Perbedaan tata cara sholat nu dan muhammadiyah

Beberapa waktu yang lalu penulis mendapat sebuah pertanyaan "Mas, sampeyan itu NU apa Muhammadiyah?"  Pertanyaan itu muncul ketika penulis menghadiri haul keluarga. Saya hanya bisa menjawab bahwa saya tidak mengikuti organisasi Islam tersebut. Saya bukan anggota NU tapi juga bukan anggota Muhammadiyah karena saya tidak pernah mendaftar di kedua organisasi tersebut sebagai anggota. 

Lantas orang tersebut bertanya lagi "Lha terus mazhab nya apa?". Saya menjawab ya keempat mazhab itu saya pakai semua, dalam sebuah masalah saya pilih mana yang menurut saya cocok. Saya lebih sering memakai Mazhab Syafii. Yang jelas apa yang saya lakukan berpegangan pada Al Quran dan Hadis. Menurut saya NU dan Muhammadiyah hanyalah sebuah organisasi Islam saja dan bergerak dalam syiar Islam, namun memiliki cara yang berbeda. 

Sejarah Nu dan Muhammadiyah

NU atau Nahdlatul Ulama mempunyai arti kebangkitan ulama. Didirikan oleh KH. Hasyim Asyari pada tanggal 31 Desember 1926. Sedangkan Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Keduanya adalah sahabat karib dan pernah mengenyam pendidikan di Arab. 

Namun karena perbedaan kultur keduanya dimana KH. Ahmad Dahlan lahir dan besar di kota menjadikan cara pandang yang berbeda. Muhammadiyah lebih memilih menggunakan pendidikan formal mendirikan sekolah-sekolah sampai perguruan tinggi. Sedangkan Nu lebih memilih dengan mendirikan pondok pesantren. NU berafiliasi dengan partai politik sementara Muhammadiyah tidak. 

Perbedaan Keduanya 

Sebenarnya perbedaannya sedikit, namun yang penulis dapati adalah ketika sholat tarawih. Nu dengan 20 rakaat plus 3 witir sementara Muhammadiyah dengan 8 rakaat plus 3 witir. Sebenarnya itu bukanlah masalah penting karena itu sunnah dan masing-masing memiliki dalil sendiri. Perlakuan keduanya saat berada di masjid pun berbeda. NU banyak melantunkan puji-pujian, manakib, tahlil, barzanji, dan lain-lain. 

Sementara jika berada di masjid Muhammadiyah tidak melantunkan puji-pujian, namun hanya berzikir saja. Yang paling terasa adalah bahwa NU masih menjunjung tinggi dan lekat dengan tradisi lama, hanya saja isinya sudah diselaraskan dengan Islam. Contohnya seperti upacara mitoni, selamatan orang meninggal, mauludan, dll. 

Tidak begitu bagi Muhammadiyah yang meninggalkan tradisi dan hanya menjalankan syariat saja. Perbedaan selanjutnya ada pada doa qunut, kalau NU setiap sholat subuh membaca doa qunut sementara Muhammadiyah tidak membaca qunut. Qunut hanya dibaca jika dalam keadaan genting seperti perang dsb. Sebenarnya masih banyak perbedaan-perbedaan kecil lainnya. Untuk menentukan 1 Syawal warga NU menggunakan rukyah sementara Muhammadiyah memakai pedoman hilal.

Perbedaan itu indah

Dalam kehidupan ini perbedaan cara pandang adalah hal yang lumrah sepanjang masih menggunakan dasar-dasar Islam. Berpedoman pada aturan Islam yang benar. Perbedaan ini akan terasa indah apabila saling mengerti dan menyadari. Apapun itu sebagai manusia dalam hidup ini hanya bertujuan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya. 


Perbedaan tata cara sholat nu dan muhammadiyah

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 2

Beberapa waktu yang lalu penulis mendapat sebuah pertanyaan "Mas, sampeyan itu NU apa Muhammadiyah?"  Pertanyaan itu muncul ketika penulis menghadiri haul keluarga. Saya hanya bisa menjawab bahwa saya tidak mengikuti organisasi Islam tersebut. Saya bukan anggota NU tapi juga bukan anggota Muhammadiyah karena saya tidak pernah mendaftar di kedua organisasi tersebut sebagai anggota. 

Lantas orang tersebut bertanya lagi "Lha terus mazhab nya apa?". Saya menjawab ya keempat mazhab itu saya pakai semua, dalam sebuah masalah saya pilih mana yang menurut saya cocok. Saya lebih sering memakai Mazhab Syafii. Yang jelas apa yang saya lakukan berpegangan pada Al Quran dan Hadis. Menurut saya NU dan Muhammadiyah hanyalah sebuah organisasi Islam saja dan bergerak dalam syiar Islam, namun memiliki cara yang berbeda. 

Sejarah Nu dan Muhammadiyah

NU atau Nahdlatul Ulama mempunyai arti kebangkitan ulama. Didirikan oleh KH. Hasyim Asyari pada tanggal 31 Desember 1926. Sedangkan Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Keduanya adalah sahabat karib dan pernah mengenyam pendidikan di Arab. 

Namun karena perbedaan kultur keduanya dimana KH. Ahmad Dahlan lahir dan besar di kota menjadikan cara pandang yang berbeda. Muhammadiyah lebih memilih menggunakan pendidikan formal mendirikan sekolah-sekolah sampai perguruan tinggi. Sedangkan Nu lebih memilih dengan mendirikan pondok pesantren. NU berafiliasi dengan partai politik sementara Muhammadiyah tidak. 

Perbedaan Keduanya 

Sebenarnya perbedaannya sedikit, namun yang penulis dapati adalah ketika sholat tarawih. Nu dengan 20 rakaat plus 3 witir sementara Muhammadiyah dengan 8 rakaat plus 3 witir. Sebenarnya itu bukanlah masalah penting karena itu sunnah dan masing-masing memiliki dalil sendiri. Perlakuan keduanya saat berada di masjid pun berbeda. NU banyak melantunkan puji-pujian, manakib, tahlil, barzanji, dan lain-lain. 

Sementara jika berada di masjid Muhammadiyah tidak melantunkan puji-pujian, namun hanya berzikir saja. Yang paling terasa adalah bahwa NU masih menjunjung tinggi dan lekat dengan tradisi lama, hanya saja isinya sudah diselaraskan dengan Islam. Contohnya seperti upacara mitoni, selamatan orang meninggal, mauludan, dll. 

Tidak begitu bagi Muhammadiyah yang meninggalkan tradisi dan hanya menjalankan syariat saja. Perbedaan selanjutnya ada pada doa qunut, kalau NU setiap sholat subuh membaca doa qunut sementara Muhammadiyah tidak membaca qunut. Qunut hanya dibaca jika dalam keadaan genting seperti perang dsb. Sebenarnya masih banyak perbedaan-perbedaan kecil lainnya. Untuk menentukan 1 Syawal warga NU menggunakan rukyah sementara Muhammadiyah memakai pedoman hilal.

Perbedaan itu indah

Dalam kehidupan ini perbedaan cara pandang adalah hal yang lumrah sepanjang masih menggunakan dasar-dasar Islam. Berpedoman pada aturan Islam yang benar. Perbedaan ini akan terasa indah apabila saling mengerti dan menyadari. Apapun itu sebagai manusia dalam hidup ini hanya bertujuan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya. 


Perbedaan tata cara sholat nu dan muhammadiyah

Lihat Humaniora Selengkapnya


Page 3

Beberapa waktu yang lalu penulis mendapat sebuah pertanyaan "Mas, sampeyan itu NU apa Muhammadiyah?"  Pertanyaan itu muncul ketika penulis menghadiri haul keluarga. Saya hanya bisa menjawab bahwa saya tidak mengikuti organisasi Islam tersebut. Saya bukan anggota NU tapi juga bukan anggota Muhammadiyah karena saya tidak pernah mendaftar di kedua organisasi tersebut sebagai anggota. 

Lantas orang tersebut bertanya lagi "Lha terus mazhab nya apa?". Saya menjawab ya keempat mazhab itu saya pakai semua, dalam sebuah masalah saya pilih mana yang menurut saya cocok. Saya lebih sering memakai Mazhab Syafii. Yang jelas apa yang saya lakukan berpegangan pada Al Quran dan Hadis. Menurut saya NU dan Muhammadiyah hanyalah sebuah organisasi Islam saja dan bergerak dalam syiar Islam, namun memiliki cara yang berbeda. 

Sejarah Nu dan Muhammadiyah

NU atau Nahdlatul Ulama mempunyai arti kebangkitan ulama. Didirikan oleh KH. Hasyim Asyari pada tanggal 31 Desember 1926. Sedangkan Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912. Keduanya adalah sahabat karib dan pernah mengenyam pendidikan di Arab. 

Namun karena perbedaan kultur keduanya dimana KH. Ahmad Dahlan lahir dan besar di kota menjadikan cara pandang yang berbeda. Muhammadiyah lebih memilih menggunakan pendidikan formal mendirikan sekolah-sekolah sampai perguruan tinggi. Sedangkan Nu lebih memilih dengan mendirikan pondok pesantren. NU berafiliasi dengan partai politik sementara Muhammadiyah tidak. 

Perbedaan Keduanya 

Sebenarnya perbedaannya sedikit, namun yang penulis dapati adalah ketika sholat tarawih. Nu dengan 20 rakaat plus 3 witir sementara Muhammadiyah dengan 8 rakaat plus 3 witir. Sebenarnya itu bukanlah masalah penting karena itu sunnah dan masing-masing memiliki dalil sendiri. Perlakuan keduanya saat berada di masjid pun berbeda. NU banyak melantunkan puji-pujian, manakib, tahlil, barzanji, dan lain-lain. 

Sementara jika berada di masjid Muhammadiyah tidak melantunkan puji-pujian, namun hanya berzikir saja. Yang paling terasa adalah bahwa NU masih menjunjung tinggi dan lekat dengan tradisi lama, hanya saja isinya sudah diselaraskan dengan Islam. Contohnya seperti upacara mitoni, selamatan orang meninggal, mauludan, dll. 

Tidak begitu bagi Muhammadiyah yang meninggalkan tradisi dan hanya menjalankan syariat saja. Perbedaan selanjutnya ada pada doa qunut, kalau NU setiap sholat subuh membaca doa qunut sementara Muhammadiyah tidak membaca qunut. Qunut hanya dibaca jika dalam keadaan genting seperti perang dsb. Sebenarnya masih banyak perbedaan-perbedaan kecil lainnya. Untuk menentukan 1 Syawal warga NU menggunakan rukyah sementara Muhammadiyah memakai pedoman hilal.

Perbedaan itu indah

Dalam kehidupan ini perbedaan cara pandang adalah hal yang lumrah sepanjang masih menggunakan dasar-dasar Islam. Berpedoman pada aturan Islam yang benar. Perbedaan ini akan terasa indah apabila saling mengerti dan menyadari. Apapun itu sebagai manusia dalam hidup ini hanya bertujuan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya. 


Perbedaan tata cara sholat nu dan muhammadiyah

Lihat Humaniora Selengkapnya