Pendidikan seperti apakah yang mampu membentuk karakter peserta didik brainly

Jakarta -

Mungkin sobat detikers sudah tidak asing lagi mendengar tentang metode pendidikan karakter. Biasanya Pendidikan ini diterapkan di instansi-instansi pendidikan.

Pendidikan karakter dianggap mampu menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah bangsa Indonesia. Sasaran yang ditujukan yaitu untuk meningkatkan kualitas remaja. Terutama untuk mempersiapkan anak-anak dalam menghadapi berbagai permasalah kehidupan yang ada.

Lalu, apa sebenarnya metode pendidikan karakter itu?

Metode pendidikan karakter adalah usaha yang dijalankan secara sistematis oleh para pendidik. Demi menciptakan kualitas nilai karakter anak melalui penanaman nilai yang positif.

Sementara untuk metode Pendidikan karakter sendiri terdapat beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya, silahkan detikers simak penjelasan berikut.

Metode mengajarkan

Seorang pendidik masih memerlukan metode mengajarkan kepada anak untuk mewujudkan karakter yang baik. Mewujudkan karakter tertentu, tentu saja diperlukan peran lingkungan dalam Pendidikan karakter.

Untuk itu, detikers perlu memberikan pemahaman pada anak tentang nilai tertentu. Misalnya nilai kesopanan, kedisiplinan, agama dan masih banyak lagi.
Dalam proses pengajaran lebih baik melibatkan langsung dari anak tersebut. Sehingga nilai tersebut lebih dipahami oleh sang anak.

Metode Keteladanan

Perlu kita tahu bahwa seorang anak lebih suka meniru apa yang dilihatnya. Di sini seorang guru harus memiliki karakter apa yang akan diajarkan. Maka, secara tidak langsung para pendidik harus mempunyai keteladanan yang baik.

Selain guru, keteladanan juga harus ada dalam lembaga pendidikan dan semua orang yang berhubungan dengan peserta didik. Kondisi seperti, anak membutuhkan lingkungan Pendidikan yang utuh. Sehingga bisa saling mengajarkan karakter.

Metode Diskusi

Beberapa ahli berpendapat metode Pendidikan karakter diskusi dirasa sangat penting. Detikers bisa berhubungan dengan peserta didik secara langsung tanpa adanya batasan.

Metode ini juga sangat membantu sang anak dalam mengutarakan pendapat, menceritakan permasalahannya dan menciptakan suasana yang lebih nyaman.

Setiap anak pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda, ada anak yang cenderung pendiam, pemalu dan aktif. Menerapkan metode diskusi bisa membantu peserta didik yang cenderung pemalu dan pendiam untuk terbiasa aktif berbicara.

Metode Bercerita

Di sini detikers sebagai pengajar harus mampu memerankan tokoh protagonis yang akan ditiru oleh siswa. Dan sebisa mungkin menghindari tokoh antagonis agar tidak diikuti oleh siswa.

Dengan begitu, detikers harus bisa mengambil sisi positif dari sebuah cerita yang diceritakan.

Misalnya saat detikers memberikan menceritakan sebuah perjuangan tokoh pahlawan ataupun tokoh ternama. Di mana, detikers menjelaskan kepada peserta didik bagaimana mereka berjuang sekuat tenaga sebelum mencapai keberhasilan.

Metode pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif dianggap paling umum dan efektif untuk menggambarkan Pendidikan karakter. Metode ini menekankan pada interaksi sosial sebagai mekanisme sebagai pendukung perkembangnya karakter anak.

Metode ini sengaja dirancang untuk mendidik anak agar mau bekerja sama dan terjadinya interaksi antar siswa.

Pembelajaran kooperatif akan lebih memudahkan siswa menerima informasi yang diterima karena proses pemahaman. Banyak sekali sisi positif yang bisa didapatkan. Seperti hasil belajar akademik, menerima keragaman dan mengembangkan keterampilan siswa.

Metode simulasi

Metode Pendidikan karakter selanjutnya yaitu metode simulasi. Pada metode ini proses pembelajaran tidak menggunakan objek yang nyata. Siswa akan dibina untuk menunjukan kemampuanya dan keterampilannya. Serta, bisa bekerja sama baik dengan kelompoknya.

Siswa juga diajak bermain peran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode ini bertujuan untuk melatih siswa memecahkan masalah, memberikan motivasi, menumbuhkan kreativitas, mengembangkan sikap toleransi, dan masih banyak lagi.

Simak Video "JPPI: Guru Kerap Jadi Korban Kekerasan, Pendidikan Karakter PR Bersama"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

Guru adalah orangtua kedua bagi para siswa, setelah kedua orangtuanya di rumah. Maka sewajarnya guru mempunyai peranan besar dalam mentransfer ilmu dan memberi bekal ilmu kepada para siswanya.

Betapa pentingnya peran yang dimiliki, sehingga guru dinilai sebagai sosok berpendidikan yang diharapkan mampu mendidik anak bangsa untuk masa depan. Membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter Indonesia.

Guru tidak sekedar mendidik dan memberikan materi akademik saja di sekolah, namun lebih dari itu. Guru diharapkan juga dapat menanamkan nilai-nilai positif pada siswa, karena guru merupakan role model bagi para siswanya.

Untuk mendukung hal ini, para guru seyogyanya mengokohkan karakter dirinya dalam membangun karakter para siswanya. Ada beberapa hal sederhana dapat dilakukan para guru dalam membangun karakter siswa.

1. Menjadi contoh bagi siswa

Guru dipandang sebagai orang tua yang lebih dewasa oleh para siswanya. Hal itu artinya, siswa menilai guru sebagai contoh dalam bertindak dan berperilaku. Hal ini menuntut guru harus pandai dalam menjaga sikap dan perilaku guna memberikan contoh terbaik.

Dengan mengingat diri sendiri sebagai contoh, maka guru akan lebih berhati-hati dalam bersikap, sehingga lebih bijak dari setiap tindakan yang akan diambil. Dari memberikan contoh, diharapkan murid bisa mengikuti sisi positif yang dimiliki guru.

2. Menjadi apresiator

Sebagai guru hendaknya tidak hanya sekedar mementingkan nilai akademis, tetapi juga mengapresiasi usaha siswanya. Sebagai pengajar, menilai siswa dari segi akademis memang penting, namun juga perlu diingat bahwa menghargai kebaikan yang dilakukan siswa juga sangat perlu.

Cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mengapresiasi usaha siswa tanpa selalu membandingkan dengan nilai yang didapatkan. Misalnya dengan memberikan pujian bagi siswa datang awal, rajin mengerjakan tugas, atau bersikap baik selama di sekolah.

Dengan membiasakan hal kecil seperti itu, siswapun akan dapat mengapresiasi diri atas usaha yang telah dilakukannya. Sehingga, akan terbangun karakter yang terus mau belajar dan memperbaiki diri untuk lebih baik.

3. Mengajarkan nilai moral pada setiap pelajaran

Kalau sekadar materi pelajaran, mungkin semua bisa saja tahu karena tertulis dalam buku pelajaran. Tetapi bagaimana dengan nilai moral? Untuk itu ada baiknya dalam setiap pelajaran, guru juga menanamkan nilai moral yang bisa dijadikan bahan pelajaran hidup.

Misalnya, saat mengajarkan Matematika guru tidak hanya sekadar memberikan rumus dan cara pengerjaan kepada siswa. Tetapi juga bisa mengajarkan nilai kehidupan seperti dengan mengerjakan soal Matematika kita bisa belajar untuk bersabar dan berusaha untuk memecahkan suatu masalah dengan mengasah logika berpikir.

Nah, dengan begitu, nantinya ketika siswa menghadapi suatu masalah dalam hidupnya, dia bisa berpikir optimis bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya selama berusaha.

4. Bersikap jujur dan terbuka pada kesalahan

Guru juga manusia, sehingga tidak luput dari suatu kesalahan meski tidak pernah berniat melakukan hal itu atau tanpa sengaja. Misalnya, suatu ketika guru datang terlambat, salah dalam mengoreksi jawaban siswa.

Untuk memberikan contoh yang baik, guru sebaiknya mau mengakui kesalahan yang dibuat sekecil apapun itu. Sehingga hal itu akan teringat dalam diri siswa untuk bersikap yang sama ketika melakukan kesalahan meski tidak disengaja.

Mungkin terkadang ada rasa gengsi, tetapi tetap harus dilakukan, karena itu bisa menjadi pelajaran yang baik pada siswa. Bahwa sebagai manusia kita harus berani jujur sama diri sendiri dan mau mengakui kesalahan yang telah diperbuat.

Dari situlah para siswa bisa belajar bagaimana cara untuk memperbaiki kesalahan dan berani bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuatnya.

5. Mengajarkan sopan santun

Hal yang sering luput diajarkan di sekolah adalah bagaimana cara bersikap sopan santun. Mungkin terdengar sederhana, tetapi ini merupakan hal penting yang layak diajarkan kepada siswa untuk menjaga sikap dan mengetahui mana yang benar dan salah.

Tidak jarang guru menemui siswa yang bersikap tidak sopan hanya karena mereka tidak tahu bagaimana cara bersikap yang baik dan benar. Atau malah selama ini mereka mencontoh sikap negatif orang di sekitarnya. Sehingga mereka menganggap itu sebagai hal yang lumrah.

Ada baiknya, ketika ada siswa bersikap kurang baik atau kurang sopan, guru berperan untuk mengoreksi sikap tersebut. Jangan memarahi, tetapi cukup mengingatkan saja bahwa sikapnya itu kurang baik dan berikan alternatif tindakan lain yang lebih positif. Gunakan pendekatan yang halus namun mengena.

6. Memberi kesempatan siswa belajar menjadi pemimpin

Saat ini, mempunyai karakter memimpin merupakan hal yang krusial untuk dimiliki. Menyadari hal ini, ada baiknya guru juga bisa membantu siswa untuk melatih jiwa kepemimpinan mereka.

Cara sederhananya, bisa dengan membuat tugas kelompok dan memastikan setiap anggota mempunyai kesempatan sebagai ketua kelompok. Jadi, tidak hanya siswa itu-itu saja yang jadi ketua kelompok, tetapi semua bisa belajar jadi pemimpin.

Setelah melakukan aktivitas ini, guru bisa mengevaluasi hal positif yang bisa jadi pembelajaran siswa untuk memimpin lebih baik lagi. Berilah masukan yang memotivasi, jadi bagi siswa yang merasa kurang percaya diri bisa semangat untuk terus belajar lebih baik lagi.

7. Berbagi pengalaman inspiratif

Tidak ada salahnya, sesekali menceritakan pengalaman personal yang dimiliki guru untuk dibagikan kepada para siswa. Tidak harus cerita yang hebat untuk menginspirasi, sekecil apapun pengalaman yang diceritakan tetap bisa menjadi pembelajaran yang berguna untuk para siswa.

Dengan berbagi pengalaman, siswa jadi terinspirasi dan dapat belajar dari pengalaman guru. Sehingga mereka tidak menjadi generasi yang minder, namun generasi yang tetap melakukan kebaikan meskipun itu dinilai kecil. Karena yang terpenting adalah karakter keberanian itulah yang perlu ditanamkan guru kepada siswa.

Itulah hal-hal sederhana yang bisa dilakukan guru dalam membangun karakter pada siswa. Dengan cara sederhana ini, diharapkan bisa mendidik siswa tidak hanya pada kemampuan akademis saja tetapi juga pribadi yang positif, yang berkarakter Indonesia. (*)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA