Perhatikan gambar berikut dari gambar di atas jenis sosialisasi tersebut terdapat pada tahapan

Bawaslu gelar sosialisasi aturan kampanye Pemilu 2019. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho

SUMUT | 11 Mei 2020 16:00 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Sosialisasi adalah sebuah proses belajar seumur hidup di mana seorang individu mempelajari kebiasaan dan kultur masyarakat yang meliputi cara hidup, nilai- nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima dan berpartisipasi aktif di dalamnya.

Dalam arti sempit, sosialisasi merupakan proses memperkenalkan sebuah sistem pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksinya.

Sosialisasi dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.

Bagi individu, sosialisasi berfungsi sebagai pedoman dalam belajar mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik nilai, norma, dan struktur sosial yang ada pada masyarakat di lingkungan tersebut.

Bagi masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat untuk melestarikan, penyebaran, dan mewariskan nilai, norma, serta kepercayaan yang ada pada masyarakat.

2 dari 7 halaman

Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu normanorma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain.

Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.

Peter Berger

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.

Paul B. Horton

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.

Soerjono Soekanto

Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

Suharto ( 1991)

Sosialisasi atau proses memasyarakat adalah proses orang orang yang menyesuaikan diri terhadap norma norma sosial yang berlaku, dengan tujuan supaya orang yang bersangkutan dapat diterima menjadi anggota suatu masyarakat.

Goslin dalam Ihrom

Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai nilai dan norma norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakat.

3 dari 7 halaman

Tujuan sosialisasi bagi individu-individu yang membaur menjadi masyarakat sangat penting untuk dicapai, karena:

 1. Pentingnya setiap anggota masyarakat untuk mengetahui dan menjalankan nilai dan norma yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat.

2. Supaya setiap individu dapat mengendalikan fungsi organik melalui proses latihan mawas diri yang tepat.

3. Agar setiap anggota masyarakat memahami suatu lingkungan sosial dan budaya, baik lingkungan tempat tinggal seseorang maupun lingkungan baru.

 4. Supaya setiap individu dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar, misalnya kemampuan membaca, menulis, dan lain-lain.

5. Guna melatih keterampilan serta pengetahuan setiap individu untuk melangsungkan hidup bermasyarakat.

6. Supaya di dalam individu tertanam nilai-nilai dan kepercayaan yang ada di masyarakat.

4 dari 7 halaman

Menurut Peter L Berger dan Luckman terdapat 2 jenis sosialisasi yaitu:

  1. Sosialisasi primer, sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini berlangsung pada saat kanak-kanak.
  2. Sosialisasi sekunder, adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisai primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.

5 dari 7 halaman

Ada dua tipe sosialisasi, kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Formal

Sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga-lembaga berwenang menurut ketentuan negara atau melalui lembaga-lembaga yang dibentuk menurut undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.

2. Informal

Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok- kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

6 dari 7 halaman

Media sosialisasi merupakan sarana seseorang dalam bersosialisasi, sarana tersebut dapat berupa kelompok masyarakat tertentu maupun media massa. Berikut selengkapnya:

Keluarga

Mula-mula, saat seseorang lahir, sebagai anak-anak yang pertama berinteraksi dan melakukan aktivitas sosial dengan mereka, adalah orang tua dan keluaga lainnya, seperti saudara, kakek, dan nenek. Sehingga di sanalah anak akan terbentuk nilai-nilai pertama dalam dirinya.

Sekolah

Setelah keluarga, biasanya anak-anak akan disekolahkan. Pendidikan di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.

Teman bermain (kelompok bermain)

Anak-anak juga akan mulai bermain dengan sesamanya. Kelompok bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak.

Media Massa

Media massa seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik (televisi, radio, film dan video).

Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.

7 dari 7 halaman

Menurut Mead (dalam Horton & Hunt, 1999: 109) menyatakan bahwa sosialisasi dapat dibedakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan (preparatory stage):

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan

2. Tahap meniru (play stage)

Tahap ini ditandai seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.

3. Tahap siap bertindak (game stage)

Pada tahap peniruan yang dilakukan mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langusng dimainkan sendiri dengan penuh kesabaran

4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa dan telah menjadi warga masyarakat sepenuhnya.

(mdk/amd)

Pernah gak sih elo penasaran, kenapa ada beberapa sifat elo mirip banget sama orang tua elo? Atau mungkin ketemu satu keluarga yang sifat nya mirip semua? Wah, jawabannya bisa elo temui di materi tentang sosialisasi di artikel ini.

Sebenernya mungkin kalo direnungin bakal muncul berbagai pertanyaan mengenai faktor atau aspek apa aja sih yang membentuk kepribadian seseorang, apa iya ada kaitannya keluarga atau lingkungan dengan kepribadian seseorang? Terus hubungan antara sosialisasi dan kepribadian apa dong?

Pada dasarnya dalam ilmu sosiologi, sosialisasi itu merupakan proses seseorang mempelajari atau memahami nilai dan norma yang nantinya akan mempengaruhi cara kita berperilaku. 

Jadi kalau ada yang bilang “bersosialisasi” itu identik dengan haha hihi ke temen-temen atau ikut nongkrong di cafe-cafe gaul yang kekinian, itu kurang tepat guys, lebih tepat kalo kita sebut berinteraksi.

Keluarga juga punya peran penting lho di sini, karena merekalah orang yang ngajarin kita pertama kali. Meskipun nantinya gak cuma keluarga aja namun ada agen lain juga. Lebih lengkapnya tentang sosialisasi dari tipe, faktor, hingga bentuknya kita bahas di bawah ya.

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi dalam masyarakat (Dok: Unsplash.com)

Sosialisasi adalah suatu proses atau usaha seorang individu untuk mempelajari kebudayaan berupa nilai dan norma yang berlaku di masyarakat untuk menjadi anggota atau bagian yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat itu sendiri. 

Itu tadi pengertian sosialisasi dalam sosiologi. Nah, untuk memahami mengenai nilai dan norma elo bisa belajar di sini

Yang namanya proses itu, identik banget sama pergerakan, atau dinamis, yang berarti proses sosialisasi ini akan berjalan sepanjang akhir hayat. Seiring berjalannya waktu pasti ada saatnya kita akan bertemu orang baru, atau berada di dalam kelompok baru. 

Coba deh elo perhatikan teman-teman elo di SD, SMP, SMA terus bertambah dan berganti kan.

Sosialisasi nggak sama ya sama interaksi. Eits tapi di dalam sosialisasi tentu ada interaksi di dalamnya. Contoh sosialisasi di lingkungan masyarakat adalah kerja bakti. Nggak mungkin dong kerja bakti sambil diem-dieman.

Tujuan Sosialisasi

Salah satu tujuan sosialisasi adalah agar dapat hidup bermasyarakat dengan baik sehingga dapat diterima di lingkungan sosial. Tapi nggak cuma itu aja, ada tujuan lain yang perlu elo tahu juga.

Tujuan dari sosialisasi sebenarnya cukup beragam, yaitu:

  1. Memberikan kemampuan dan pengetahuan terhadap individu untuk hidup bermasyarakat. 
  2. Memberikan kemampuan menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kehidupan bermasyarakat. 
  3. Mengetahui posisi atau perannya di dalam masyarakat agar dapat bertindak atau berperilaku sesuai dengan perannya dalam masyarakat. 
  4. Menjaga keutuhan masyarakat, dengan setiap individu melakukan interaksi satu sama lain dengan baik didasari oleh perannya masing-masing. 

Tipe Sosialisasi

Inget nggak tadi gue bilang konsep sosialisasi tuh berkaitan erat dengan nilai dan norma di masyarakat. Nah, di tipe sosialisasi elo bisa tau asal dari nilai dan norma yang berlaku baik tertulis maupun tidak. Tipe sosialisasi sendiri dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

Formal

Sosialisasi tipe ini berasal dari pemerintah dan masyarakat, di mana norma dan nilai yang berlakunya tertulis. Contohnya peraturan daerah. 

Tipe sosialisasi formal jika dilanggar mungkin akan dikenai hukuman tertentu karena ada peraturan yang jelas dan tertulis.

Non-Formal

Sosialisasi tipe ini berasal hanya dari masyarakat, di mana norma dan nilai yang berlaku juga tertulis, dan berlaku secara global, atau semua orang yang berada di sana. Contohnya, di suatu tempat restoran dilarang membawa makanan dari luar. 

Coba deh tulis di komen tipe sosialisasi non-formal yang elo tahu.

Informal

Sosialisasi tipe ini berasal dari masyarakat, di mana norma dan nilai yang berlaku tidak tertulis. Contohnya, misalnya elo pulang maksimal jam 10 malam, tidak ada peraturan tertulisnya kan di rumah harus pulang sebelum jam 10 malam, tapi ini norma yang berlaku di keluarga elo. 

Namun karena tidak tertulis tipe yang satu ini mungkin mengalami pergeseran sosialisasi. Jadi, norma dan nilai yang dulunya berlaku di suatu waktu jadi nggak berlaku lagi.

Bentuk Sosialisasi

Setelah belajar tujuan dan tipenya, elo perlu tahu juga jenis sosialisasi ada apa aja. Berdasarkan bentuknya, sosialisasi memiliki 2 bentuk, yaitu:

  1. Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi yang kita terima dari kita kecil atau dari kita lahir yang kita terima di keluarga. Di sinilah peran agen keluarga sebagai pihak pertama dalam bermasyarakat.
  2. Sosialisasi Sekunder adalah sosialisasi yang kita terima di luar dari keluarga seperti sekolah, teman sepermainan, tempat kerja, dan lain-lain. Sosialisasi di luar rumah disebut juga sosialisasi sekunder.

Agen Agen Sosialisasi

Agen yang dimaksud di sini adalah pihak-pihak atau orang-orang yang berperan dalam sosialisasi. Nah di sinilah fungsi sosialisasi dalam pembentukan kepribadian terjadi.

Keluarga

Keluarga merupakan pihak pertama yang mengajarkan kita atau memberitahu kita mengenai nilai dan norma yang berlaku, misalnya seperti diajarkan sopan santun yang berlaku di masyarakat, dan lain-lain. 

Keluarga ini dibagi menjadi 2 tipe, tipe represif yaitu tipe orang tua atau keluarga yang tegas, dan mengatur segalanya, contohnya elo harus masuk jurusan A, atau harus masuk perguruan tinggi B, dan lain-lain.

Tipe yang satunya lagi adalah tipe partisipatoris, yaitu tipe orang tua atau keluarga yang ikut berpartisipasi dalam berdiskusi dalam pengambilan keputusan elo, misalnya orang tua berdiskusi dengan anaknya mau mengambil jurusan kuliahnya. 

Agen sosialisasi pada tahap awal pembentukan kepribadian anak adalah keluarga. Bagaimana pun anak akan meniru perilaku yang dipelajari dari orang terdekatnya. Referensi anak tentang apa yang baik dan salah didapat dari keluarga itu sendiri.

Hubungan antara sosialisasi dan kepribadian adalah bagaimana agennya dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Di keluarga, elo belajar bermasyarakat juga belajar menjadi pribadi yang baik.

Contoh agen sosialisasi keluarga adalah ayah, ibu, adik atau kakak.

Sekolah

Sekolah juga memiliki peran yang cukup penting, seperti guru, dan pelajaran yang elo terima, seperti guru mengajarkan nilai dan norma tentunya, atau dari pelajaran tingkah laku seperti pendidikan kewarganegaraan, sosiologi, dan pelajaran lainya. 

Unsur-unsur yang ada di sekolah berperan banget mengajarkan elo cara bersosialisasi. Makanya selama bersekolah kita nggak cuma belajar materi saja tapi juga kedisiplinan dan tata cara bermasyarakat.

Agen sosialisasi sekolah (Arsip Zenius)

Teman Sepermainan

Biasanya dalam lingkungan permainan kita memiliki nilai dan normanya sendiri, misalnya semua teman-teman elo nggak suka orang yang menyontek setiap hari, maka agar bisa bergabung dan nyambung sama mereka elo akan menyesuaikan diri dan mengambil nilai menyontek sebagai hal yang buruk itu sebagai norma. 

Karena itu juga penting buat elo memilih teman yang baik juga. Jangan sampai elo terjerumus pergaulan yang salah karena mengikuti teman sepermainan ya.

Media Massa

Media massa bisa mencakup banyak hal, radio, TV, Internet, dan lain-lain. Contoh yang paling mudah kita dapati adalah misalnya dalam drama korea atau film, elo suka sama karakter dalam film itu. 

Misalnya elo suka karakternya Han Ji-pyeong (penggemar Start Up pasti tau), atau elo suka karakter Harry Potter, elo akan mengambil sikap atau sifat karakter tersebut sebagai norma.

Atau bisa juga dari berita, misalnya dari berita korupsi elo akan menganggap bahwa korupsi bukan hal yang baik, atau tidak boleh dilakukan dan mengambil itu sebagai norma yang berlaku. 

Tahapan Sosialisasi

Gimana elo bisa punya sifat yang mirip dengan orang sekitar juga bisa elo amati dari tahapannya. Biar makin paham, elo langsung cek aja deh tahapnya menurut Herbert Mead, seorang tokoh sosiologi, di bawah ini.

Tahap Persiapan


Tahap ini sudah dimulai sejak seseorang dilahirkan. Di tahap ini seseorang akan mengenal orang-orang di sekitarnya. Karena itu di tahap ini peran keluarga sangat penting.

Tahap Meniru


Sesuai namanya ya, di tahap ini seseorang akan meniru peran orang-orang di sekitarnya. Meski sudah bisa meniru tapi belum memahami makna dari yang ditirukannya.

Tahap Siap Bertindak


Kalau tahap sebelumnya sudah mulai meniru, di tahap ini seseorang akan mulai memahami maknanya. Di tahap ini elo juga udah mulai berinteraksi dengan lingkungan bermain dan masyarakat. Elo juga sudah paham peraturan di sini.

Tahap Penerimaan Kolektif


Seseorang dianggap mencapai kedewasaan di tahap ini. Elo mulai memahami kerja sama, toleransi hingga peraturan yang berlaku. Seseorang juga sudah mengambil perannya masing-masing di masyarakat.

Faktor Pembentuk Kepribadian

Elo pasti punya kepribadian yang berbeda antara satu sama lain. Elo  sama temen-temen pun yang katanya “teman se-frekuensi” pun pasti memiliki kepribadian yang berbeda dan tidak persis sama.

Kenapa bisa beda? Ini bisa dijelaskan dalam faktor sosialisasi. Hal itu terjadi karena ada beberapa faktor pembentuknya yang membuat setiap dari kita memiliki kepribadian yang berbeda, berikut faktor-faktornya.

Warisan Gen

Seperti yang udah dikatakan sebelumnya, bahwa keluarga kita berperan sangat besar dalam pembentukan kepribadian kita, karena salah satu faktor pembentuk kepribadian kita berasal dari warisan gen atau faktor biologis. 

Nah, di sini terjawab kan kenapa proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian berhubungan erat.

Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik juga dapat membentuk kepribadian kita, misalnya orang Medan kenapa kalo ngomong itu suaranya keras, karena dulu jarak antar rumahnya jauh, jadi mempengaruhi cara mereka berbicara. 

Budaya

Budaya yang udah kita jalani selama hidup kita akan membentuk kepribadian kita, di mana biasanya di setiap daerah memiliki budaya yang berbeda. Misalnya, kita terbiasa ketemu guru atau orang yang lebih tua kita salim, tapi kalo di Amerika mereka kalo ketemu orang lain dengan cipika cipiki. 

Apa nih contoh faktor budaya lain yang bisa membentuk kepribadian seseorang? Tulis di komen ya jawabannya.

Pengalaman Kelompok

Dalam faktor ini terjadi akibat adanya pengalaman secara berkelompok, misalnya elo sama temen-temen bermain pas jam kelas, kemudian dihukum, dari situ elo jadi tahu kalo lagi jam pelajaran itu gak boleh main, harus belajar. 

Meskipun harus merasakan efek jera tapi dari situ elo bisa memiliki kepribadian yang taat akan peraturan. Kalau bisa sih dikurang-kurangin ya, dapat pelajaran dari yang kayak gini.

Pengalaman Unik

Mirip dengan pengalaman kelompok tapi bedanya ini elo alami sendiri. Misalnya elo pulang malem sendirian dan kemudian diikutin orang gak dikenal sampe rumah. Dari rasa takut pulang sendirian bisa bikin elo jadi dependent atau bergantung sama orang lain kalo mau pulang. 

Tapi tentu saja kepribadian lain juga terbentuk, misalnya elo jadi lebih sadar akan sekitar atau punya penjagaan diri yang lebih ketat.

Nah, begitulah kurang lebih penjelasan mengenai sosialisasi. Sekarang elo paham kan betapa pentingnya pengaruh lingkungan dan sekitar kita bagi kepribadian kita. Elo bisa lihat materi mengenai sosialisasi dan kepribadian di website kita loh di sini.

Ada materi sosialisasi yang elo belum ngerti? Nggak usah ragu untuk bertanya di komen ya. Empat kali empat enam belas, sempat tidak sempat pasti dibalas. Semoga artikel ini dapat membantu elo ya. Selamat belajar guys!

Baca Juga Artikel Lainnya

Tips Belajar UTBK Sosiologi

Persiapan UNBK SMA Sosiologi 2020

Soal dan Pembahasan UTS Sosiologi Kelas 10

Originally published: January 4, 2022
Updated by: Silvia Dwi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA