Pengaruh adanya kebudayaan India yang masuk ke Nusantara sampai pada aspek politik dan pemerintahan

Ilustrasi kebudayaan India. Sumber: dokumen pribadi

Kebudayaan India berawal dari adanya kebudayaan Indus yang berlangsung sekitar periode 2500 hingga 1500 Sebelum Masehi. Terbentuknya kebudayaan Indus ini pun diawali dengan migrasinya manusia ke wilayah yang memiliki tanah subur untuk mengadakan irigasi pertanian yang dilanjutkan dengan mendirikan permukiman. Kebudayaan Indus ini berkembang disepanjang Sungai Indus.

Kemudian setelah melalui beberapa waktu, kawasan-kawasan di kota terbentuk menjadi tiga kota besar seperti Lothal, Harappa dan Mohenjodaro. Pada masa perkembangannya, kebudayaan Indus mengalami perubahan yang sangat pesat mulai dari adanya kuil, benteng-benteng pertahanan dan lumbung hasil usaha tani.

Namun pada kenyataannya, sekitar tahun 1700 Sebelum Masehi kebudayaan Indus tidak diketahui keberadaannya setelah adanya banjir dan gempa bumi yang melanda kota-kota besar yang ditempati penduduk. Istilah kebudayaan India di sini meliputi Hinduisme dan Budhisme. Namun oleh para sarjana Barat, mereka biasa menyebut dengan istilah Hinduization yang lazim diberikan untuk penamaan daerah di Asia Tenggara yang sudah mendapat pengaruh kebudayaan India.

Perlu diketahui dalam pengaruh kebudayaan India ini bukan hanya Hinduisme saja yang memainkan peran, melainkan juga Budhisme yang tidak dapat diabaikan dalam proses mempengaruhi kebudayaan di seluruh daerah Asia Tenggara.

Bahkan terdapat beberapa negara Asia Tenggara yang penganut Budhisme nya sangat dominan seperti Thailand, Burma dan Kemboja. Di Indonesia Hinduisme dan Budhisme memiliki peranan yang sama. Pengaruh kebudayaan India yang masuk ke wilayah Asia Tenggara ini awalnya karena disebabkan oleh aktivitas perdagangan yang intensif antara masyarakat Asia Tenggara dengan India.

Letak negara-negara Asia Tenggara yang sangat strategis di antara jalur pelayaran internasional membuat banyak kapal perdagangan berlabuh dan singgah di kota-kota pelabuhan di nusantara pada waktu itu. Kemudian para pedagang ini tidak hanya melakukan asimilasi budaya dengan masyarakat setempat saja, tetapi juga agama. Seperti contohnya di Indonesia yang terdapat berbagai macam teori yang berisi tentang ajaran agama Hindu dapat masuk dan berkembang di tanah air. Teori-teori tersebut meliputi teori brahmana, kesatria, waisya dan sudra.

Di Indonesia terdapat bukti tertua adanya pengaruh Budaya India yaitu arca perunggu Budha yang ada di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Diketahui, bahwasannya arca Buddha tersebut merupakan bentuk barang dagangan atau bisa juga barang persembahan bangunan suci agama Buddha.

Selain itu, ditemukan pula prasasti tua berbahasa Sanskerta dan Malayu Kuna. Dapat disimpulkan dari petunjuk prasasti tersebut bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.

Adanya hubungan intens antara keduanya, mengakibatkan pengaruh yang diberikan di Asia Tenggara tidak terelakkan lagi. Berikut beberapa pengaruh India bagi kehidupan masyarakat Asia Tenggara di berbagai bidang.

Sebelum adanya pengaruh budaya India di Asia Tenggara, masyarakat telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme (pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar). Namun ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha masuk dan berkembang, masyarakat mulai ikut menganut agama Hindu-Budha. Hal ini terbukti pada fungsi candi di Asia Tenggara khususnya Indonesia

Kehidupan politik dalam agama Hindu-Budha yaitu kedudukan raja sangat sakral sehingga tidak bisa disamakan dengan manusia biasa. Di sini, kedudukan raja sudah ditentukan oleh dewa, bahkan raja dapat ditempatkan sebagai anak atau penjelmaan dewa. Dalam Hinduisme raja memiliki kedudukan sebagai devaraja (raja yang menjadi dewa).

Sedangkan dalam Budhisme raja berkedudukan sebagai cakravartin (penguasa alam semesta). Akibat dari adanya pengaruh Hindu Budha ini di Indonesia mengubah sistem pemerintahannya dari yang bercorak kesukuan dan kerakyatan menjadi monarki dengan hierarki (tingkatan) yang jelas.

Asia Tenggara sebelum datangnya bangsa barat sudah dahulu mengenal perekonomian jalur darat atau biasa disebut dengan istilah jalur sutra yang berawal dari Cina kemudian melintas ke Asia Tenggara dan berakhir di laut tengah lalu dilanjutkan dengan perjalanan ke Eropa dengan kapal.

Jalur kedua terdapat jalur laut yang dimulai dari Cina, melalui Asia Tenggara dan berakhir di Asia Timur. Munculnya kota-kota dagang penting (emporium) seperti Bandar Abas, Kalikut, Aden, Malaka dan sebagainya diakibatkan adanya jalur laut ini. Dalam hal ini, komoditas perdagangan utama yaitu beras dari Jawa, lada dari Sumatra dan rempah-rempah dari Maluku.

Masyarakat Asia Tenggara menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar. Itulah mengapa kehidupan sosial masyarakat di Asia Tenggara mengikuti zaman yang ada. Masuknya pengaruh India di Asia Tenggara menyebabkan mulai diterapkan hukum-hukum terhadap para pelanggar peraturan seperti diberlakukannya undang-undang. Kemudian kehidupan masyarakatnya pun distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)

Sastra dalam bentuk prosa dan puisi adalah salah satu bukti adanya pengaruh budaya India di Asia Tenggara. Dalam puisi Jawa Kuna disebut dengan istilah Kakawin yang berisi dari kitab wiracarita (kepahlawanan), kitab keagamaan (tutur/pitutur). Indonesia memiliki bangunan kesenian berupa candi-candi yang diadaptasi langsung pada masa Hindu-Budha sehingga kental akan unsur budaya India nya.

Akan tetapi, terdapat perbedaan dalam penggunaannya seperti bangunan candi di Indonesia digunakan sebagai tempat pemujaan sedangkan di India candi digunakan sebagai tempat pemakaman.

Gambaran Candi Borobudur di Indonesia. Sumber: dokumen pribadi

Jadi kesimpulannya, Indonesia hanya mengambil unsur kebudayaan India namun tetap bernuansa lokal Indonesia. Adapun bukti masuknya unsur budaya India ke Indonesia yaitu munculnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.