Pengertian pembangkit listrik tenaga ombak

Catatan kakiSunting

  1. ^ dic.academic.ru. "Wave power plant". Diakses tanggal 23 Agustus, 2020.
  2. ^ "Salinan yang diarsipkan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Februari, 2016. Diakses tanggal 23 Agustus, 2020.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembangkit_listrik_tenaga_ombak&oldid=17365073"

PLTGL (Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut)

20 Mei 2017 09:15 |
Diperbarui: 20 Mei 2017 10:01

Pengertian pembangkit listrik tenaga ombak

Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pengertian pembangkit listrik tenaga ombak
Pengertian pembangkit listrik tenaga ombak

Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah laut tiga kali lebih besar dari luas daratan. Laut yang luas tersebut menyimpan banyak potensi, seperti potensi sumber daya ikan yang melimpah, potensi wisata, serta potensi sumber energi alternatif. Menurut data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) secara teoritis, total sumber daya energi laut nasional sangat melimpah, meliputi energi dari jenis panas laut, gelombang laut dan arus laut, yaitu mencapai 727.000 MW. Namun, potensi energi laut yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi sekarang dan secara praktis memungkinkan untuk dikembangkan, berkisar antara 49.000 MW. Di antara potensi sedemikian besar tersebut, industri energi laut yang paling siap adalah industri berbasis teknologi gelombang dan teknologi arus pasang surut, dengan potensi praktis sebesar 6.000 MW.

Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, didapat bahwa banyak daerah pantai Indonesia yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga gelombang laut. Lokasinya tersebar di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di Irian Jaya bagian utara, dan sebelah barat Pulau Sumatera yang sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Namun, potensi tersebut kenyataannya belum dimanfaatkan secara optimal. Jika dimanfaatkan secara optimal, energi laut bisa memenuhi kebutuhan energi seperti listrik untuk beberapa daerah yang berada di pulau-pulau dan daerah perbatasan.

Pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini bekerja dengan cara aliran gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk ke mesin konversi energi gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran gelombang ini dialirkan menuju turbin. Di dalam turbin, energi kinetik yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di dalam generator, energi mekanik ini dirubah menjadi energi listrik. Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem tranmisi (beban).

Secara mekanis, PLTGL dikenal memakai teknologi OWC (Oscillating Wave Column). Untuk OWC ini ada dua macam, yaitu OWC tidak terapung dan OWC terapung. Instalasi OWC tidak terapung terdiri dari tiga bangunan utama, yakni saluran masukan air, reservoir (penampungan), dan pembangkit. Dari ketiga bangunan tersebut, unsur yang terpenting adalah pada tahap pemodifikasian bangunan saluran masukan air yang tampak berbentuk U, sebab hal tersebut bertujuan untuk menaikkan air laut ke reservoir. Bangunan untuk memasukkan air laut ini terdiri dari dua unit, kolektor dan konverter. Kolektor berfungsi menangkap ombak, menahan energinya semaksimum mungkin, lalu memusatkan gelombang tersebut ke konverter. Konverter yang didesain berbentuk saluran yang runcing di salah satu ujungnya ini selanjutnya akan meneruskan air laut tersebut naik menuju reservoir. Oleh karena bentuknya yang spesifik ini, saluran tersebut dinamakan tapchan (tappered channel). Setelah air tertampung pada reservoir, proses pembangkitan listrik tidak berbeda dengan mekanisme kerja yang ada pada pembangkit listrik tenaga air, yaitu air yang sudah terkumpul itu diterjunkan ke sisi bangunan yang lain. Energi potensial inilah yang berfungsi menggerakkan atau memutar turbin sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah. Sistem yang berfungsi mengonversi energi mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air laut. OWC ini dapat diletakkan di sekitar 50 m dari garis pantai pada kedalaman sekitar 15 m. Untuk OWC terapung, prinsip kerjanya sama seperti OWC tidak terapung, hanya saja peletakannya yang berbeda.

Pembangkit listrik ini memiliki berbagai kelebihan, seperti energi bisa diperoleh secara gratis, tidak memerlukan bahan bakar, tidak menghasilkan limbah, dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai, serta ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan limbah padat, cair maupun gas. Namun, dibalik kelebihan tersebut terdapat beberapa kendala, yaitu pembangkit ini bergantung pada ombak, kadang dapat energi kadang pula tidak, artinya pembangkit tenaga ini tidak pasti dapat digunakan. Kemudian, perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten. Selain itu, pembangkit listrik ini membutuhkan alat konversi yang handal yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras yang disebabkan oleh tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus laut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembangkit listrik tenaga gelombang laut merupakan sumber energi alternatif dengan potensi yang cukup besar dan menjanjikan. Hanya saja, perlu dilakukan riset yang lebih mendalam agar efisiensi energi yang dihasilkan dapat lebih maksimal serta perlu mengembangkan lebih lanjut mengenai teknologi yang digunakan, karena laut ini merupakan daerah yang cukup luas dengan kondisi alamnya yang terbilang cukup keras dan labil (cuaca di laut dapat berubah secara tiba-tiba), sehingga diperlukan alat yang benar-benar cocok untuk diterapkan di daerah laut.




Video Pilihan

Pengertian pembangkit listrik tenaga ombak

  • Home
  • About
  • Login
  • Register
  • Search
  • Browse
  • Announcements
MAIN MENU
  • Home
  • About
  • Login
  • Register
  • Search
  • Current
  • Browse
  • Announcements
Open Journal Systems

Pengertian pembangkit listrik tenaga ombak

User
Username
Password
Remember me
Journal Content
Search
Search Scope

Browse
  • By Issue
  • By Author
  • By Title
  • Other Journals
Pengertian pembangkit listrik tenaga ombak
Font Size

Home > Vol 5, No 2 > Setiawan

PEMANFAATAN GELOMBANG AIR LAUT UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MINI BERBASIS MIKROHIDRO SYSTEM

Redita Dicky Setiawan, Toto Cimurti, Rahmad Kurniawan, Dadang Hermawan

Abstract

Energi ombak adalah energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang. Pemanfaatan Energi ombak tersebut untuk menjadi energi listrik dengan menggunakan Pembangkit listrik mikrohidro. Dimana jenis pembangkit listrik Mikrohidro ini berbiaya rendah dan dapat bermanfaat untuk energi listrik masyarakat di tepi pantai dan Nelayan dalam mengolah hasil laut. Maka untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat di daerah pesisir tentang kebutuhan Energi listrik, maka perlu adanya pembangunan sebuah sistem pembangkit listrik mini atau mikrohidro dengan memanfaatkan energi gelombang air laut tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gelombang Laut sebagai pembangkit tenaga listrik menggunakan berbasis Mikrohidro System.

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Alat yang digunakan adalah prototipe gelombang laut dengan model mikrohidro system, variabel dalam penelitian ini adalah tinggi gelombang dengan tujuan untuk memperoleh efisiensi pembangkit listrik.

Hasil penelitian diketahui bahwa semakin tinggi gelombang maka didapatkan voltase dan arus serta efisiensi yang lebih tinggi juga. Dari tinggi gelombang 70 mm didapatkan rata-rata efisiensi sekitar 0.05 %, tinggi gelombang 100 mm didapatkan rata-rata efisiensi sekitar 0.12 %, tinggi gelombang 150 mm didapatkan rata-rata efisiensi sekitar 0.34 %.

Kata kunci: Energi Ombak, Pembangkit Listrik, Mikrohidro System

Article Metrics

Abstract view : 9423 times
PDF view : 648 times

Full Text:

PDF
DOI: https://doi.org/10.31328/jp.v5i2.184
Tweet

Refbacks

  • There are currently no refbacks.