hasil pengawetan bahan nabati dan hewani. Ide perancangan kebersihan agar menghasilkan produk pengolahan yang higienis. pengawetan bahan nabati dan hewani yang dilakukan dapat berupa modikasi atau penyempurnaan dari proses pengawetan yang sudah dilakukan di daerah setempat, atau berupa proses pengawetan yang belum pernah dilakukan di daerah tersebut. E. Pengemasan dan Perawatan Produk Hasil Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Rancangan modikasi atau penyempurnaan dari proses pengawetan yang sudah dilakukan di daerah setempat, dapat diawali dengan pengamatan terha- dap pengolahan bahan pangan nabati dan hewani khas daerah. Lakukan Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pengolahan pengawetan bahan nabati atau hewani sesuai dengan pangan sebelum dipasarkan. Pengemasan seringkali menjadi salah satu faktor pengamatan yang telah kamu lakukan. Perhatikan kelemahan atau peluang penentu kesuksesan suatu produk olahan di pasar. Oleh karena itu, peran teknis, modikasi dari proses pengawetan yang ada, hingga muncul ide penyempur- naan dan modikasi yang dapat dilakukan. Ide pembuatan produk pengawetan ekonomis, dan juga sosial dari pengemasan harus dipahami dengan baik. Fungsi-fungsi ini tentu saja harus didukung oleh adanya pelabelan yang baik. juga dapat diperoleh dengan mengamati potensi bahan baku yang ada di Pelabelan yang baik dapat meningkatkan posisi produk di pasar dan dapat berkon- daerah setempat, ketersediaan alat serta peluang pasar. tribusi dalam mendukung kesuksesan produk. Satu hal penting yang harus diingat adalah pelabelan harus jujur dan informatif. Pelabelan harus mengikuti Peraturan 2. Percobaan Pemerintah No. 69 Tahun 2000 tentang Pelabelan dan Iklan Pangan. Pada pengolahan pengawetan, perencanaan produksi tidak dapat dilakukan Kemasan yang baik tentunya harus dapat memenuhi keinginan konsumen. sebelum didapat resep atau rumusan yang tepat dan baku untuk teknik pengo- Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memenuhi harapan konsumen lahannya. Lakukan beberapa percobaan modikasi terhadap proses pengolah- adalah sebagai berikut. an produk pengawetan yang sudah ada, atau percobaan untuk memperoleh 1) Kemasan harus dapat melindungi isi dengan baik, mudah dibuka dan mudah resep baru pengawetan. Catat dengan teliti setiap proses yang dilakukan. Laku- ditutup serta mudah dibawa. kan percobaan hingga ditemukan proses dan teknik yang tepat. 2) Bentuk dan ukuran menarik serta sesuai kebutuhan. Pengolahan 3) Labeling harus jelas dan komplit. 3. Perencanaan Produksi 4) Bahan kemasan harus ramah lingkungan. Pengolahan Rancangan proses pengawetan yang akan dilakukan dimulai dengan pengadaan dan persiapan bahan serta peralatan, langkah-langkah pada proses pengawetan hingga pengemasan. Buatlah perancangan secara mendetail meli- puti waktu, sarana dan proses yang harus dilakukan. Gambar 4.7 Proses pengemasan produk pangan 170 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

tirto.id - Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan yang bertujuan agar makanan memiliki daya simpan yang lama. Berdasarkan bahannya, makanan awet sendiri bisa dibedakan menjadi makanan awet nabati dan hewani.

Produk makanan awetan adalah produk makanan dan minuman yang sudah mengalami proses pengolahan sehingga mempunyai keawetan yang lebih tinggi.

Pengawetan makanan bertujuan untuk meningkatkan daya tahan baik keadaan fisik maupun unsur kimia didalamnya sehingga bertahan lebih lama.

Untuk mengawetkan makanan biasanya dilakukan melalui serangkaian proses pengawetan. Makanan yang diawetkan tidak selalu berarti makanan tersebut menggunakan bahan pengawet.

Karena, banyak cara dan proses yang dapat dilakukan untuk mengawetkan makanan tanpa harus membubuhkan bahan pengawet ke dalam makanan.

Salah satu cara pengawetan makanan yang dapat dilakukan adalah pengolahan dan pengemasan yang baik yang dapat memperpanjang umur dan daya simpan makanan.

Makanan Awetan dari Bahan Nabati

Mengutip Modul Pembelajaran SMA Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X (2020), bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia; mulai dari akar, batang, dahan, daun, bunga, buah, dan biji.

Cara pengolahan makanan awetan dari bahan nabati pada umumnya cukup sederhana dengan menggunakan metode dan alat yang sederhana pula.

Bahan baku yang digunakan diharapkan juga adalah bahan baku lokal yang mudah didapatkan di lingkungan sekitarnya.

Contoh makanan awetan dari bahan nabati adalah aneka selai buah, aneka kripik buah maupun sayur, manisan buah, acar, dan lain-lain.

A. Karakteristik bahan nabati

Berikut ini adalah karakteristik makanan bahan nabati:

  1. Umumnya memiliki daya awet yang tinggi
  2. Cenderung tahan terhadap tekanan dan tidak gampang rusak
  3. Meski sifat bahan spesifik, namun masih dapat dicari sifat umumnya
  4. Selain sumber protein dan lemak, bahan nabati banyak juga yang berperan sebagai sumber karbohidrat, mineral, dan vitamin

Makanan Awetan dari Bahan Hewani

Bahan pangan hewani umumnya dibagi menjadi dua, yaitu hewan darat dan hewan air. Hewan air yang dijadikan sebagai bahan makanan khas daerah contohnya adalah ikan, udang, cumi, teripang.

Sementara itu, kelompok hewan darat terdiri dari kelompok ternak besar (sapi, kerbau, kambing) dan kelompok ternak kecil (ayam, bebek, burung, angsa). Contoh makanan awetan dari bahan hewani adalah ikan asin

A. Karakteristik bahan hewani

Berikut ini adalah karakteristik makanan bahan hewani:

  1. Umumnya mudah rusak (daya awetnya rendah)
  2. Umumnya bersifat lunak, tidak tahan tekanan, dan hantaman
  3. Sifat setiap bahan sangat spesifik dan sangat sulit digeneralisasi
  4. Umumnya merupakan sumber protein dan lemak

Cara Membuat Minuman Awetan Lidah Buaya

Lidah buaya sudah sejak dulu terkenal memiliki khasiat yang baik untuk tubuh. Minuman lidah buaya sangat baik untuk kesehatan, mempunyai kalori yang sangat rendah (4 kal/100 g gel) sehingga sangat sesuai untuk program diet.

Lidah buaya juga bisa digunakan sebagai bahan baku untuk minuman dalam kemasan. Minuman awetan lidah buaya merupakan salah satu contoh dari makanan awet bahan nabati.

Berikut bahan dan cara membuatnya dilansir dari Buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X (2017).

A. Bahan

  1. Lidah buaya segar
  2. Gula
  3. Asam sitrat dan penguat rasa (falvor)
B. Alat pengemasan

  1. Cup
  2. Pisau
  3. Talenan
  4. Baskom
  5. Panci stainless steel
  6. Kompor
  7. Sealing machine
  8. Literan
  9. Timbangan
  10. pH meter
  11. Refraktometer

C. Cara membuat minuman lidah buaya

  1. Lidah buaya yang akan digunakan, diseset kulitnya, kemudian dipotong dan dicuci. Lakukan pencucian menggunakan air hangat untuk menghilangkan lendir. Jika masih tersisa lendir, bisa dilakukan perendaman dalam air kapur. Selanjutnya, potongan lidah buaya dimasukkan ke dalam kemasan.
  2. Potongan lidah buaya dan sirupnya dimasukkan ke dalam kemasan dengan perbandingan tertentu. Proses pengisian ini harus memperhatikan keragamannya, jumlah padatan (lidah buaya) dan cairan (sirup).
  3. Keseragaman ini sangat penting untuk pencapaian proses panas yang optimal bagi keseluruhan produk. ting untuk pencapaian proses panas yang optimal bagi keseluruhan produk. Jika pada pengisian ini tidak baik, panas yang diterima produk dalam tiap kemasan akan berbeda. Pada proses pengisian, sirup harus dalam keadaan panas untuk menciptakan kondisi hot filling.
  4. Kemasan yang telah terisi harus segera ditutup untuk menghindari kontaminasi. Setelah itu, dilakukan pasteurisasi pada suhu 65 derajat celsius selama 55 menit. Untuk menghindari over cooking dan memberikan shock thermal pada bakteri termofilik, produk yang telah dipasteurisasi didinginkan dengan air mengalir sampai mencapai suhu 40 derajat celsius.
  5. Setelah dilakukan proses pendinginan, dan diangin-anginkan (agar airnya kering), dilakukan pemberian label, setelah itu dikemas ke dalam karton.

Baca juga:

  • Langkah-Langkah Membuat Kerajinan Limbah Pecahan Keramik & Bahannya
  • Daftar Makanan yang Harus Dihindari saat Diet: Ada Jus Buah
  • Makanan Awetan dari Bahan Hewani: Pengertian dan Contohnya

Baca juga artikel terkait MAKANAN AWETAN atau tulisan menarik lainnya Balqis Fallahnda
(tirto.id - bqs/ulf)


Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Balqis Fallahnda

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA