Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah

Daftar Pustaka – Pengantar

Teman-teman pernah mendengar istilah plagiat? Situasi ini bisa terjadi karena penulis tidak mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan yang dibuatnya. Dalam dunia sekolah pun, teman-teman bisa saja terjebak dalam keadaan ini jika tidak mampu menuliskan sumber referensi dari makalah yang dibuat dengan baik dan benar.

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah

sumber gambar: formatgenerator.com

Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak yang kesulitan menerapkan penulisan daftar pustaka yang benar dalam akhir tulisannya. Tanda baca dan urutan selama penulisannya menjadi momok yang membuat seseorang terburu malas untuk mencantumkan berbagai referensi sumber dari tulisannya.

Supaya teman-teman tidak dicap sebagai plagiat dan dapat menuliskannya secara tepat, berikut ini panduan cara menulis daftar pustaka yang tepat sesuai dengan jenis sumber yang dipakai.

Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Buku

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka dari sumber buku. Namun, hal paling utama adalah memperhatikan urutan dan tanda bacanya. Berikut adalah urutan sebuah referensi dari buku.

1. Nama

Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama belakang penulis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma (,) setelah itu cantumkan nama depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama penulis dicantumkan lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut tidak perlu dituliskan.

2. Tahun Terbit

Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai referensi. Jangan terkecoh pada angka tahun cetakan awal sebab bisa saja buku yang kamu pakai merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir.

3. Judul Buku

Tuliskan judul bukumu secara lengkap. Jangan lupa, penulisan judul dibuat dengan italic (miring).

4. Kota dan Nama Penerbit

Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan kota penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota, baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua (:).

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan. Pastikan teman-teman menggunakan tanda titik (.) untuk membatasi urutan nama, tahun terbit, judul buku, hingga kota dan nama penerbit.

Contoh Daftar Pustaka dari Buku

Data Buku: Judul     : Family Medical Care Volume 4 Penulis                 : Dr. John F. Knight Penerbit              : Indonesia Publishing House Kota Penerbit    : Bandung

Tahun Terbit      : 2001

Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing House.

Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Koran, atau Majalah

Tidak berbeda jauh dengan penulisan dari sumber berupa buku, teman-teman pun perlu mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, hingga kota dan nama penerbit. Hanya saja, ada perbedaan penulisan untuk beberapa urutan tersebut, yakni sebagai berikut.

1. Nama

Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah penulis artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi.

2. Judul

Dahulukan penulisan judul artikel yang menjadi sumber referensi. Penulisan tidak dengan format italic, melainkan tegak lurus dengan pemberian tanda kutip (“) pembuka dan penutup. Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah yang memuat artikel tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran baru dicetak miring. Ikutkan di halaman berapa artikel tersebut dimuat yang ditulis dalam tanda kurung [(…)].

Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal

Data Artikel: Judul Jurnal        : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 Judul Artikel       : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang Penulis                 : Umar Solikhan Penerbit              : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kota Terbit          : Pangkalpinang

Tahun Terbit      : 2013

Cara Penulisan:
Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm. 123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

Selain artikel cetak, tidak jarang seseorang mengambil sumber tulisannya dari artikel-artikel di internet (dalam jaringan.daring/online). Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut:

1. Nama

Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari sumber buku maupun artikel cetak.

2. Tahun Penayangan

Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut.

3. Judul

Judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda kutip (“).

4. URL

Jangan lupa menyalin alamat URL dari artikel tersebut agar dapat diakses jika ada yang ingin membuktikan kesahihannya.

5. Waktu Pengambilan

Di bagian akhir, jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel daring itu secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat kamu mengunduh ataupun menjadikannya referensi.

Selain urutan, masalah tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet/daring agak berbeda dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik (.) sebagai batas hanya berlaku untuk mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Sementara itu, pembatasan dari judul ke URL dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda koma (,).

Contoh Daftar Pustaka dari Internet (Artikel Daring)

Data Artikel: Judul                     : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global? Penulis                 : Jeko Iqbal Reza Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015 Waktu Akses      : 10 Februari 2016, pukul 10.27

URL                        : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global

Cara Penulisan:
Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”, http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.

Kontributor: Teodora Nirmala Fau, S.Hum.

Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

  1. Majas
  2. Unsur Intrinsik Puisi
  3. Unsur Intrinsik Cerpen

Pada penulisan suatu karya ilmiah, penulisan harus menyajikan informasi yang benar dalam daftar pustaka. Anda bisa menulis sumber informasi baik dari buku yang ditulis 2 atau 3 orang atau lebih, majalah, skripsi, website di Word lebih dulu. Daftar ini berisi nama pengarang dan lainnya yang tentunya memiliki aturan penulisan kata juga.

Daftar ini bisa dikatakan berisi tentang semua buku atau tulisan yang dijadikan acuan atau landasan buku dalam sebuah penelitian. Ada beberapa manfaat yang didapat dengan mencantumkan daftar pustaka ini pada sebuah penelitian. Baik itu bagi penulis, pembaca atau penyumbang data atau sumber yang diambil. Untuk lebih jelasnya, simak di sini!

Pengertian Daftar Pustaka

Menurut id.wikipedia.org daftar pustaka adalah sebuah susunan tulisan pada akhir sebuah karya tulis ilmiah yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun terbit yang di gunakan sebagai rujukan atau sumber dari seorang penulis karya ilmiah dalam berkarya. – Daftar Pustaka : Wikipedia

Tujuan Penulisan Daftar Pustaka

Salah satu tujuan dari penulisan daftar ini adalah terhindar dari yang namanya tuduhan plagiarisme alias tuduhan terkait pengambilan karya cipta di kemudian hari. Itu artinya, bertujuan untuk menguatkan dan mendukung tulisan ilmiah Anda. Tak perlu secara gamblang, cukup singkat dan sesuai dengan aturan saja sudah cukup.

Tujuan lainnya dengan adanya penulisan daftar ini adalah untuk menghargai penulis sebelumnya. Ketika Anda menulis dengan lengkap sumber kutipan dan daftar ini, sebenarnya Anda sedang menghargai karya tulis orang yang memiliki ide yang sama. Selain itu, juga pengajuan mengenai ide, argumen atau analisa dari penulis sebelumnya.

Manfaat lain dari melampirkan daftar ini adalah agar pembaca yang ingin tahu lebih dalam mengenai sumber kutipan bisa mendapatkannya. Dengan lampiran tersebut, pembaca dapat menelusuri informasi dari sumber kutipan dan kemudian mendapatkan rincian lengkapnya.

Adanya daftar pustaka ini juga bisa menjadi acuan atau pertimbangan bagi pembaca untuk mempercayai isi atau pembahasan yang ada dalam buku atau jurnal tersebut. Mengapa? Sebab, di dalamnya ada rujukan-rujukan yang berkaitan erat satu sama lain sehingga bisa dipercaya sebagai karya ilmiah yang memiliki bukti.

Dalam menulisnya, tentunya Anda harus memenuhi kaidah yang berlaku. Kaidah tersebut untuk memudahkan pembaca membaca informasi yang tersedia di daftar tersebut. Salah satu kaidah yang harus Anda ikuti adalah penulisan nama yang tersusun dari dua kata atau lebih. Untuk kasus ini, Anda harus membalikkan namanya ketika menulis.

Lalu, jangan lupa untuk menaruh tanda koma di antara kata pertama dan kedua. Sebagai contoh, bila nama penulis buku yang ingin Anda masukkan dalam daftar adalah Andi Akbar. Jadi, ketika menulisnya, Anda harus menuliskan terbalik dengan bentuk Akbar, Andi.

Namun, bagaimana bila dalam satu buku yang dijadikan sumber ada dua nama penulis yang berbeda? Kalau masalahnya begini, maka Anda hanya perlu menulis terbalik nama penulis pertamanya saja. Jangan lupa berikan kata dan di antara nama penulis pertama dan kedua. Jika nama penulis ada lebih dari dua orang, maka cukup tuliskan nama satu penulis saja. Tapi, jangan lupa untuk menambahkan kata dkk setelah nama pengarang pertama. Sebagai contoh, misalnya buku yang Anda jadikan acuan ditulis 4 orang dengan nama Sigmund Freud, Frederick Nietszche, Karl Marx dan Michel Foucault, maka Anda hanya perlu menuliskan, Freud, Sigmund dkk saja.

Katika menulis daftar pustaka, ingatlah bahwa Anda tidak perlu mencantumkan gelar apapun di dalamnya. Apapun gelar itu. Mau itu gelar kebangsawanan, gelar akademis atau gelar keagamaan. Jadi, misalnya nama penulis buku yang dijadikan acuan adalah Dr. Karlina Supelli, MSc, maka Anda hanya perlu menuliskan Supelli, Karlina saja.

Bagaimana untuk urutan penulisannya? Untuk urutan penulisan, dimulai dari kiri ke kanan dengan nama penulis yang harus dibalik dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencantumkan tahun terbitnya, judul buku yang ditulis dengan huruf miring serta nama kota atau tempat di mana penerbitnya dan akhiri dengan tanda titik.

Sebagai contoh, buku yang ditulis oleh Mikhail Bakunin yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2017, maka Anda bisa menuliskannya dengan urutan Bakunin, Mikhail. 2017. Statism & Anarchy

. Jakarta: PT Gramedia.

Dalam penulisannya, Anda juga harus mengurutkan semua list berdasarkan urutan abjad mulai dari A hingga Z. Anda harus menyesuaikan dengan huruf di awalan nama-nama penulisanya dengan cara penulisan nama terbalik tadi.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka yang Benar

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah
Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah
Perlu Anda perhatikan, penulisan daftar ini yang bersumber dari buku ada beberapa cara tergantung dari jumlah penulisnya. Untuk format penulisannya adalah Nama Pengarang, Tahun Terbit. Judul Buku. Tempat Terbit: Nama Penerbit. Sebagai contoh, untuk yang ditulis satu orang, maka formatnya benar-benar mengikuti format utama.

Contohnya :

Mahendra, Rendra. 2010. Politik dan Ekonomi. Jakarta, Pustaka Barat.

Sedangkan untuk penulisan daftar dengan dua penulis adalah dengan mencantumkan nama penulis pertama terbalik dan nama penulis kedua seperti biasa.

Contohnya :

Ramadhan, Reza dan Agus Wijaya. 2017. Metode Pembelajaran dan Trik Menyelesaikan Soal Matematika untuk Pemula. Jakarta: Intermedia.

Sedangkan untuk penulisan yang memiliki tiga atau lebih penulis dalam satu buku, cukup dituliskan seperti berikut :

Saputra, Rio, dkk. 2010. Alat-Alat Musik Daerah di Indonesia. Bandung, Media Raya saja.

Bagaimana bila buku itu tanpa penulis? Biasanya, nama penulisnya hanya dituliskan dengan nama lembaga penerbit atau dengan anonim.

Sebagai contoh :

Depdiknas. 2010. Panduan Pengajaran Pendidikan Tingkat Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.

Sedangkan untuk buku teks terjemahan, cara menuliskannya berbeda lagi. Caranya adalah dengan memberikan keterangan penerjemah di belakang nama penulis.

Sebagai contoh :

Ningsih, Ayudiah (Penerjemah). 2010. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan Menengah Edisi 2. Surabaya: Balai Pustaka.

Bagaimana bila dalam daftar tersebut ada penulis yang sama namun buku yang dilampirkan berbeda? Untuk ini, keterangan pada buku pertama tetap ditulis sesuai aturan yang ada. Namun, untuk buku kedua cukup diberi tanda garis bawah sebanyak 1 ketukan.

Sebagai contoh :

Maharani, Riska. 2008. Dasar-Dasar Akuntansi keuangan Menengah Edisi Pertama. Semarang: Media Akuntansi. Lalu, untuk buku kedua adalah ________. 2009. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan Menengah Edisi Kedua. Semarang: Media Akuntansi.

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah
Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah
Jurnal juga sering digunakan sebagai sumber karya tulis. Daftar pustaka yang ditulis dari sumber jurnal sama saja dengan penulisan pada umumnya. Hanya saja ada tambahan nama jurnal, volume dan halaman jurnal saja pada penulisannya. Pada daftar pustaka juga tidak memuat kota terbit dan nama penerbitnya.

Selain itu, nama penulis jurnalnya juga tidak ditulis terbalik seperti halnya daftar pustaka pada umumnya. Bila Anda masih bingung, contoh penulisan dari sumber jurnal ini adalah Alwi Putra. 2015. Penerapan pendidikan Karakter dan Pembelajaran Akidah dan Akhlak. Jurnal Pendidikan Dasar Islam.

9(2): 15-17.

Contoh lainnya adalah :

Nagita Shafira. 2012. Kesalahan yang Sering Dicatat pada Rekonsiliasi Bank. Jurnal Akuntansi. 10(2): 10-15. Ada juga Awi Anastasia. 2016. Sistem Pemungutan Pajak dan Realisasi Pajak di Daerah Pedesaan. Jurnal Pajak. 11(4): 17-18.

Bagaimana bila sumber daftar tersebut adalah dari makalah? Ini juga bisa. Penulisannya sama saja seperti biasanya. Hanya saja, nama penulis tidak ditulis terbalik dan tidak ada nama penerbit dan kota terbit. Selain itu, cara menulisnya sama saja dengan kaidah penulisan biasa.

Bila Anda bingung, contohnya adalah :

Rafika Anjelina. 2010. Globalisasi dan Perkembangan Teknologi di Era Modern. Makalah. Ada juga Desi Yunita. 2012. E-Commerce dan E-Bussiness. Makalah.

Daftar pustaka juga bisa ditulis berdasarkan sumber dari internet. Untuk cara penulisannya, tidak dicantumkan kota terbit dan nama penerbit seperti pada umumnya. Penulisannya diganti dengan alamat web dan ditambah dengan tanggal akses web tersebut.

Jika Anda bingung, contohnya adalah :

  • Riko, Budi. 2016. Dampak Globalisasi di Indonesia. https://globalisasi.blogspot.com/2016/01/01-dampak-globalisasi-di-Indonesia.html. (1 Januari 2015).

  • Yusuf, Muhammad. 2018. Pendapatan Negara di Asia Tenggara. https://ekonomiproject.blogspot.com/2018/02/02-negara-asia-tenggara.html (2 Februari 2018)

Anda juga bisa memasukkan sumber yang berasal dari skripsi, tesis atau disertasi dan cara menuliskannya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan pada umumnya. Hal yang membedakannya hanyalah ada nama universitas di dalamnya sebagai pengganti nama penerbit.

Selain itu, setelah judul juga diberikan jenis karya tulis apa yang digunakan. Apakah itu skripsi, tesis atau disertasi. Untuk jenis karya tulisnya, ditulis dengan huruf miring. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam menuliskan daftar ini adalah bila karya tulis itu tidak diterbitkan, maka beri keterangan tidak diterbitkan di akhir kalimatnya.

Tapi, jika karya tulis tersebut diterbitkan, maka Anda tidak perlu mencantumkan penjelasan tersebut. Sebagai contoh Maria, Ana. 2007. Pandangan Umum terhadap Politik di Indonesia. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Contoh lainnya adalah :

  • Aulia, Putri. 2006. Analisis Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Puskesmas. Skripsi. Jakarta. Politeknik Kesehatan. Ada juga Luthfi, Rio. 2016. Pengaruh Junk Food terhadap Balita. Skripsi. Bandung.

Untuk daftar pustaka yang ditulis dengan sumber koran, caranya tidak jauh berbeda dengan penulisan pada umumnya. Nama penulis, tahun terbit, judul artikel, kota terbit dan nama penerbit, semua dicantumkan. Hanya saja, judulnya tidak ditulis miring. Selain itu, nama korannya juga wajib dituliskan dan harus dicetak miring.

Tambahkan juga halaman yang memuat artikel tersebut dan beri tanda kurung pada halaman yang memuatnya. Untuk contohnya adalah :

  • Maharani, Tika. 2011. Model Busana Terkini 2011. Pontianak: Tribun. (12 Desember 2014).

  • Kasuryo, Ihza. 2006. Banjirnya Pengguna Internet. Kompas, hlm 60-61.

Kamus juga sering digunakan sebagai sumber karya tulis dan tak jarang diletakkan dalam daftar pustaka

juga. Jika menggunakan kamus, maka Anda harus menuliskan nama kamusnya serta halaman yang dikutip sebagai referensi.

Untuk contohnya :

  • Putra, Henri. 2000. Ilmu Geografi. Ensiklopedia Sejarah 200: 301-308. Contoh lainnya adalah Anggun, Wita. 2001. Ilmu Coding. Ensiklopedia Komputer 100: 103-108.

Untuk contoh dari majalah adalah ditulis dengan tata cara yang sama seperti biasanya. Sistem penulisannya tidak berbeda. Hanya saja, judul tidak perlu dimiringkan. Tak hanya itu, tambahkan juga halaman di mana artikel tersebut dimuat serta tanggal dimuat artikel.

Sebagai contoh :

  • Sasmita. 2011. Mode Pakaian yang Cocok untuk Kuliah. Yogyakarta. Majalah Femina (14 Januari 2011).

  • Rini, Andini. Buat Masker Sendiri dengan Bahan Utama Stroberi. Jakarta: Majalah Femina. Hlm. 45.

Sedangkan dari wawancara adalah ditulis dengan bentuk yang tak jauh beda dengan daftar pustaka pada umumnya. Namun, Anda harus tulis nama pembicara di awal kalimat. Cantumkan juga nama acara atau momen di mana cara berlangsung dan jangan lupa cantumkan tahunnya.

Untuk contohnya sendiri adalah :

  • Rayahu, Risa. 2017. Kenangan Kemerdekaan. TVRI. Jakarta. 60 mins.

  • Ajeng. 2016. Interview: Beauty and Behavior:. TVRI. Bandung. 50 mins.

  • Indra, Rudi. 2000. Merek Sepatu Lokal yang Cocok untuk Dibawa ke Kantor. Surabaya: Fashion Cowok.

Penulisan daftar pustaka yang benar adalah

Nama Pengarang,

Tahun Terbit.

Judul Buk.

Tempat Terbit:

Nama Penerbit.

(Nama belakang pengarang ditulis paling awal kemudian diikuti tanda koma baru tuliskan nama depan dan tengah penulis).

Itulah contoh-contoh daftar pustaka dan tujuannya yang harus Anda ketahui bila ingin membuat sebuah karya tulis. Adanya ini sangat penting meskipun ia terletak di bagian paling akhir suatu karya tulis. Dengan ini, pembaca akan lebih percaya mengenai hasil karya tulis yang dibuat karena adanya fakta dalam informasi penunjangnya.


Page 2

Pada penulisan suatu karya ilmiah, penulisan harus menyajikan informasi yang benar dalam daftar pustaka. Anda bisa menulis sumber informasi baik dari buku yang ditulis 2 atau 3 orang atau lebih, majalah, skripsi, website di Word lebih dulu. Daftar ini berisi nama pengarang dan lainnya yang tentunya memiliki aturan penulisan kata juga.

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah

Daftar ini bisa dikatakan berisi tentang semua buku atau tulisan yang dijadikan acuan atau landasan buku dalam sebuah penelitian. Ada beberapa manfaat yang didapat dengan mencantumkan daftar pustaka ini pada sebuah penelitian. Baik itu bagi penulis, pembaca atau penyumbang data atau sumber yang diambil. Untuk lebih jelasnya, simak di sini!

Pengertian Daftar Pustaka

Menurut id.wikipedia.org daftar pustaka adalah sebuah susunan tulisan pada akhir sebuah karya tulis ilmiah yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun terbit yang di gunakan sebagai rujukan atau sumber dari seorang penulis karya ilmiah dalam berkarya. – Daftar Pustaka : Wikipedia

Tujuan Penulisan Daftar Pustaka

Salah satu tujuan dari penulisan daftar ini adalah terhindar dari yang namanya tuduhan plagiarisme alias tuduhan terkait pengambilan karya cipta di kemudian hari. Itu artinya, bertujuan untuk menguatkan dan mendukung tulisan ilmiah Anda. Tak perlu secara gamblang, cukup singkat dan sesuai dengan aturan saja sudah cukup.

Tujuan lainnya dengan adanya penulisan daftar ini adalah untuk menghargai penulis sebelumnya. Ketika Anda menulis dengan lengkap sumber kutipan dan daftar ini, sebenarnya Anda sedang menghargai karya tulis orang yang memiliki ide yang sama. Selain itu, juga pengajuan mengenai ide, argumen atau analisa dari penulis sebelumnya.

Manfaat lain dari melampirkan daftar ini adalah agar pembaca yang ingin tahu lebih dalam mengenai sumber kutipan bisa mendapatkannya. Dengan lampiran tersebut, pembaca dapat menelusuri informasi dari sumber kutipan dan kemudian mendapatkan rincian lengkapnya.

Adanya daftar pustaka ini juga bisa menjadi acuan atau pertimbangan bagi pembaca untuk mempercayai isi atau pembahasan yang ada dalam buku atau jurnal tersebut. Mengapa? Sebab, di dalamnya ada rujukan-rujukan yang berkaitan erat satu sama lain sehingga bisa dipercaya sebagai karya ilmiah yang memiliki bukti.

Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka Yang Benar

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah

Dalam menulisnya, tentunya Anda harus memenuhi kaidah yang berlaku. Kaidah tersebut untuk memudahkan pembaca membaca informasi yang tersedia di daftar tersebut. Salah satu kaidah yang harus Anda ikuti adalah penulisan nama yang tersusun dari dua kata atau lebih. Untuk kasus ini, Anda harus membalikkan namanya ketika menulis.

Lalu, jangan lupa untuk menaruh tanda koma di antara kata pertama dan kedua. Sebagai contoh, bila nama penulis buku yang ingin Anda masukkan dalam daftar adalah Andi Akbar. Jadi, ketika menulisnya, Anda harus menuliskan terbalik dengan bentuk Akbar, Andi.

Namun, bagaimana bila dalam satu buku yang dijadikan sumber ada dua nama penulis yang berbeda? Kalau masalahnya begini, maka Anda hanya perlu menulis terbalik nama penulis pertamanya saja. Jangan lupa berikan kata dan di antara nama penulis pertama dan kedua. Jika nama penulis ada lebih dari dua orang, maka cukup tuliskan nama satu penulis saja. Tapi, jangan lupa untuk menambahkan kata dkk setelah nama pengarang pertama. Sebagai contoh, misalnya buku yang Anda jadikan acuan ditulis 4 orang dengan nama Sigmund Freud, Frederick Nietszche, Karl Marx dan Michel Foucault, maka Anda hanya perlu menuliskan, Freud, Sigmund dkk saja.

Katika menulis daftar pustaka, ingatlah bahwa Anda tidak perlu mencantumkan gelar apapun di dalamnya. Apapun gelar itu. Mau itu gelar kebangsawanan, gelar akademis atau gelar keagamaan. Jadi, misalnya nama penulis buku yang dijadikan acuan adalah Dr. Karlina Supelli, MSc, maka Anda hanya perlu menuliskan Supelli, Karlina saja.

Bagaimana untuk urutan penulisannya? Untuk urutan penulisan, dimulai dari kiri ke kanan dengan nama penulis yang harus dibalik dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencantumkan tahun terbitnya, judul buku yang ditulis dengan huruf miring serta nama kota atau tempat di mana penerbitnya dan akhiri dengan tanda titik.

Sebagai contoh, buku yang ditulis oleh Mikhail Bakunin yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2017, maka Anda bisa menuliskannya dengan urutan Bakunin, Mikhail. 2017. Statism & Anarchy. Jakarta: PT Gramedia.

Dalam penulisannya, Anda juga harus mengurutkan semua list berdasarkan urutan abjad mulai dari A hingga Z. Anda harus menyesuaikan dengan huruf di awalan nama-nama penulisanya dengan cara penulisan nama terbalik tadi.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka yang Benar

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah
Perlu Anda perhatikan, penulisan daftar ini yang bersumber dari buku ada beberapa cara tergantung dari jumlah penulisnya. Untuk format penulisannya adalah Nama Pengarang, Tahun Terbit. Judul Buku. Tempat Terbit: Nama Penerbit. Sebagai contoh, untuk yang ditulis satu orang, maka formatnya benar-benar mengikuti format utama.

Contohnya :

Mahendra, Rendra. 2010. Politik dan Ekonomi. Jakarta, Pustaka Barat.

Sedangkan untuk penulisan daftar dengan dua penulis adalah dengan mencantumkan nama penulis pertama terbalik dan nama penulis kedua seperti biasa.

Contohnya :

Ramadhan, Reza dan Agus Wijaya. 2017. Metode Pembelajaran dan Trik Menyelesaikan Soal Matematika untuk Pemula. Jakarta: Intermedia.

Sedangkan untuk penulisan yang memiliki tiga atau lebih penulis dalam satu buku, cukup dituliskan seperti berikut :

Saputra, Rio, dkk. 2010. Alat-Alat Musik Daerah di Indonesia. Bandung, Media Raya saja.

Bagaimana bila buku itu tanpa penulis? Biasanya, nama penulisnya hanya dituliskan dengan nama lembaga penerbit atau dengan anonim.

Sebagai contoh :

Depdiknas. 2010. Panduan Pengajaran Pendidikan Tingkat Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Depdiknas.

Sedangkan untuk buku teks terjemahan, cara menuliskannya berbeda lagi. Caranya adalah dengan memberikan keterangan penerjemah di belakang nama penulis.

Sebagai contoh :

Ningsih, Ayudiah (Penerjemah). 2010. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan Menengah Edisi 2. Surabaya: Balai Pustaka.

Bagaimana bila dalam daftar tersebut ada penulis yang sama namun buku yang dilampirkan berbeda? Untuk ini, keterangan pada buku pertama tetap ditulis sesuai aturan yang ada. Namun, untuk buku kedua cukup diberi tanda garis bawah sebanyak 1 ketukan.

Sebagai contoh :

Maharani, Riska. 2008. Dasar-Dasar Akuntansi keuangan Menengah Edisi Pertama. Semarang: Media Akuntansi. Lalu, untuk buku kedua adalah ________. 2009. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan Menengah Edisi Kedua. Semarang: Media Akuntansi.

Penulisan daftar pustaka yang tepat di bawah ini adalah
Jurnal juga sering digunakan sebagai sumber karya tulis. Daftar pustaka yang ditulis dari sumber jurnal sama saja dengan penulisan pada umumnya. Hanya saja ada tambahan nama jurnal, volume dan halaman jurnal saja pada penulisannya. Pada daftar pustaka juga tidak memuat kota terbit dan nama penerbitnya.

Selain itu, nama penulis jurnalnya juga tidak ditulis terbalik seperti halnya daftar pustaka pada umumnya. Bila Anda masih bingung, contoh penulisan dari sumber jurnal ini adalah Alwi Putra. 2015. Penerapan pendidikan Karakter dan Pembelajaran Akidah dan Akhlak. Jurnal Pendidikan Dasar Islam. 9(2): 15-17.

Contoh lainnya adalah :

Nagita Shafira. 2012. Kesalahan yang Sering Dicatat pada Rekonsiliasi Bank. Jurnal Akuntansi. 10(2): 10-15. Ada juga Awi Anastasia. 2016. Sistem Pemungutan Pajak dan Realisasi Pajak di Daerah Pedesaan. Jurnal Pajak. 11(4): 17-18.

Bagaimana bila sumber daftar tersebut adalah dari makalah? Ini juga bisa. Penulisannya sama saja seperti biasanya. Hanya saja, nama penulis tidak ditulis terbalik dan tidak ada nama penerbit dan kota terbit. Selain itu, cara menulisnya sama saja dengan kaidah penulisan biasa.

Bila Anda bingung, contohnya adalah :

Rafika Anjelina. 2010. Globalisasi dan Perkembangan Teknologi di Era Modern. Makalah. Ada juga Desi Yunita. 2012. E-Commerce dan E-Bussiness. Makalah.

Daftar pustaka juga bisa ditulis berdasarkan sumber dari internet. Untuk cara penulisannya, tidak dicantumkan kota terbit dan nama penerbit seperti pada umumnya. Penulisannya diganti dengan alamat web dan ditambah dengan tanggal akses web tersebut.

Jika Anda bingung, contohnya adalah :

  • Riko, Budi. 2016. Dampak Globalisasi di Indonesia. https://globalisasi.blogspot.com/2016/01/01-dampak-globalisasi-di-Indonesia.html. (1 Januari 2015).

  • Yusuf, Muhammad. 2018. Pendapatan Negara di Asia Tenggara. https://ekonomiproject.blogspot.com/2018/02/02-negara-asia-tenggara.html (2 Februari 2018)

Anda juga bisa memasukkan sumber yang berasal dari skripsi, tesis atau disertasi dan cara menuliskannya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan pada umumnya. Hal yang membedakannya hanyalah ada nama universitas di dalamnya sebagai pengganti nama penerbit.

Selain itu, setelah judul juga diberikan jenis karya tulis apa yang digunakan. Apakah itu skripsi, tesis atau disertasi. Untuk jenis karya tulisnya, ditulis dengan huruf miring. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam menuliskan daftar ini adalah bila karya tulis itu tidak diterbitkan, maka beri keterangan tidak diterbitkan di akhir kalimatnya.

Tapi, jika karya tulis tersebut diterbitkan, maka Anda tidak perlu mencantumkan penjelasan tersebut. Sebagai contoh Maria, Ana. 2007. Pandangan Umum terhadap Politik di Indonesia. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

Contoh lainnya adalah :

  • Aulia, Putri. 2006. Analisis Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Puskesmas. Skripsi. Jakarta. Politeknik Kesehatan. Ada juga Luthfi, Rio. 2016. Pengaruh Junk Food terhadap Balita. Skripsi. Bandung.

Untuk daftar pustaka yang ditulis dengan sumber koran, caranya tidak jauh berbeda dengan penulisan pada umumnya. Nama penulis, tahun terbit, judul artikel, kota terbit dan nama penerbit, semua dicantumkan. Hanya saja, judulnya tidak ditulis miring. Selain itu, nama korannya juga wajib dituliskan dan harus dicetak miring.

Tambahkan juga halaman yang memuat artikel tersebut dan beri tanda kurung pada halaman yang memuatnya. Untuk contohnya adalah :

  • Maharani, Tika. 2011. Model Busana Terkini 2011. Pontianak: Tribun. (12 Desember 2014).

  • Kasuryo, Ihza. 2006. Banjirnya Pengguna Internet. Kompas, hlm 60-61.

Kamus juga sering digunakan sebagai sumber karya tulis dan tak jarang diletakkan dalam daftar pustaka juga. Jika menggunakan kamus, maka Anda harus menuliskan nama kamusnya serta halaman yang dikutip sebagai referensi.

Untuk contohnya :

  • Putra, Henri. 2000. Ilmu Geografi. Ensiklopedia Sejarah 200: 301-308. Contoh lainnya adalah Anggun, Wita. 2001. Ilmu Coding. Ensiklopedia Komputer 100: 103-108.

Untuk contoh dari majalah adalah ditulis dengan tata cara yang sama seperti biasanya. Sistem penulisannya tidak berbeda. Hanya saja, judul tidak perlu dimiringkan. Tak hanya itu, tambahkan juga halaman di mana artikel tersebut dimuat serta tanggal dimuat artikel.

Sebagai contoh :

  • Sasmita. 2011. Mode Pakaian yang Cocok untuk Kuliah. Yogyakarta. Majalah Femina (14 Januari 2011).

  • Rini, Andini. Buat Masker Sendiri dengan Bahan Utama Stroberi. Jakarta: Majalah Femina. Hlm. 45.

Sedangkan dari wawancara adalah ditulis dengan bentuk yang tak jauh beda dengan daftar pustaka pada umumnya. Namun, Anda harus tulis nama pembicara di awal kalimat. Cantumkan juga nama acara atau momen di mana cara berlangsung dan jangan lupa cantumkan tahunnya.

Untuk contohnya sendiri adalah :

  • Rayahu, Risa. 2017. Kenangan Kemerdekaan. TVRI. Jakarta. 60 mins.

  • Ajeng. 2016. Interview: Beauty and Behavior:. TVRI. Bandung. 50 mins.

  • Indra, Rudi. 2000. Merek Sepatu Lokal yang Cocok untuk Dibawa ke Kantor. Surabaya: Fashion Cowok.

Penulisan daftar pustaka yang benar adalah

Nama Pengarang,

Tahun Terbit.

Judul Buk.

Tempat Terbit:

Nama Penerbit.

(Nama belakang pengarang ditulis paling awal kemudian diikuti tanda koma baru tuliskan nama depan dan tengah penulis).

Itulah contoh-contoh daftar pustaka dan tujuannya yang harus Anda ketahui bila ingin membuat sebuah karya tulis. Adanya ini sangat penting meskipun ia terletak di bagian paling akhir suatu karya tulis. Dengan ini, pembaca akan lebih percaya mengenai hasil karya tulis yang dibuat karena adanya fakta dalam informasi penunjangnya.