Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Indonesia

Kenalkan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid, Pertamina Ubah Dusun Bondan Menjadi Mandiri Energi

Siaran Pers
2030

Cilacap, 30 Januari 2021 – Pertamina senantiasa berupaya untuk memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi masyarakat. Upaya tersebut direalisasikan salah satunya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang diberi nama Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin atau disingkat E-Mas Bayu.

Program ini dilaksanakan di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, yang merupakan Desa dengan penduduk 78 kepala keluarga. Dusun ini mampu memenuhi kebutuhan energi listrik secara mandiri, setelah dikenalkan pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis matahari dan angin yang disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH). Pembangunan PLTH merupakan inisiasi dari Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, dalam upaya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yakni Energi Bersih dan Terjangkau.

Unit Manager Comm, Rel, & CSR RU lV, Hatim Ilwan menjelaskan keberadaan PLTH telah menjawab masalah ketersediaan energi bagi masyarakat, yang selama lebih dari dua dekade sulit diakses aliran listrik. “Sistem pemanfaatan energi baru terbarukan sangat sesuai bagi daerah terpencil, kondisi lahan tidak stabil, dengan jumlah penduduk sangat minim,” jelasnya.

Dusun Bondan merupakan dusun terpencil yang dikelilingi perairan Segara Anakan. Untuk menuju ke dusun, harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dengan perahu mesin dari Dermaga Sleko, Cilacap, Jawa Tengah. Dusun ini kini telah memiliki aliran listrik yang dihasilkan secara mandiri.

Bermula dari bantuan Pertamina berupa instalasi Hybrid Electric One Pool (HEOP) di beberapa rumah, kemudian masyarakat berhasil mengembangkan 5 kincir angin dan 24 panel surya pada tahun 2017 dengan kapasitas sebesar 12.000 WP (Watt Peak) yakni watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sistem pembangkit tenaga surya. Kini di tahun 2021, dengan dukungan Pertamina masyarakat sudah dapat mengembangkan PLTH dengan kapasitas listrik 16.200 Watt Peak (WP) dimana PLTH mampu mendorong penurunan emisi hingga 1,1 ton equivalent (Eq) CO2, karena menggunakan Energi Baru Terbarukan dengan memanfaatkan surya dan angin.

PLTH memberikan beragam manfaat untuk masyarakat. Selain digunakan untuk menghasilkan penerangan, PLTH juga dimanfaatkan untuk pengoperasian alat desalinasi air dari payau menjadi tawar dan juga untuk aerator tambak kelompok nelayan atau program Energi Mandiri Tambak Ikan (E-Mba Mina).

Kebutuhan akan air bersih untuk masyarakat terpenuhi, dimana listrik digunakan untuk desalinasi air, yakni pengolahan air payau menjadi air tawar kapasitas 240 L/Jam, dan bisa dimanfaatkan oleh 78 kepala keluarga serta 1 rumah produksi UMKM pesisir. Listrik juga dimanfaatkan untuk pengoperasian aerator tambak atau mesin penghasil gelembung udara yang berguna untuk menggerakkan air di dalam akuarium, kolam atau tambak, agar kaya kandungan oksigennya.

Pemanfaatan aerator tambak, mendukung program intensifikasi tambak ikan dengan teknologi tambak polikultur biofilter. Yakni teknologi untuk meningkatkan produksi ikan bandeng, dengan memadukan antara tanaman mangrove dengan sejumlah biota yang dibudidayakan seperti ikan bandeng, udang, dan kerang totok. Masing-masing memiliki fungsi penting, di antaranya adalah mangrove akan menyediakan pakan alami bagi udang dan bandeng. Sedangkan kerang totok mampu menyerap residu tambak.

“Pertamina mendorong masyarakat untuk mandiri energi. Pemanfaatan PLTH oleh masyarakat, membuat kawasan dusun Bondan menjadi Desa dengan energi bersih dan ditetapkan sebagai Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah selama 2 tahun berturut-turut,” tutup Hatim.*

For English version of this news release, please click here

https://pertamina.com/en/news-room/news-release

Share this post

Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Berau Siap Beroperasi

Jumat, 27 April 2018 | 13:53 WIB | Humas EBTKE

Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid di Indonesia

BERAU - Pemerintah menyambut baik kesiapan 3 Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Hybrid yang akan menyediakan listrik untuk 3 desa yang berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. "Ini adalah bentuk dukungan lembaga non pemerintah, pengembang, dan Pemerintah Daerah terhadap program percepatan pengembangan EBTKE yang sedang diupayakan Pemerintah. Kami sangat senang dan memberikan apreasiasi atas usaha ini, 3 desa di Berau dapat menikmati listrik seperti masyarakat di tempat lain, " ungkap Direktur Aneka EBT, Ditjen EBTKE, Harris saat menghadiri peresmian 3 PLT Hybrid tersebut di Berau (Kamis, 26/4).

PLT yang mengintegrasikan 3 sistem pembangkit energi, yaitu solar PV-battery-microhydro-genset tersebar di Desa Merabu & Mapulu, Desa Long Beliu, dan Desa Teluk Sumbang. Ketiga PLT tersebut berkapasitas total sebesar 1,2 MWp dari tenaga surya dan 30 kW dari mikrohidro dan akan mengalirkan listrik ke 400 rumah dan 41 fasilitas umum.

Sebanyak 3 PLT Hybrid ini merupakan bagian proyek "Off Grid Power Plant pada 3 Desa di Kabupaten Berau Kalimantan Timur" yang dilaksanakan oleh Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI) berkerja sama dengan PT Akuo Energy Indonesia (AE). Pelaksanaan proyek ini melalui skema penyediaan tenaga listrik oleh badan usaha yang memiliki wilayah usaha sendiri berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2012 tentang Tata Cara Permohonan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.

Masyarakat pada ketiga desa tersebut sangat antusias dengan kehadiran PLT Hybrid yang menyediakan listrik selama 24 jam setiap harinya di desa mereka. Sebelumnya mereka hanya menikmati listrik dari genset komunal milik masyarakat selama kurang lebih 4-5 jam dengan harga yang lebih mahal dan tidak ramah lingkungan.

Saat ini, masyarakat di tiga desa tersebut telah merintis kegiatan ekowisata, kerajinan tangan, dan usaha makanan. Masuknya listrik diharapkan akan mendongkrak kegiatan ekonomi produktif di ketiga desa. Pengelolaan PLTS Hybrid selanjutnya akan dikelola secara mandiri oleh Perusahaan Listrik Kampung yang menjadi unit usaha dari Badan Usaha Milik Kampung dari ketiga desa lokasi proyek. (RWS)

Tweet