Pola pencapan dengan arah/bergeser 1 langkah atau setengah langkah dari samping disebut sistem

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 12 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Page 16 is not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 20 to 39 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 43 to 44 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 48 to 50 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 58 to 64 are not shown in this preview.

5.3. Produk batik cap

Membuat batik cap atau ngecap adalah pekerjaan membatik dengan cara mencapkan lilin batik cair pada permukaan kain menggunakan alat cap, yang disebut canting cap berbentuk stempel yang terbuat dari plat tembaga.

Canting cap terdiri dari 3 bagian, yaitu: • Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik. • Bagian dasar, tempat melekatnya bagian muka. • Tangkai cap, untuk pegangan pada waktu mencap. (Sewan Susanto, 1973:30)

Cara mengerjakan batik cap, adalah sebagai berikut : • Lilin batik dipanaskan dalam wajan tembaga yang bagian atasnya

dilapisi kasa yang terbuat dari kawat tembaga. • Canting cap dimasukkan ke dalam wajan yang berisi lilin cair, ditunggu beberapa saat sampai cap menjadi panas. • Kemudian canting cap diambil dan dicapkan pada kain yang

diletakkan di atas bantalan meja cap. Teknik membuat batik cap menurut gerak arah panah.

5.3.1. Bagian-bagian canting cap

Canting cap terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik,

2. Bagian dasar, tempat melekatnya bagian muka, dan

3. Tangkai cap, sebagai pegangan saat mencap.

Canting Cap (Sumber: Sewan Susanto, 1973: 30)

Teknik Hias Latar

5.3.2. Gerak arah canting cap

Berdasarkan pada motif dan bentuk capnya, maka terdapat beberapa cara menyusung cap pada permukaan kain, yang disebut jalannya pencapan.

Beberapa jalannya pencapan (lampah) itu antara lain:

1. Bergeser satu langkah ke kanan dan satu langkah ke muka, ini disebut sistem “tubrukan”.

2. Bergeser setengah langkah ke kanan dan satu langkah ke muka atau satu langkah ke kanan dan setengah langkah ke muka, ini disebut sistem “ondo-ende”.

3. Jalannya cap menurut arah garis miring, bergeser satu langkah atau setengah langkah dari sampingnya, ini disebut sistem “parang”.

4. Bila jalannya cap digeser melingkar, salah satu sudut dari cap itu tetap terletak pada satu titik, sistem ini disebut “mubeng” atau berputar.

5. Ada pula untuk mencapai satu raport motif digunakan dua cap, dan jalannya mengecapkan dua cap tersebut berjalan berdampingan, ini disebut sistem “mlampah sareng” atau jalan bersama.

Pemanasan lilin batik cap juga harus disesuaikan dengan pemanasan tertentu agar dapat dicapai hasil pencapan yang baik, yaitu jangan terlalu rendah dan janga terlalu tinggi.

Cara mengerjakan pencapan ialah: • Pertama lilin batik dipanaskan di dalam dulang tembaga yang pada dasarnya diletakkan beberapa lapis kasa dari anyaman

lewat tembaga. • Cap yang akan dipakai diletakkan di atas dulang yang berisi lilin cair. • Ditunggu beberapa saat sampai cap menjadi panas, kemudian cap dipegang, diangkat dan dicapkan pada kain yang diletakkan di atas bantalan meja cap.

• Pengambilan lilin batik cap dengan meletakkan cap di atas dulang dilakukan berulang-ulang sampai pencapan kain selesai atau pekerjaan mencap telah selesai.

Pekerjaan mencap juga memerlukan pengalaman dan kemahiran, maka seorang tukang cap yang baik perlu mendapat latihan kerja pencapan untuk beberapa waktu lamanya. Jalannya cap pada pekerjaan mencap, bila digambarkan secara skematis adalah sebagai berikut: (Sewan Susanto, 1973: 30-31)

Teknik Batik

5.3.3. Skema jalannya canting cap

TUBRUK Satu langkah ke kanan dan satu langkah ke depan.

ONDO-ENDE model 1 Satu langkah ke kanan, kemudian setengah langkah ke depan.

ONDO-ENDE model 2 Satu langkah ke depan kemudian satu langkah ke kanan.

Skema Jalan Canting Cap (Sumber: Sewan Susanto, 1973: 31)

Teknik Hias Latar

PARANG (miring) Satu langkah ke kiri depan (miring) dan satu langkah ke kanan (horizontal).

MUBENG (berputar) Berputar seperempat lingkaran dengan salah satu sudut sebagai titik pusat.

JALAN SAMA Dua cap membentuk satu raport motif, kedua cap jalan bersama (mlampah-sareng).

Skema Jalan Canting Cap

(Sumber: Sewan Susanto, 1973: 32)

Teknik Batik

5.3.4. Cara mengecap

Ibu jari sebagai penahan tepat tidaknya letak canting cap.

Gambar permulaan jalannya cap Parang:

Ketentuan ukuran diambil sudut mori selebar canting cap diletakkan miring.

Cara Mengecap.

(Sumber: Mintihadi dan Mukminatun, 1979: 60)

Teknik Hias Latar

Gambar awal jalannya cap Tubruk :

Ketentuan ukuran diambil seperempat lebar cap dari sudut

Awal kerja mencap dengan motif Ceplok.

Cara Mengecap.

(Sumber: Mintihadi dan Mukminatun, 1979: 61)

Setelah cap-capan selesai ngengrengi dan terusan barulah mencap dasaran atau plataran. Setelah cap-capan klowongan selesai selanjutnya ditembok. Juga dimulai dari motif ceplok–ceplokanya kemudian dilanjutkan dengan plataran (Mintihadi dan Mukminatun, 1979: 61).

Teknik Batik

Membatik cap atau ngecap ialah pekerjaan membuat batikan dengan cara mencapkan lilin cair pada permukaan kain. Alat cap deisenut juga sebagai canting cap yang berbentuk menyerupai “stempel” yang terbuat dari plat tembaga. Canting cap terdiri dari beberapa bagian diantaranya adalah:

1. Bagian muka, Berupa susunan plat tembaga yang membentuk pola batik

2. Bagian dasar, Tempat melekatnya bagian muka

3. Tangkai cap, berfungsi untuk memegang pada saat mengecap

Melihat bentuk motif batik dan capnya, proses pengecapan pada permukaan batik ada beberapa jalan (lampah) yakni :

1. Sistem Tubrukan, yakni bergesernya satu langkah ke kanan dan satu langkah ke depan dari posisi awal.

2. Sistem Ondo-ende, Bergeser setengah langkah kekanan dan satu langkah ke muka, atau satu langkah ke kanan dan setengah langkah ke muka.

3. Sistem parang, alurnya menurut arah garis miring, bergeser satu langkah atau setengah langkah dari sampingnya

4. Sistem Mubeng atau berputar, proses pengecapan secara melingkar dimana salah satu sudut cap tetap diletakkan pada satu titik.

5. Sistem Mlampah, penggunaan dua alat cap secara berdampingan.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses pengecapan adalah bagaimana proses pemanasan dari lilin yang akan digunakan. Hendaknya tidak terlalu tinggi atau rendah. Pemanasan lilin dapat dilakukan di dalam dulang tembaga yang pada bagian dasar diletakkan beberapa lapis kasa dari anyaman kawat tembaga. Cap yang akan dipakai diletakkan di atas dulang tersebut, kemudian tunggu sampai cap menjadi panas. Setelah itu cap diangkat dan dicapkan pada kain yang telah diletakkan pada bantalan meja cap. Proses tersebut dilakukan secara berulang hingga kain batik terbentuk. Proses pengecapan membutuhkan ketekunan dan kesabaran agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.