perbedaan majas simile dan metafora

Majas simile adalah gaya bahasa yang dikenal dalam dunia sastra Indonesia sebagai bentuk ungkapan pikiran seseorang yang diubah menjadi sebuah perumpamaan.

Umumnya, majas digunakan sebagai cara untuk mengubah kalimat yang terlihat membosankan agar menarik saat dibaca. Namun, majas juga bisa dipakai saat berbincang-bincang dengan kerabat ataupun orang yang baru saja kalian kenal.

Pemakaian majas seringkali dihindari karena berujung menjadi kalimat yang terlalu berlebihan. Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam sebelum menggunakan sebuah majas ke dalam tulisan kalian.

Salah satu gaya bahasa yang dibahas pada kesempatan kali ini, jika kalian memahaminya dengan benar maka dapat membuat karya tulisan Anda semakin bagus dan tersampaikan maknanya dengan tepat.

Pengertian Majas Simile

Majas simile dapat juga diartikan sebagai perbandingan yang mengandung unsur eksplisit. Dalam hal ini, perbandingan tersebut langsung ditujukan dengan suatu pembanding yang memiliki kemiripan di dalamnya.

Oleh karena itu, biasanya juga digunakan beberapa kata sambung yang menjelaskan sebuah perumpamaan, diantaranya ada laksana, seperti, sebagai, dan lain sebagainya.

Jika ditelaah dari makna katanya, simile berasal dari bahasa Inggris yaitu similar yang artinya mirip.

Oleh karena itu, tidak heran jika majas Simile memang banyak menggunakan pembanding-pembanding yang membuat sesuatu menyerupai sesuatu.

Majas simile ini juga banyak didiskusikan serta didefinisikan oleh para ahli bahasa. Menurut Nurgiyantoro, Simile adalah

Sebuah majas yang mempergunakan perbandingan eksplisit atau langsung untuk membandingkan sesuatu yang dibandingkan dengan pembandingnya. Bentuk pembanding yang digunakan secara eksplisit berada di antara dua hal yang berbeda secara fisik, aksi, perasaan, atau perbuatan yang biasanya menggunakan kata-kata pembanding eksplisit tertentu (bagaikan, bak, mirip, dsb)

Sedangkan, menurut Keraf Simile pada dasarnya adalah

Perbandingan yang bersifat eksplisit, maksudnya ia akan langsung menyatakan sesuatu mirip atau sama dengan yang lain dan upaya secara langsung itu akan melibatkan kata-kata seperti: seperti, sebagai, laksana, dan sebagainya

Simile termasuk kedalam 2 kategori majas, yaitu majas perbandingan dan juga majas perumpamaan. Hal ini terjadi karena majas simile, seperti metafora, mencoba untuk membandingkan 2 hal yang berbeda.

Namun, simile juga mencoba untuk mengumpamakan sesuatu menjadi sesuatu yang lain menggunakan konjungsi penunjuk.

Perbedaan Majas Simile dengan Metafora

perbedaan majas simile dan metafora

Perbedaan utama dari majas simile dengan metafora adalah penggunaan perbandingan secara eksplisit atau langsung. Sedangkan, majas metafora umumnya menggunakan kata-kata penunjuk yang membandingkan secara implisit atau tidak secara langsung.

Perbandingan langsung ini ditunjukkan dengan penggunaan kata-kata bagaikan, bak, mirip, seperti, laksana, dan sejenisnya.

Contoh langsung dari perbedaan antara kedua jenis majas ini adalah pada kutipan puisi Chairil Anwar mengenai binatang jalang.

Simile: Aku ini bagaikan binatang jalang
Metafora: Aku ini binatang jalang

Pada simile, ada kata hubung yang menyatakan bahwa objek tersebut bagaikan sebuah objek lainnya. Sedangkan, pada metafora, langsung saja disebutkan secara implisit.

 

Jenis-Jenis Majas Simile

perbedaan majas simile dan metafora

Adapun jenis dari majas ini terbagi menjadi dua macam, yakni majas simile perbandingan dan majas simile perumpamaan. Kira-kira apa perbedaan dari kedua jenis tersebut?

Majas Simile Perbandingan

Majas simile yang termasuk ke dalam kategori perbandingan, digunakan ketika ada dua buah benda atau sifat yang jelas berbeda.

Contohnya, benda berukuran kecil dan besar memiliki perbedaan ukuran yang sangat konkret dan dapat dibedakan oleh panca indera terutama mata.

Sedangkan sifat, misalnya sifat ketika seseorang marah dan senang terlihat dari tingkah laku yang dilakukan oleh orang tersebut.

 

Majas Simile Perumpamaan

Kalimat majas perumpamaan ini, dapat digunakan ketika seseorang hendak mengibaratkan suatu hal dengan hal lainnya.

Biasanya, kalimat satu dengan lainnya digabungkan dengan menggunakan kata sambung. Kata sambung yang digunakan pada penggunaan majas, contohnya adalah ibarat, layaknya, umpama, dan lainnya.

 

Ciri-Ciri dari Majas Simile

perbedaan majas simile dan metafora

Majas perbandingan, diketahui memiliki karakteristik tertentu seperti halnya gaya bahasa Indonesia yang lain. Secara umum, ciri-ciri dari majas simile adalah

  • Hiperbola
  • Kiasan
  • Perumpamaan

Agar kalian dapat memahami dengan lebih jelas, kita akan membahas secara lebih rinci dibawah ini

Hiperbola

Hiperbola atau dalam arti lain melebih-lebihkan ini, memang menjadi salah satu ciri dari penggunaan gaya bahasa simile.

Hal tersebut dilakukan guna untuk memberikan penekanan terhadap sebuah kalimat. Contoh dari penggunaan hiperbola adalah

Ruli berjalan secepat kilat layaknya seekor rusa.

Menurut kalimat di atas, dijelaskan bahwa terdapat kata yang terlalu dilebih-lebihkan dengan mengambil perumpamaan kilat.

Bukan kilat yang sebenarnya, tapi memiliki konotasi yang sama karena kilat itu begitu cepat. Selain itu, perbandingan disini menggunakan hewan rusa yang terkenal lincah dan gesit.

 

Kiasan

Sastra Indonesia memiliki caranya tersendiri untuk menarik perhatian para pembaca. Salah satunya yaitu dengan memberikan bumbu ke tulisan yang diperkenalkan ke khalayak umum.

Bumbu yang dimaksud bukanlah bumbu dapur, melainkan dalam bentuk gaya bahasa atau yang lebih sering dikenal dengan istilah majas.

Kiasan merupakan kata-kata yang bersifat indah, tetapi tidak mengandung arti atau makna yang sesungguhnya.

Kata-kata kiasan sering digunakan oleh para pujangga untuk menghiasi karyanya menjadi paduan kalimat yang penuh penekanan dan terasa indah ketika dibaca.

Contoh dari penggunaan kiasan adalah

Wajahnya begitu segar bagaikan embun di pagi hari.

Seperti yang sudah kita ketahui, tidak mungkin wajah kita bisa seperti embun pagi. Embun pagi terdiri dari air dan sangat dingin, hanya terbentuk di pagi hari karena proses kondensasi.

Tetapi, makna dari kalimat ini adalah, wajahnya sangat segar, layaknya embun pagi yang juga sangat segar.

 

Perumpamaan

Simile adalah bumbu dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk membandingkan kedua hal.

Perumpamaan antara satu hal yang terlihat normal dengan hal lainnya yang terkesan berlebihan digabungkan menjadi satu kalimat utuh.

Contoh kalimat perumpamaan antara lain adalah

Pras sering marah-marah seperti seekor singa yang sedang kelaparan.

Berdasarkan kalimat tersebut, terdapat penggunaan kata penghubung dari perumpamaan yakni kata seperti.

Disini, penulis mengambil perumpamaan seekor singa, dikarenakan singa dikenal oleh masyarakat sebagai hewan yang mudah marah terutama saat dirinya merasa kelaparan.

Sehingga, subjek yang terlihat selalu emosional, diibaratkan seperti seekor singa yang sedang lapar.

 

Contoh Penggunaan Majas Simile dan Penjelasannya

perbedaan majas simile dan metafora

Agar kalian lebih paham penggunaan majas simile dalam kehidupan sehari-hari dan juga penulisan teks sehari-hari, kita akan mencoba untuk membahas beberapa contohnya dibawah ini.

Lisa memiliki senyum yang sangat manis seperti setetes madu

Madu dikenal dengan rasanya yang sangat manis walaupun hanya setetes saja. Penulis memberikan penekanan terhadap Lisa karena dirinya memiliki senyuman yang manis.

Oleh sebab itu, digunakan perumpamaan madu untuk mewakili senyuman manis yang terukir di bibir Lisa.

Rani memiliki hati yang begitu lapang layaknya luas di samudera

Kesabaran dari seseorang seringkali berkaitan dengan luasnya hati. Kemudian, secara aksi biasanya ditunjukkan dengan sikap mudah memaafkan kesalahan orang lain.

Orang yang mudah  memberikan permintaan maaf atau mengeluarkan kata maaf dikenal sebagai orang yang memiliki hati yang lapang.

Samudera atau lautan juga memiliki luas yang tidak terhingga. Bahkan, penglihatan manusia tidak mampu menjangkau seberapa luas lautan yang dapat membelah berbagai daratan menjadi beberapa negara tersebut.

Kelapangan hati seseorang yang sangat tinggi hingga tidak terukur tersebutlah yang diibaratkan luasnya samudera.

Rapat DPR yang sedang diselenggarakan layaknya panggung opera pantomim

Ruang rapat disini diibaratkan sebuah panggung terbuka yang berisi orang-orang pemerintahan.

Selama rapat berlangsung, umumnya terjadi adu pendapat yang menyebabkan ruangan terdengar berisik sampai-sampai ketua pengatur jalannya rapat, merasa kewalahan. Namun, rapat yang diselenggarakan saat itu terasa begitu hening.

Keheningan yang dirasakan, seperti kalian sedang menonton sebuah pertunjukan opera pantomim. Pantomim merupakan cara orang menyampaikan maksud dari isi pikirannya melalui gerakan tubuh.

Bisa saja banyak anggota DPR yang tertidur selama rapat berlangsung, sehingga perumpamaan pantomim tepat digunakan untuk menggambarkan suasana rapat tersebut.

Mira susah sekali diajak untuk berteman karena sifatnya yang dingin seperti gunung es

Orang yang sulit didekati atau diajak berteman, biasanya memiliki kepribadian yang sangat dingin.

Orang seperti, itu biasanya lebih sering terlihat sendirian kemanapun dirinya pergi. Ia cenderung memiliki sifat introvert yang membuatnya selalu berada di zona nyaman.

Ketika subyek dipaksa untuk keluar dari zona nyamannya, maka dirinya membentengi ajakan tersebut dengan bersikap dingin. Dingin disini, bukan berarti tubuhnya terasa dingin melainkan sikap yang acuh atau cuek terhadap orang di sekelilingnya.

Terkadang, perumpamaan gunung es yang sangat dingin digunakan untuk menjelaskan sikap orang yang seperti Mira.

Dino makan dengan sangat rakus layaknya tidak makan selama setahun

Maksud dari kalimat ini, bukan berarti Dino benar-benar belum pernah makan selama satu tahun penuh.

Cara makan subyek yang terlihat sangat rakus, diumpamakan dirinya belum pernah menelan makanan sedikitpun dalam kurun waktu yang begitu lama.

Perumpamaan disini, digunakan jangka waktu setahun. Mengapa setahun? Tidak sebulan?

Orang yang belum makan sebulan bagi sebagian besar orang tidak akan terlihat begitu kelaparan saat diberikan sebuah makanan. Berbeda dengan orang yang belum melihat makanan di hadapannya selama setahun.

Tanpa berfikir panjang, subyek langsung meraup habis tanpa sisa makanan yang dihidangkan seperti dirinya telah mengalami kelaparan yang begitu lama.

Sekian penjelasan mengenai majas simile beserta contoh-contoh penggunaan kalimatnya.

Semoga bermanfaat dan membantu kalian dalam mempelajari bahasa Indonesia. Jangan pernah menyerah untuk menggali berbagai informasi di bidang ilmu pengetahuan lainnya!