Potensi fisik desa yang paling menonjol untuk modal pembangunan adalah

Apakah sekarang kamu tinggal di wilayah desa?sudahkah mengenali potensi desa kamu sendiri?. 

Desa merupakan unit pemerintahan di bawah kabupaten yang berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Indonesia memiliki jumlah desa yang sangat besar dan hal tersebut merupakan potensi besar untuk pembangunan. 

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2012, jumlah total desa di Indonesia mencapai 79.702 unit yang tersebar dai mulai Aceh hingga Merauke. 

Potensi desa merupakan segala sesuatu yang ada di desa yang dapat dioptimalkan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. 

Potensi desa terbagi menjadi dua yaitu potensi fisik dan potensi non fisik. Baca juga: Pendekatan keruangan, ekologi dan kewilayahan

Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di desa seperti tanah, air, lahan pertanian, hewan ternak, cuaca iklim dan lainnya. 

Lokasi desa di Indonesia berbeda-beda karena kenampakan fisik dan morfologi Indonesia beranekaragam mulai dari dataran rendah, pantai, bukit sampai pegunungan. 

Perbedaan kenampakan fisik tersebut akan berpengaruh terhadap jenis potensi desa yang bersangkutan. 

Misalnya di desa yang berlokasi di wilayah pantai maka dapat diketahui kondisi cuaca dan iklim di daerah tersebut adalah panas. 

Sedangkan sumber daya alam yang ada di pantai antara lain tambak, kelapa, ikan, terumbu karang dan lainnya. 

Beda halnya dengan di wilayah dataran tinggi yang berhawa sejuk maka potensi fisik desanya akan berupa daerah pertanian yang subur, sayuran, dan hewan ternak. 

Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan masyarakat desa dan tata perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah lembaga desa, aparatur desa, adat istiadat dan budaya. 

Suatu masyarakat desa yang hidup dalam waktu yang lama akan membentuk tata kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi oleh kondisi alam wilayah desa itu sendiri. 

Misalnya Desa di daerah Tengger yang berlokasi di daerah Gunung Bromo sering melakukan upacara adat Kasodo dengan membuang sesajen ke kawah Bromo sebagai bentuk ritual meminta keselamatan. 

Beda halnya dengan desa yang berada dekat pantai seperti di Parang Tritis yang sering melakukan upacara buang sesajen ke laut. Baca juga: Jenis-jenis patahan kerak bumi

Potensi fisik desa yang paling menonjol untuk modal pembangunan adalah
Pemandangan pedesaan asri

Geografi Desa Kota. Bintarto

Potensi fisik desa yang paling menonjol untuk modal pembangunan adalah

ST Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at st.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Potensi fisik desa yang paling menonjol untuk modal pembangunan adalah

Potensi desa adalah segenap sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki desa sebagai modal dasar yang perlu dikelola dan dikembangkan bagi kelangsungan dan perkembangan desa.

Potensi Fisik dan Non Fisik :

  • Sumber Daya Alam

    Sumber daya alam yang dimiliki desa seperti lahan kosong, sungai, sawah,perkebunan,   hutan, pegunungan yang pada saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

  • Sumber Daya Manusia

    Potensi yang dimiliki Desa Pegiringan adalah tenaga, kader kesehatan,kader pertanian, dan tersedianya SDM yang memadai ini bisa dilihat dari tabel tingkat pendidikan di atas rata-rata adalah SMP/SMA.

  • Sumber Daya Sosial

    Potensi sumber daya sosial  yang dimiliki Desa Pegiringan adalah banyaknya lembaga-lembaga yanga ada dimasyarakat seperti LPM,Gapoktan,Kelompok Pengajian, Arisan, Kelompok Simpan Pinjam,Posyandu,Karang Taruna  ,dan lain-lain.

  • Sumber Daya Ekonomi

    Potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki Desa Pegiringan adalah adanya Lahan-Lahan Pertanian, Perkebunan, maupun Peralatan Kerja Seperti Peternakan,Perikanan.

Potensi Desa Pegiringan, lebih jelas kami paparkan sebagai berikut :

Potensi yang ada di Pegiringan untuk mendukung kemajuan Desa, baik dari sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, sarana prasarana maupun ekonomi dan sosial budaya.

1. Pertanian
Desa Pegiringan adalah salah satu Desa penghasil padi dan jagung t, oleh sebab itu tanaman jagung adalah tanaman unggulan di Desa Pegiringan dengan luas perkebunan 42,138 Ha.

Pertanian andalan masyarakat di Pegiringan dan sampai saat ini masih terus dikembangkan adalah Padi keriting, pisang,  ubi dll,  pada tahun 1990 s/d 2006 Desa Pegiringan  adalah salah satu Desa penghasil ubi , tetapi seiring berkembang pesatnya tanaman perkebunan maka lahan untuk menanam ubi mulai berkurang dan juga keluhan para petani ubi saat ini adalah harga jual yang semakin menurun membuat para petani berkurang untuk menanam ubi.

Peternakan salah satu potensi unggulan kami yang masih terus kami kembangkan walaupun para peternak diwilayah kami masih terbentur dengan pengadaan bibit ternak dan permodalan, dengan potensi alam yang sangat mendukung wilayah kami sangat cocok untuk pengembangan peternakan terbukti pada awal 2014 salah satu kelompok tani di Desa Pegiringan mendapatkan bantuan ternak dari dinas terkait  dari awalnya 35 ekor kambing dalam jangka waktu 6 bulan berkembang menjadi 80 ekor kambing.

2. Wisata Religi

Petilasan Mbah Jebang Desa Pegiringan

dikutip dari salah satu sumber warga Pegiringan dan sumber lain (http://desamejagong.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-desa-mejagong.html) sekitar tahun 1883 masuk yaitu ketika Bupati Pemalang di pimpin oleh seorang Bupati Tumenggung bernama SURADILAGA dengan patih bernama SAMPUN. Pada waktu Bupati mengutus lima orang pembantunya untuk membuat saluran atau susukan (sungai) ke lima utusan tersebut adalah : 1.   Mbah NURSIGIT di wilayah Desa MEJAGONG. 2.   Mbah LODRA di perbatasan Desa KECEPIT. 3.   Mbah PENGAPIT di Desa KECEPIT. 4.   Mbah JONGKE di Desa KALIMAS. 5.   Mbah JEBENG di Desa PEGIRINGAN Kec. BANTARBOLANG.

Semua utusan bekerja sungguh-sungguh, Sehingga air dari sungai Comal dapat mengalir sampai ke Sumberharjo Kabupaten Pemalang dan Cikero Kedungjati Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal, di Mejagong Mbah Nur Sigt membuat tempat peristirahatan (rumah kecil)di bawah pohon Manggis di sekitar bendung Mejagong.Tempat tersebut sampai sekarang masih di abadikan dengan mengadakan TAHLILAN di makam Mbah NURSIGIT dan Selamatan dengan TAKIRAN di MANGGIS DALEMAN (Tempat Petilasan) setiap tanggal 1 bulan SURA/MUHARROM tiap tahunnya.

Potensi fisik desa yang paling menonjol untuk modal pembangunan adalah

3. Sumber Daya Mineral Non Logam

Sirtu yang terdaat di desa Pegiringan adalah berupa sirtu darat dan sirtu sungai. Sirtu darat berupa produk batuan dicirikan dengan bentuk komponen bundar. Sedangkan sirtu sungai merupakan hasil rombakan dari batuan yang lebih tua, berupa endapan aluvial. Beberapa tempat penggalian sirtu sungai belum menggunakan alat berat untuk keperluan pembuatan jalan dan konstruksi fisik lainnya, lokasi sirtu sungai terdapat di daerah Simbang. Luas Endapan Sirtu ini terbatas, umumnya hanya mengisi pada kelokan sungai (endapan meander)  atau dataran banjir.

Pasir di Pegiringan merupakan suatu komoditas bahan baku yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi serta keterdapatannya yang cukup melimpah di setiap daerah. Pasir sebagai bahan baku sangat diperlukan dalam bidang konstruksi pembangunan infrastruktur dan sarana-sarana umum. seperti hasil penelitian REZA PERDANA TARIGAN dari Fakultas Tehnik Universitas Diponegoro Semarang, tahun 2016 yang melakukan penelitian sumber daya galian di Pegiringan.

Kajian potensi bahan galian di Desa Pegiringan dan Sekitarnya ini mula – mula dilakukan dengan cara survei dan investigasi berupa pemetaan geologi permukaan, penyelidikan geolistrik, test pit, dan pengukuran luas dan volume potensi. Sehingga dapat diketahui potensi dan penyebaran bahan galian.

Daerah pemetaan terletak di Desa Pegiringan, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas daerah sebenarnya adalah 1 x 1 km. Lokasi wilayah pertambangan merupakan daerah sawah dengan luas ± 110.000 m2. Lokasi penelitian dapat ditempuh melalui Semarang (Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten ini berjarak kira-kira 135 Km ke arah barat, atau jika ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu lebih kurang 2-3 jam menuju alun-alun Kabupaten Pemalang yang berjarak sekitar 60 km ke arah selatan dengan waktu tempuh jika menggunakan kendaraan pribadi sekitar 1 jam. Total perjalan waktu mencapai 3-4 jam. Secara astronomis daerah penelitian terletak pada 1090 17’ 30’’– 1090 40’ 30’’ Bujur Timur (BT) dan 8052’ 30’’ – 7020’ 11’’ Lintang Selatan (LS). Lokasi daerah penelitian lebih tepatnya terlihat pada peta dibawah ini ;

Potensi fisik desa yang paling menonjol untuk modal pembangunan adalah

Adapun hasil penelitannya menunjukkan litologi yang terdapat pada wilayah penelitian tersusun oleh dua satuan yaitu satuan breksi dan satuan batupasir vulkanik. Kemudian hasil pendugaan geolistrik terdapat litologi batupasir, batulempung, batupasir kerikilan dan breksi vulkanik. Dari data kandungan pasir pada penyelidikan geolistrik yang telah dihitung menggunakan Surfer 13 maka didapatkan volume pasir 1.961.959,3 m3.. Pengujian lab yang telah dilakukan yaitu uji yaitu kadar lumpur, kandungan organik, ukuran butir, kekekalan dan modulus kehalusan pasir, menyatakan bahwa pasir Desa Pegiringan, Kecamatan Bantarbolang, Provinsi Jawa Tengah layak untuk dijadikan bahan baku konstruksi infrastruktur jalan.