Perilaku manusia yang merusak sumber daya alam adalah

Kerusakan lingkungan hidup semakin hari kian parah. Kondisi lingkungan hidup yang semakin rusak tentu akan semakin mengancam kehidupan makhluk hidup. Pernah berpikir apa sebabnya negara kita ini sering terjadi bencana? Bencana alam terjadi karena adanya kerusakan lingkungan yang kian parah. Tingkat kerusakan alam yang semakin tinggi maka semakin tinggi pula resiko bencana alam. Apa penyebab kerusakan lingkungan hidup? Kerusakan lingkungan hidup disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Apa maksudnya? Yuk simak lebih dalam mengenai kerusakan lingkungan hidup.
Lingkungan merupakan tempat dimana seluruh sumber daya alam tersedia. Artinya lingkungan hidup menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia demi kelangsungan hidupnya. Penggunaan sumber daya alam yang berlebihan akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan secara umum diartikan sebagai suatu kondisi yang disebakan oleh tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik yang dapat mengakibatkan lingkungan menjadi tidak berfungsi lagi dalam menunjang proses pembangunan yang berkesinambungan. Sedangkan pengertian kerusakan lingkungan menurut para ahli, yaitu menurut Otto Soemarwoto, “suatu lingkungan disebut sudah rusak atau tercemat bila memiliki beberapa unsur, diantaranya adalah (1) kalau suatu zat , organisme atau unsur lainnya seperti gas, cahaya, energi telah tercampur ke dalam sumber daya atau lingkungan tertentu, (2) dan karenanya mengganggu fungsi atau peruntukkan daripada sumber daya atau lingkungan tersebut. ”

Penyebab kerusakan lingkungan hidup.Benarkah kerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia? Contoh sederhana saja, ulah manusia yang suka membuang sampah disungai, disaat musim penghujan tiba maka akan menimbulkan bencana banjir. Nah, sudah terlihatkan seberapa besar pengaruh ulah manusia yang memberikan dampak kerusakan lingkungan. Masih banyak lagi contoh dari kerusakan lingkungan hidup yang menimbulkan bencana, diantaranya penggundulan hutan yang mengakibatkan longsor, pembuangan limbah akan mengakibatkan pencemaran, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa penyebab dari kerusakan lingkungan hidup, diantaranya :

Tingkah laku atau perilaku manusia.

Sifat ego manusia yang berlebihan, memandang bahwa lingkungan adalah sumber daya alam yang harus dieksploitasi sebanyak mungkin demi kepentingannya sendiri. Kegiatan ini jika terus menerus dilakukan maka akan menyebabkan rusaknya lingkungan hidup.

Teknologi yang tidak ramah lingkungan.

Kondisi ini terjadi karena kesulitan dalam mencari teknologi yang ramah lingkungan.

Sikap individu yang tidak peduli lingkungan.

Manusia yang memiliki sifat individual bahkan tidak peduli terhadap lingkungan, akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

Rendahnya kesadaran masyarakat.


Rendahnya kesadaran masyarakat masyarakat terhadap lingkungan akan mengakibatkan semakin parahnya kerusakan lingkungan jika terus menerus dilakukan, bahkan enggan untuk memperbaiki lingkungan yang telah rusak.

Ilustrasi sampah - kunci jawaban tema 9 kelas 4 SD/MI

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Perhatikan dan pahami dengan baik artikel berikut ini mengenai ulasan kunci jawaban tema 9 kelas 4 SD/MI subtema 3 pembelajaran 1 halaman 100 sampai 113.

Yuk simak berikut ini pembahasan kunci jawaban Tema 9 kelas 4 SD berjudul Kayanya Negeriku halaman 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, dan 113.

Materi soal yang dibahas dikutip dari  Buku Tematik SD kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Seperti yang dikutip dari Tribun Pontianak dengan judul KUNCI JAWABAN Tema 9 Kelas 4 Halaman 100 101 102 103 104 105 107 108 109 110 111 112 113 Subtema 3.

Pada buku tematik Tema 9 Kelas 4 SD terdapat 4 subtema diantaranya Subtema 1: Kekayaan Sumber Energi di Indonesia, Subtema 2: Pemanfaatan Kekayaan Alam, Subtema 3: Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia, dan Subtema 4: Karyaku Prestasiku.

Selengkapnya untuk soal yang dibahas adalah pada subtema 3 pembelajaran 1 dalam Tema 9 kelas 4 SD tentang Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia.

Kunci jawaban Tema 9 kelas 4 SD dan MI ini ditujukan kepada orang tua atau wali sebagai pedoman untuk mengoreksi hasil belajar anak.

Berikut kunci jawaban Buku Tematik Tema 9 Kelas 4 SD  Subtema 3  Pembelajaran 1 halaman 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, dan 113 yang dikutip dari Buku Guru dan Siswa serta beberapa sumber:

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 9 Kelas 5 SD Halaman 151-161, Cara Menghargai Kegiatan Orang Lain dalam Usaha

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 7 Kelas 2 SD Subtema 4 Hal 210-216, Cerita Tentang Burung Gagak yang Sombong

Ilustrasi siswa dan siswi SD belajar bersama (Freepik)

>>> Halaman 100

Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia

>>> Halaman 101

Ayo Mengamati

Amatilah gambar di atas  jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!Apa komentar atau pendapatmu melihat gambar-gambar di atas?......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Jawaban :Gambar A memperlihatkan masyarakat yang sedang bekerja bakti membangun atau memperbaiki saluran air

Pendapat saya : Saya sangat setuju, dengan kerja bakti pekerjaan akan terasa ringan karena beban terbagi, selain itu proses lebih cepat selesai

Gambar B memperlihatkan seseorang sedang menebang pohon
Pendapat saya : Tindakan ini bukan bagian dari pelestarian alam bahkan cenderung merugikan alam apalagi jika dilakukan secara ilegal

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Pontianak

Ilustrasi buku kunci jawaban terbaru. /Pixabay/DariuszSankowski

PORTAL JEMBER - Salam giat belajar adik-adik, kita akan mempelajari salah satu materi di Buku Tematik Terpadu Kurikuum 2013 Kelas 4 SD/MI Tema 9 Kayanya Negeriku Edisi Revisi 2017 terbitan Kemendikbud.

Di artikel ini akan dibahas subtema 3 tentang Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia.

Materi tentang apa saja perilaku dan kegiatan yang merusak lingkungan, sebagai bacaan untuk menyelesaikan latihan tugas halaman 107.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 4 SD dan MI Subtema 2 Halaman 94, 97, 98, Pemanfaatan Kekayaan Alam di Indonesia

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 4 SD MI Subtema 2 Halaman 93, Tentang Pemanfaatan Kekayaan Alam di Indonesia

Dilansir PORTAL JEMBER dari alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember, Anisa Maharani, S.Pd., berikut materi tentang apa saja perilaku dan kegiatan yang merusak lingkungan, tema 9 kelas 4 SD MI subtema 3, halaman 107.

>

Perilaku dan kegiatan manusia memberikan gambaran terhadap baik atau buruknya lingkungan yang ditinggalinya.

Di lingkungan, manusia bisa melakukan perilaku dan kegiatan apa pun yang bisa memberikan efek baik atau merusak alam.

Sebagai manusia yang bertanggungjawab, hendaknya bisa menjaga lingkungan yang memberikan sumber daya dan kebutuhan manusia untuk hidup.

Apa saja perilaku dan kegiatan yang merusak lingkungan? Berikut adalah contoh-contohnya, yang dirangkum dari laman dlh.semarangkota.go.id dan berbagai sumber terkait lingkungan:

Selama ini, kita cenderung berpikir bahwa hanya hal-hal besar yang memiliki kemungkinan untuk merusak bumi. Contohnya, pencemaran udara oleh asap-asap yang bergumul pekat dari cerobong pabrik, limbah tekstil yang dibuang begitu saja ke sungai, efek rumah kaca yang mengakibatkan es di kutub mencair dan lain sebagainya.

Namun, tahu gak sih? Ternyata ada hal-hal kecil yang biasa kita lakukan, tapi punya potensi besar untuk merusak lingkungan. Kita gak bakal nyangka seberapa berbahaya hal-hal berikut, apalagi jika dilakukan secara massal. Apa sajakah?

1. Penggunaan plastik yang masif

eco-business.com

Coba pikirkan, berapa banyak plastik yang kita gunakan setiap harinya? Beli sayur di pasar, dibungkus pakai plastik. Siang-siang mendadak kehausan? Beli es teh yang dibungkus pakai plastik. Belanja bulanan di supermarket?

Lagi-lagi plastik-lah yang jadi pembungkusnya. Begitu terbiasanya kita dengan plastik, hingga segala hal yang ada di sekitar kita pun menggunakan plastik. Dan kita menganggap tidak ada yang salah dari hal tersebut.

Padahal, plastik membutuhkan waktu hingga 1000 tahun untuk terurai. Sudah berapa banyak generasi manusia yang tercipta dalam kurun waktu tersebut, sementara plastik itu sendiri tak kunjung terurai? Memang, tidak mudah untuk mengubah kebiasaan yang sudah sedemikian mendarah daging, namun kita tetap bisa membiasakan diri untuk hidup tanpa plastik.

Sesimpel menggunakan tote bag ketika belanja, memakai sedotan stainless atau menggunakan botol air yang bisa digunakan berulang kali pun memiliki efek bagi lingkungan. Apalagi, jika kita melakukan effort lebih dengan mengajak keluarga serta teman untuk melakukan hal yang sama. One action is better than nothing at all, right?

2. Membuang-buang makanan yang masih layak

fao.org

Sedih nggak sih begitu tau bahwa Indonesia berada di urutan kedua dalam daftar negara yang menyumbang food waste terbesar? Padahal, kita semua diajarkan sedari kecil untuk tidak membuang-buang makanan.

Di belahan dunia yang lain, masih ada orang-orang yang kelaparan dan mengalami malnutrisi akibat kurangnya makanan yang layak. Menurut laman Food and Agriculture Organization of United Nations (FAO), diperkirakan sekitar 1/3 makanan yang masih layak berujung menjadi limbah.

Bukan hanya tidak etis, food waste juga menjadi polemik global sebab dianggap menyia-nyiakan tanah, air, energi, tenaga kerja serta sumber daya alam lain yang digunakan untuk memproduksi makanan. FAO juga mencatat bahwa ada 1,3 triliun ton makanan yang hilang setiap tahunnya, dengan rincian 10 persen kehilangan saat produksi, 7 persen saat pengolahan pasca panen & distribusi, 1 persen kehilangan saat proses pengolahan, 6 persen kehilangan saat pemasaran dan 9 persen saat tahap konsumsi. Miris ya?

3. Pembuangan limbah baterai dan sampah elektronik yang tidak benar

abc.net.au

Kita mungkin pernah diajari cara mendaur ulang sampah kertas atau plastik, namun rasanya sangat jarang mendapat edukasi terkait cara membuang limbah berbahaya. Sebut saja sampah baterai yang tidak lagi terpakai, apakah harus kita buang begitu saja di tempat sampah biasa?

Jawabannya: tidak. Limbah baterai mengandung merkuri, timbal dan bahan kimia berbahaya lainnya yang berbahaya bagi makhluk hidup, terlebih bagi satwa liar maupun biota laut.

Begitu pula dengan sampah elektronik lain, seperti kabel, gadget yang tak terpakai, televisi dan lain sebagainya. Idealnya, limbah elektronik diolah di tempat pengolahan khusus limbah berbahaya. Namun, di Indonesia sendiri pengolahan limbah elektronik belum begitu diperhatikan.

Di seluruh dunia, hanya ada 41 negara yang memiliki pengolahan limbah elektronik. Padahal, setiap tahunnya, ada 20-50 juta ton sampah elektronik yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan hanya 10-18 persen yang didaur ulang. 

Baca Juga: 7 Benda yang Paling Mencemari Laut, Yuk Segera Kurangi Penggunaannya!

tpr.org

Pernah menjumpai bulir-bulir kecil pada produk face wash atau scrub yang kita pakai? Benda itu merupakan microbeads, sejenis plastik berukuran mikro yang biasa ditemukan di berbagai produk kecantikan. Microbeads berukuran antara 5μm hingga 1mm dan terbuat dari polimer sintetik seperti polyethylene, polylactic acid (PLA), polypropylene, polystyrene atau polyethylene terephthalate.

Meski berukuran mini, nyatanya dampak negatif dari microbeads cukup berbahaya, lho! Terlebih, bagi biota laut seperti ikan, karena microbeads tidak mudah hancur dan terurai.

Ketika microbeads tak sengaja tertelan oleh biota laut, ia akan merusak sistem pencernaan hewan tersebut. Ikan-ikan berukuran kecil akan salah menduga bahwa microbeads adalah makanannya dan akan menimbulkan kerusakan organ dan kematian dalam jangka panjang.

5. Mengonsumsi daging hewan

philmaffetone.com

Merupakan hal yang wajar jika manusia mengonsumsi daging hewan. Nutrisi di dalamnya pun sangat dibutuhkan oleh tubuh. Namun, tahukah kamu bahwa industri peternakan menyumbang gas metana dalam jumlah yang cukup besar?

Gas metana sendiri merupakan gas rumah kaca yang paling banyak diproduksi di dunia dan menyebabkan pemanasan global. Gas metana dihasilkan dari kotoran hewan dan fermentasi enternik.

Semakin banyak kebutuhan akan daging hewan, maka semakin banyak pula hewan yang dipelihara dan menyebabkan jumlah gas metana kian meningkat. Gas metana dari sapi mencapai 14,5 persen dari total emisi gas rumah kaca di dunia. Padahal, metana mempertipis lapisan ozon yang melindungi bumi, sehingga suhu bumi perlahan-lahan meningkat. Ngeri ya?

6. Pembakaran mesin kendaraan pribadi menyumbang polusi udara

accreditedinvestornews.com

Ketika sudah memasuki usia 17 tahun, biasanya orangtua kita akan menawarkan kendaraan pribadi, baik motor atau mobil, untuk dipakai sehari-hari. Bagi kita, mengendarai kendaraan pribadi merupakan prestise. Namun, semakin banyak kendaraan pribadi ternyata berbahaya bagi bumi, lho.

Nyatanya, gas buangan dari kendaraan pribadi mengandung hidrokarbon dan nitrogen oksida yang bereaksi bersama sinar matahari untuk meningkatkan ozon. Karbon monoksida juga ikut diproduksi yang mengancam kesehatan manusia sekaligus berkontribusi signifikan pada pemanasan global. Idealnya, akan lebih baik jika kita menggunakan kendaraan umum atau transportasi massal, meskipun kendaraan umum sendiri masih belum terlalu memadai di negara kita.

7. Penggunaan air conditioner (AC) yang berlebihan

kandsac.com

Siang lagi terik-teriknya? Gak usah khawatir! Di zaman yang serba canggih ini, kamu hanya perlu menghidupkan AC dan dalam hitungan menit, ruangan akan dingin seketika. Meski praktis dan berguna, nyatanya AC menyimpan efek negatif juga, lho.

AC dikenal sebagai peralatan elektronik yang mengonsumsi daya listrik yang cukup besar. AC berkapasitas 1 PK saja membutuhkan 800-900 watt listrik. Selain boros listrik, AC juga menyumbang pada peningkatan gas rumah kaca.

Terlebih, senyawa hydroflourocarbons (HFC) yang berkontribusi pada global warming. Menggunakan AC secara bijak dan mematikannya di saat tidak dibutuhkan adalah solusi kecil untuk peduli pada bumi.

Itulah hal-hal kecil yang biasa kita lakukan namun berpotensi untuk merusak lingkungan. Gak nyangka kan? Oleh karena itu, merupakan tugas kita semua untuk turut serta menjaga bumi serta melakukan segala sesuatu dengan bijak. Satu aksi kecil tentu lebih baik dibanding diam dan tak melakukan apapun, benar kan?

Baca Juga: Tidak Kalah Mengancam Kita! Simak 7 Trivia Seputar Polusi Cahaya Ini

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA