Pola hubungan antar kelompok menurut Banton

Pola hubungan antar kelompok menurut Banton
Pola Hubungan Antar Kelompok Sosial

Pola hubungan antar kelompok menjadi satu satu materi yang cukup penting dalam membahas serta medalami sebuah arti kelompok sosial dalam masyarakat. Hal ini diungakapkan karena dengan mengatahui pola hubunganya secara tidak langsung seseorang bisa dengan mudah mengklarifikasikannya. Sebagai penjelasan lebih lanjut, dalam tulisan ini akan memberikan pengertian sekaligus penjelasan atas 3 pola hubungan antar kelompok sosial manurut para ahli.

Pola Hubungan Antar Kelompok Sosial

Diakui ataupun tidak. Setidaknya ada sejumlah dimensi yang terjadi dalam hubungan antar kelompok, diantarnya dimensi demografi, dimensi sikap, dimensi institusi, dimensi gerakan sosial, dimensi tipe utama, dan hubungan antar kelompok.

Penjelasannya;

Menurutnya, ada beberapa kriteria dalam membagi hubungan kelompok sosial, diantaranya;

  1. Kriteria fisiologis, yaitu kriteria yang didasarkan pada persamaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), usia (tua-muda), dan ras.
  2. Kriteria kebudayaan. Kriteria ini mencakup kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan, seperti kelompok etnik (misalnya, Batak, Minangkabau, Sunda, Ambon).
  3. Kriteria ekonomi, dalam hal ini suatu kelompok dibedakan dibedakan atas dasar ekonomi (tinggi dan rendah)
  4. Kriteria perilaku. Kriteria ini didasarkan pada cacat fisik, cacat mental, dan penyimpangan terhadap aturan masyarakat.

Yaitu;

  1. Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination). Contohnya adalah kedatangan bangsa Eropa ke benua Asia, Afrika, dan Amerika.
  2. Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination). Contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih Perancis atas kelompok pendatang dari Aljazair, Cina, ataupun Turki.

Yaitu;

  1. Akulturasi, ialah suatu bentuk peleburan budaya yang menjadi satu
  2. Dominasi, kekuasaan yang dimiliki golongan atau ras tertentu kepada golongan yang lainnya. Hubungan ini seringkali menimbulkan istilah minoritas
  3. Paternalisme, adalah gaya kepemimpinan yang dipergunakan sebagai bahan penjajalan
  4. Pluralisme, adalah bentuk idiologi yang mengedepankan sisi kemanusiaan
  5. Integrasi, biasa diartikan sebagi bentuk kesatuan antar masyarakat dan kelompok

Demikianlah penjelasan mengenai 3 pola hubungan antar kelompok sosial manurut para ahli dan penjelasannya secara lengkap, semoga dapat bermanfaat bagi setiap pembaca yang sedang mencari pengetahuan tentang “hubungan-hubungan yang ada dalam kelompok sosial di masyarakat”.

Hubungan antarkelompok juga diwarnai dengan pola-pola tertentu yang khas. Terhadap kelompok ras, Banton mengemukakan bahwa terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan antarkelompok ras. Di antaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan integrasi.1. Akulturasi terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu. Akulturasi terjadi tidak hanya pada masyarakat yang posisinya relatif sama, tetapi juga pada masyarakat yang posisinya berbeda. Dalam proses akulturasi terjadi pula dekulturasi, contohnya hilangnya kebudayaan asli daerah akibat interaksi paksa dengan pemerintah kolonial Belanda.2. Dominasi terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Contohnya, kedatangan bangsa Eropa ke benua Afrika dan Asia untuk memperoleh sumber alam yang dilanjutkan dengan dominasi atas penduduk setempat. Dalam kaitan dengan dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antarkelompok, yaitu genosida, pengusiran, perbudakan, segregasi, dan asimilasi.a. Genosida adalah pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu. Contohnya, pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintah Nazi Jerman.b. Pengusiran. Contohnya, pengusiran warga Palestina oleh Pemerintah Israel dari tepi Barat Sungai Jordan.c. Perbudakan. Contoh, sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.d. Segregasi, yaitu suatu pemisahan antara warga kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa politik Apartheid.e. Asimilasi.3. Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi. Pola ini muncul apabila kelompok pendatang, yang secara politik lebih kuat, mendirikan koloni di daerah jajahan. Dalam pola hubungan ini, Banton membedakan tiga macam masyarakat, sebagai berikut.a. Masyarakat metropolitan (di daerah asal pendatang).b. Masyarakat kolonial yang terdiri atas para pendatang dan sebagian dari masyarakat pribumi.c. Masyarakat pribumi yang dijajah.4. Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban yang terkait dengan ras seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu saja dan tidak berkaitan dengan bidang pekerjaan atau status yang diraih dengan usaha.5. Pluralisme adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata masyarakat. Akan tetapi, pola hubungan itu lebih terfokus pada kemajemukan kelompok ras daripada pola integrasi. Menurut Furnivall, masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat berbagai kelompok berbeda. Tiap kelompok tersebut tercampur tetapi tidak membaur. Contohnya, adalah masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda di mana terdapat tiga kelompok ras yang hidup berdampingan dalam satuan politik, namun terpisah. Ketiga kelompok ras itu adalah kelompok Eropa, kelompok Timur Asing, dan kelompok pribumi.Ahli lain, yakni Lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antarkelompok menjadi dua pola berikut.1) Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination). Contohnya adalah kedatangan bangsa Eropa ke benua Asia, Afrika, dan Amerika.2) Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination). Contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih Perancis atas kelompok pendatang dari Aljazair, Cina, ataupun Turki.Banton berpendapat bahwa suatu pola mempunyai kecenderungan untuk lebih berkembang ke suatu arah tertentu. Pola dominasi cenderung mengarah pada pola pluralisme, sedangkan pola akulturasi dan paternalisme cenderung mengarah pada pola integrasi.

Manusia merupakan kelompok sosial yang tidak bisa hidup sendiri, mereka membutuhkan orang lain untuk hidup. Dalam hubungan manusia inilah muncul pola hubungan antar kelompok, kelompok sosial satu pasti akan berhubungan dengan kelompok sosial lainnya.

Menurut Banton dalam pola hubungan antar kelompok terdapat pola-pola yang disebut akulturasi, peternalisme, dominasi, pluralisme, dan juga integritas.

1. Akulturasi

Akulturasi merupakan komunikasi antar kelompok satu dengan lainnya tanpa menghilangkan ciri kepribadian pada kelompok masing-masing.

2. Dominasi

Dominasi adalah jika kelompok satu mengusasai kelompok lainnya, dan ada 4 macam kemungkinan yang bisa terjadi, dintaranya adalah genosida pembunuhan berencana, pengusiran, perbudakan seperti yang dialami oleh bangsa penjajah kepada bangsa Indonesia, juga terjadi segregasi dan asimilasi.

Pola hubungan antar kelompok menurut Banton
Klasifikasi Hubungan antar Kelompok

3. Paternalisme

Paternalisme yaitu dominan pendatang baru, integrasi yaitu mengakui adanya perbedaan ras.

4. Pluralisme

Pluralisme yaitu hubungan yang mengakui persamaan.

Pola Hubungan Antar Kelompok Menurut Stanley Lieberson

Menurut Stanley Lieberson ada dua macam pola hubungan antar kelompok, yaitu sebagai berikut :

1. Migrandt Superordination

Yaitu pola dominasi kelompok pendatang baru atas kelompok asli atau peribumi, contohnya yang terjadi oleh bangsa Eropa yang datang ke Amerika, Asia, dan Afrika hingga akhirnya mereka datang untuk menjajah dan mendapatkan banyak keuntungan.

2. Indigenous superordination

Merupakan pola dominasi oleh kelompok pribumi atas kelompok pendatang baru, contohnya adalh dominasi orang-orang eropa atas orang-orang Asia yng datang ke Eropa.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, masyarakat majemuk menurut Nasikun adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih tertib sosial, komunitas atau lainnya yang memiliki kultural, ekonomi, dan politik yang terpisah.

Sedangkan menurut J.S Funival masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang tidak terlalu loyal dengan masyarakat secara keseluruhan. Dan jenis-jenis masyarakat majemuk beragam, ada jenis masyarakat majemuk seimbang, memiliki minoritas dominan, memiliki fragmentasi, dan lainnya.

Dan untuk faktor yang menyebabkan kemajukan di Indonesia adalah faktor geografis Indonesia juga keanekaragaman cara hidup masyarakat Indonesia. Dan penting diketahui bahwa didunia ini terbagi menjadi beberapa ras, diantaranya ada ras mongoid, ras kaukasoid, dan juga negroid. Kemudian ras tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa bagian.