1. Apakah anda pernah masuk kedalam sebuah restoran untuk makan siang dan melihat bahwa restoran tersebut hampir kosong, mungkin anda bertanya mengapa … Show 1. Suatu penelitian dilakukan untuk melihat apakah ada hubungannya antara lama seseorang tinggal di satu wilayah dengan sikapnya terhadap kecintaan li … 1. Jelaskan proses pengambilan keputusan konsumen menurut Fill (1995)! TMK UT 2 SKOM4328/Komunikasi Pemasaran 2. Berikan penjelasan mengenai perbedaan antara badan usaha persekutuan, perorangan, dan perseroan terbatas. 3. Jelaskan akun modal dalam perseroan. T … 1. Jelaskan pentingnya otoritas serta macam-macam otoritas? 2. Jelaskan pengertian diferensiasi vertical dan tujuannya? 3. Jelaskan pengertian forma … Nama tokoh peneliti manusia purba di Indonesia – Pada waktu dilakukan penggalian diketahui bahwa bumi kita berlapis-lapis. Menurut G.H.R. von Koenigswald, lapisan bumi dibedakan menjadi 3 lapis, yaitu lapisan bawah, lapisan tengah, dan lapisan atas sebagai lapisan termuda. Pada setiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil dengan kondisi tertentu yang menjadi ciri khas setiap lapisan. Fosil-fosil tersebut disebut fosil pandu, karena dapat memberikan petunjuk tentang perkiraan kehidupan manusia pada saat itu. Dengan ditemukannya manusia-manusia purba di Indonesia (khususnya di Jawa) telah membuat Indonesia menjadi terkenal dan penting bagi penelitian sejarah kehidupan dan perkembangan manusia di masa lampau. Karena banyaknya temuan fosil manusia purba di Indonesia, maka Indonesia sering mendapat julukan museum manusia purba dunia. Penelitian manusia purba di Indonesia diawali dengan penemuan sebuah tengkorak di daerah Wajak, Tulungagung (Jawa Timur) oleh seorang Belanda yang bernama B.D. van Rietschotten. Penemuan itu bersamaan dengan upaya menemukan marmer di daerah tersebut. Sejak penemuan itu, para ahli paleoantropologi baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri mengadakan penelitian di Indonesia. Para ahli tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Eugene DuboisEugene DuboisEugene Dubois merupakan seorang dokter berkebangsaan Belanda yang bekrja dalam korps kesehatan tentara Belanda. Maksud kedatangan Eugene Dubois di Indonesia adalah untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan dan kehidupan manusia purba di Indonesia. Ia datang ke Indonesia karena tertarik dengan kiriman sebuah tengkorak manusia purba dari temannya, yaitu B.D. van Rietschotten pada tahun 1889. Dalam penelitiannya Dubois berhasil menemukan fosil tengkorak di dekat Desa Trinil, Jawa Timur pada tahun 1889. Fosil hasil temuannya tersebut kemudian diberi nama Pithecanthropus erectus (manusia kera yang dapat berjalan tegak). Fosil tersebut diperkirakan berusia lebih kurang satu juta tahun. Penemuan Dubois tersebut ternyata telah menggemparkan dunia ilmu pengetahuan di bidang paleoantropologi dan biologi. Kedatangan Eugene Dubois ke Indonesia diikuti oleh sebuah tim peleoantropologi yang dipimpin oleh Ny. Selenka ke Trinil. Namun, ternyata tim ini kurang beruntung, karena hanya berhasil menemukan fosil binatang dan tumbuh-tumbuhan tanpa menemukan satu fosil manusiapun. 2. Ter Haar, Oppernooth, dan G.H.R. von KoenigswaldKetiga peneliti ini mengadakan penelitian di daerah Ngandong, Blora, Jawa Tengah. Dari hasil penelitiannya berhasil ditemukan empat belas fosil manusia purba. Fosil-fosil itu lebih dikenal dengan Homo soloensis, karena ditemukan di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Penelitian selanjutnya dilakukan di daerah Sangiran, Surakarta antara tahun 1936 – 1941. Pada penelitian ini von Koenigswald menemukan fosil-fosil rahang gigi dan tengkorak manusia. Temuan di Sangiran ini penting, karena penemuannya terjadi baik di lapisan pleistosen tengah maupun pleistosen bawah. 3. Tjokrohandoyo dan DuifjesKedua peneliti ini mengadakan penelitian di Mojokerto dan di Surakarta. Usaha penggalian yang dilakukan telah menemukan dua fosil. Fosil-fosil yang ditemukan di Desa Perning dekat Mojokerto dan Sangiran tersebut menjadi sangat penting, karena diperkirakan berasal dari lapisan tanah yang sangat tua (lebih kurang dua juta tahun yang lalau). Fosil tersebut diberi nama Homo mojokertensis. 4. Prof. Dr. Teuku JacobProf. Dr. Teuku JacobSetelah Indonesia merdeka, penelitian tentang manusia purba dilanjutkan oleh para ahli dari Indonesia, diantaranya adalah Prof. Dr. Teuku Jacob. Ia mengadakan penelitian di desa Sangiran lagi, di sepanjang Sungai Bengawan Solo. Penelitian ini berhasil menemukan tiga belas fosil. Fosil terakhir ditemukan pada tahun 1973 di desa Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah. Melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli tersebut, berhasil diketahui kehidupan dan keberadaan manusia purba di Indonesia. Penelitian dan penemuan-penemuan tersebut dapat dijadikan sumber yang berharga untuk mengetahui sejarah dan perkembangan manusia purba pada masa prasejarah. Eugene dubois tertarik untuk meneliti dan mencari fosil manusia purba di Indonesia karena tertarik dengan spesimen yang dilihatnya dari B.D Von Reitschoten yang berupa tengkorak manusia berumur ratusan ribu tahun dari daerah Wajak, Jawa Timur. Eugene juga menilai bahwa Indonesia merupakan salah satu lokasi penting bagi penyebaran dan perkembangan manusia purba karena dulunya merupakan jalan penghubung antara benua asia dan Australia pada jaman es dimana diperkirakan banyak manusia purba dari dataran asia bermigrasi ke daerah selatan dan banyak menyebar di sana.
Lihat Foto KOMPAS.com - Penelitian manusia purba di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19. Penelitian terhadap fosil manusia purba di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Eugene Dubois. Keberhasilannya menemukan fosil tengkorak di Trinil pada 1890 menjadi bagian penting dalam sejarah paleoantropologi. Peristiwa ini sekaligus mengawali serangkaian penelitian fosil manusia purba di Indonesia. Berikut ini akan dijabarkan tentang tokoh peneliti, lokasi, dan penemuan manusia purba di Indonesia. 1. Eugene Dubois Penelitian manusia purba di Indonesia dipelopori oleh Eugene Dubois, seorang paleoantropologi berkebangsaan Belanda. Eugene Dubois bertolak ke Indonesia pada pertengahan 1880-an untuk mengejar obsesinya dalam mencari fosil manusia purba. Pada 1889, ia mendapat kiriman sebuah fosil tengkorak yang ditemukan di Wajak, Tulung Agung, dari B.D Van Reitschotten. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan dinamai Homo wajakensis. Halaman Selanjutnya Setelah itu, Eugene Dubois melanjutkan… |