Proses penciptaan tari dengan cara merombak gerak sehingga berbeda dengan gerak aslinya disebut

Karya tari adalah sebuah produk dari masyarakat. Dalam karya tari akan tercermin budaya masyarakat penyangganya. Berbagai tari tentunya sudah kita tonton, ada tari nelayan, tari tani, tari berburu, dan tari metik teh. Dari pengamatan itu kita sudah bisa menduga, bahwa tari nelayan terlahir dari masyarakat pelaut dan tari tani lahir dari masyarakat petani. Menerapkan Konsep Dalam Berkarya Dari Sebuah Tari Kreasi tersebut tercipta oleh para seniman dengan stimulus lingkungan sekitarnya, sehingga mendorong untuk meniru gerak-gerak alami, selanjutnya diolah dengan ‘digayakan’ untuk menjadi sebuah tari. Proses pengolahan gerak itu dilakukan dengan cara penggayaan untuk memperindah (stilatif) atau bisa juga dengan merombak gerak sehingga berbeda dari gerak asalnya (distortif). Dari contoh tari tani dan tari nelayan, kita bisa manarik simpulan bahwa tari ternyata bisa terlahir dari peniruan atau imitatif, sama halnya dengan tari merak dari Sunda dan tari Cendrawasih dari Bali, yang tercipta oleh seniman karena ketertarikannya pada keindahan dan perilaku binatang-binatang tersebut serta menjadi sumber inspirasi dalam berkarya tari. Dari dua contoh tersebut terdapat dua sumber penciptaan berkarya tari yaitu: peniruan terhadap perilaku manusia dan peniruan perilaku binatang yang selanjutnya ‘digayakan’ atau diperindah untuk keperluan tari. 

Show

Selain dari tari-tari yang bersifat imitatif, terdapat pula tari yang menggambarkan tokohtokoh yang terdapat dalam cerita, seperti Gatotkaca tokoh pahlawan dalam cerita wayang Mahabarata, atau Hanoman tokoh pahlawan dalam cerita Ramayana. Penggambaran tokohtokoh tersebut dalam tari Sunda, Jawa, dan Bali memiliki persamaan dalam busana dan gerak tari dengan karakternya yang gagah. Apabila disandingkan busana tari Gatotkaca Jawa dan tari Gatotkaca Sunda, tidak terlihat perbedaannya. Begitu pula busana tari Hanoman Jawa dan busana tari Hanoman Bali, busananya memiliki kemiripan. Akan tetapi, apabila sudah bergerakakan terlihat perbedaannya. Perbedaannya bukan hanya dari iringannya saja, tetapi perpaduan komposisi geraknya juga berbeda. Dalam hal ini Menerapkan Konsep Dalam Berkarya Dari Sebuah Tari Kreasi terjadi perbedaan cita rasa seniman dalam mengekspresikan tokoh-tokoh pahlawan tersebut dan menerjemahkannya dalam karya tari. Dari sisi ini kita bisa memperoleh pembelajaran bahwa sebuah karya tari bisa bersumber dari cerita dan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita bisa diwujudkan menjadi karya tari. Tentu saja mewujudkan tokoh ke dalam karya tari memerlukan pemahaman pada sifat tokoh berdasarkan pada ceriera, lalu diolah menjadi gerak yang ‘digayakan’ berdasarkan persepsi penciptanya. Ternyata, dari sumber yang sama menghasilkan tari yang berbeda gaya. 

Dari pengamatan terhadap tari di atas, kita bisa memahami bahwa tari tercipta karena berbagai asal stimulus (penglihatan, pendengaran, perasaan) yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep: 

1) peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang; 

2) perwujudan tokoh cerita; dan 

3) mengacu lagu atau guru lagu. 

Adakah sumber penciptaan lainnya? Silahkan kamu diskusikan dengan teman mengenai sumber penciptaan yang terdapat di lingkungan sekitarmu. 

Tentunya, kamu telah mengamati gerak tari dari berbagai sumber belajar dan juga telah mendiskusikan hasil pengamatan tersebut. Terdapat hal umum mengenai tari yang medianya gerak yaitu memiliki tenaga, ruang, dan waktu. Masih ingatkah Menerapkan Konsep Dalam Berkarya Dari Sebuah Tari Kreasi? Komposisi/perpaduan ruang, tenaga, dan waktu yang dikelola pencipta dalam berkarya tari akan menumbuhkan tata tari yang unik. Penafsiran yang berbeda terhadap peristiwa alam dan tokoh dalam sebuah cerita, melahirkan gaya tari yang berlainan. Hal tersebut dipengaruhi salah satunya pengalaman berkarya senimannya, sesuai dengan pepatah dimana bumi dipijak di situ langit di junjung. Nilai sebagai acuan baik-buruk bagi sebuah masyarakat akan mewarnai produknya termasuk tari. Dengan demikian, sangat tidak mungkin kita menilai keindahan tari Bali dengan konsep keindahan tari Jawa atau konsep keindahan yang dimiliki etnis lainnya. Di bawah ini terdapat foto tari karya kawan kalian yang mengembangkan unsur tenaga, ruang, dan waktu dari tema lingkungan.

Selain gerak memerlukan tenaga dan ruang, gerak juga memerlukan waktu. Setiap gerakan yang dilakukan membutuhkan waktu. Perbedaan cepat, lambat gerak berhubungan dengan tempo. Jadi, tempo merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga tarian enak untuk dinikmati.

Baca Juga

Demikian Artikel Menerapkan Konsep Dalam Berkarya Dari Sebuah Tari Kreasi Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo:)



  • Kreativitas Trik Dari Sebuah Tarian
  • Prosedur Dari Pertunjukan Sebuah Musik
  • Jenis Lukisan Berdasarkan Teknik Dan Bahan Yang Digunakan
  • Pengertian Dan Unsur Dari Pergelaran Teater
  • Memahami Konsep Dan Pengertian Dari Sebuah Musik Barat


Proses penciptaan tari dengan cara merombak gerak sehingga berbeda dengan gerak aslinya disebut

Proses penciptaan tari dengan cara merombak gerak sehingga berbeda dengan gerak aslinya disebut
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Tari Aceh Ratoh Jaroe Saman.

KOMPAS.com - Seni tari merupakan bentuk seni dengan media ungkap berupa gerak. Dalam ruang lingkup kebudayaan, seni tari menjadi bagian kesenian, salah satu unsur kebudayaan.

Sebenarnya apa yang dimaksud seni tari?

Seni tari

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi gerak dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia.

Karena tari adalah seni, walau substansi dasarnya adalah gerak tetapi gerak-gerak dalam tari bukan gerak realistis atau keseharian. Melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.

Gerak ekspresif adalah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia. Gerak yang indah adalah gerak yang distilir, yang di dalamnya mengandung ritme tertentu.

Dalam dunia seni, kata indah identik dengan bagus. John Joseph Martin dalam The Modern Dance (1965) menerangkan, makna indah atau bagus adalah sesuatu yang memberikan kepuasan batin manusia.

Bukan hanya gerak-gerak yang halus saja yang bisa indah. Tetapi gerak-gerak yang keras, kasar, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan aneh pun termasuk gerak yang indah.

Baca juga: Perpaduan Adegan Film dan Seni Tari

Pengertian tari

Ahli sejarah tari dan musik dari Jerman, Curt Sachs dalam World History of The Dance (1933) mendefinisikan tari adalah gerak yang ritmis. Jadi, elemen tari adalah gerak dan ritme (irama).

Menurut ahli tari dari Belanda, Hendrina Cornelia Hartong (Corrie Hartong), tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang.

Penulis Amerika, Walter Sorell, mengemukakan, tari adalah gerakan-gerakan tubuh dan anggota-anggotanya yang disusun sedemikian rupa sehingga berirama.

GERAK TARI

Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreografer.

Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan dengan gerak yang indah adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di sumur, memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni, maka gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.

Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:

1.    Gerak Stilatif

Gerak yang telah mengalami proses pengolahan  (penghalusan) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah.

2.    Gerak Distorsif

Pengolahan gerak melalui proses perombakan  dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.

Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.

1.    Gerak murni

Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu  pengertian tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.

2.    Gerak maknawi

Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ).

a.    Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.

b.    Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari kita akan mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan  disusun menjadi tarian yang indah dipandang. Pertama – tama buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa sudah baik, kembangkan menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah tarian, perhatikan dan terapkan hal – hal berikut:

a.    Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan

b.    Ketepatan gerak dengan iringan

c.    Penguasaan ruang pentas

d.   Rasa percaya diri

A.  RAGAM GERAK TARI DAERAH

Masing masing daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Karenanya jika kita mengamati tariannya terdapat perbedan bentuk gerak dan teknik memperagakannya.

Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya menirukan kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.

Ragam gerak tari klasik banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif yang telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia dan perangai hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola- pola gerak yang sudah ditentukan.

Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak tari tradisional, sehingga menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung oleh generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif. Tokoh tari kreasi baru di Indonesia sangatlah banyak. Beberapa diantaranya yaitu :

1.    Bagong Kusudiharjo dari Yogyakarta

2.    Guruh Soekarno Putra dari Jakarta

3.    Didik Nini towok dari Yogyakarta

4.    Munasiah Najamuddin dari Jenoponto, Ujung Pandang

5.    Sardono W. Kusumo

6.    Farida Faisal

7.    Denny Malik

Gerak tari tradisional:

1.    Gerak Jari

a.    Ngruji / ngrayung, semua jari rapat tegak lurus, ibu jari masuk ditekuk merapat telapak tangan. Tangan kiri dan kanan sama.

b.    Nyempurit, ujung ibu jari bertemu dengan  ujung telunjuk membentuk bulatan dan jari – jari lainnya melengkung mengikuti arah jari tengah. Tangan kanan dan kiri sama.

c.    Nagarangsang / boyomangap, seperti ngruji atau ngrayung hanya ibu jari membuka lurus kedepan. Tangan kanan dan kiri sama.

d.   Nyekithing, ruas ibu jari bersinggung dengan ruas jari tengah paling depan, jari–jari lainnya melengkung searah jari tengah.

2.    Gerak Kaki

a.    Nggrundho, sikap kaki nggrundho yaitu sikap dengan dua kaki mendhak sifat gantung.

b.    Lumaksono, berjalan ke depan. Sikap dan posisi kaki kiri lumaksono dengan arah telapak kaki serong ke luar atau meger timun.

c.    Gejuk atau Seblak, sikap kaki kiri gejuk atau dihentakkan ke lantai terap di belakang tumit kaki kanan.

d.   Tanjak kiri

e.    Trecetan , melangkah jinjit dengan cepat ke kanan atau ke kiri.

f.     Kicat

B.  ASAL GERAK

Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Objek ini bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra seperti prosa dan puisi, mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia, perangai binatang, sampai benda dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan imajinasi yang merangsang terjadinya respon gerak spontan. Sedangkan penjelajahan rasa, seperti panas, dingin, marah, senang dan sedih akan membantu pencarian gerak ekspresif. Gerak-gerak ini dapat kita himpun menjadi gerakan tari yang indah. Untuk mempermudah mencari dan merespon gerak maka kita harus mengetahui tema dari tari tersebut. Tema merupakan gambaran awal gerak-gerak yang diperagakan, contohnya:

a.    Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, gerak beladiri atau olah kanuragan.

b.    Kesedihan, gerak yang muncul adalah gerak permohonan.

c.    Kegembiraan, gerak yang muncul adalah gerak suka cita, meloncat-loncat, melambai-lambai, melenggang, bergoyang.

d.   Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang tersebut.

C.  MENYUSUN GERAK

Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian. Menyusun gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.

Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan suatu hal. Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai.

Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak menyimbolkan sesuatu, tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau menggoyangkan pinggul.

 Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:

1.    Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, menengadah atau menunduk.

2.    Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan maju dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.

Dalam menata tari  perlu diperhatikan level dan kepadatan.

1.    Level

Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.

Ada tiga level dalam menari, yaitu:

a.    Level Tinggi              : Meloncat

b.    Level Sedang            : Membungkuk

c.    Level Rendah           : Duduk

2.    Kepadatan (density)

Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau formasi penari di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak penuh.

Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat oleh penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari disebut desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat oleh penonton sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan, gerak payung, pita dll.

Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai bila koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:

1.    Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak.

2.    Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium.

3.    Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.

4.    Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema.


Page 2