Pelajaran apa yg kamu dapat setelah belajar tentang hukum mim sukun selain kaidah membaca Alquran?

Sama seperti hukum bacaan nun sukun atau tanwin yang bertemu huruf hijaiyah, hukum mim mati adalah salah satu tajwid yang terdapat dalam Qur’an. Hukum ini berlaku jika mim mati bertemu huruf-huruf tertentu sesuai dengan hukum bacaannya.

Hukum ini terdiri dari 3 macam bacaan, yaitu ikhfa’ syafawi, idgham mitsly, dan izhar syafawi.

Ikhfa’ syafawi

Sebuah bacaan dapat dikatakan sebagai bacaan ikhfa’ syafawi jika ada mim sukun yang bertemu dengan huruf ب. Cara membacanya dengung, yaitu mim sukun dibaca bergandengan dengan huruf ب. Contoh: وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ. Bacaan tersebut harus dibaca wa maa humm bimukminiin.

Idgham mitsly

Idgham mitsly adalah apabila mim sukun bertemu dengan huruf mim. Cara membaca hukum bacaan ini adalah dengan memasukkan mim sukun ke dalam mim dan disertai dengan suara dengung. Contohnya: أَيْمَانُكُمْ مِنْ. Cara membacanya adalah: aimaanukummin.

Izhar syafawi

Jika kita menemukan mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup. Contohnya: خَلْفِهِمْ وَعَنْ. Cara membacanya adalah: Khalfihim wa’an.

Ketiga hukum bacaan tersebut perlu diperhatikan cara bacanya, dan juga diprktikkan saat pembacaa Qur’an.

Muslim dianjurkan rutin membaca Alquran. Agar bisa lancar dan benar membaca Alquran, Muslim perlu mengetahui hukum bacaannya. (Foto: AFP)

Kastolani Senin, 15 Februari 2021 - 17:40:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan mim mati merupakan salah satu hukum dalam ilmu tajwid tentang cara membaca Alquran yang baik dan benar. Mim mati adalah huruf mim yang tidak memiliki tanda baris atau harakat (مْ). Mim mati terjadi apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah.

Dalam ilmu tajwid, hukum mim mati terbagi menjadi 3 yaitu: izhar syafawi, ikhfa’ syafawi, dan idgham mutammasilain. 

BACA JUGA:
Hukum Bacaan Qalqalah Lengkap dengan Contoh dan Pengertiannya

1. Izhar Syafawi

Izhar Syafawi yaitu bagian dari ilmu tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan seluruh huruf hijaiyah, selain huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba.

Izhar berarti terang [jelas] atau tak berdengung. Syafawi berarti bibir; sebab huruf hijaiyah Mim makhrajul hurufnya yaitu bertemunya bibir di bagian bawah dan bibir di bagian atas.

Dalam istilah yang ada di dalam ilmu tajwid, Izzhar Syafawi yaitu melafalkan huruf-huruf hijiayah yang ketemu dengan huruf Mim Sukun dengan terang dan jelas, dan ini tidak disertai dengan berdengung [ghunnah]. Dan dalam  Idzhar Syafawi bisa terjadi dalam satu kalimat [kata], ataupun di luar kalimat [kata] yang terpisah.

BACA JUGA:
Hukum Bacaan Mad Wajib Muttasil dan Pengertiannya

Contoh Izhar Syafawi

هُمْ نَائِمُوْنَ = hum naaaaaimuuna

BACA JUGA:
Hukum Bacaan Ikhfa Syafawi dan Contohnya

قُلْ نَعَمْ وَاَنْتُمْ = qul na‘am wa antum

2. Ikhfa Syafawi

Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ب ) .

Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau menyamarkan. Syafawi berarti bibir

Disebut dengan Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas.

Hukum Ikhfa Syafawi ini sangat berbeda dengan hukum Idgham Bighunnah, Iqlab, atau Ghunnah Musyaddadah di huruf hijaiyah Mim – di dalam Al-Quran Al Karim – khusus untuk hukum Ikhfa Syafawi ini tak diberikan tanda tasydid ataupun tanda yang lain, sama halnya seperti pada hukum Ikhfa Haqiqi.  Akan tetapi, pada hukum Ikhfa Syafawi ini tetaplah wajib dibaca dengan dengung sekitar 2 – 3 harakat atau 1 1/2 alif, sebab bila hukum Ikhfa Syafawi ini tidak didengungkan, maka hukumnya akan berubah jadi hukum Izhar.

Cara membaca dari hukum Ikhfa Syafawi yaitu dengan membaca lebih dulu HURUF HIJIAYAH sebelum mim sukun, setelah itu masuk ke dalam huruf Mim Sukun dengan cara mengeluarkan irama dengungnya hukum dari ikhfa Syafawi [yaitu dengan cara menahan huruf hijaiyah mim secara samar-samar]; “immng.. / ummmng.. / ammmng… ” sehingga ketika akan ketemu dengan huruf hijaiyah ب maka bibir atas dan bibir bawah dalam posisi yang tertutup.

اِنَهُمْ بِدَالِكَ = innahummng bidzaalika

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ = tarmiihimmmng bihijaarotin

3. Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

Idgham Mitslain atau Idgham Mimi merupakan hukum tajwid yang terjadi khusus untuk huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Mim yang mempunyai harakat [ مَ  مِ , مُ ]. Disebut dengan Mitslain sebab terjadinya sebiaj pertemuan dua huruf hijaiyah yang makhraj dan juga sifatnya adalah sama persis [identik], tetapi khusus bagi huruf hijaiyah Mim Sukun yang ketemu huruf Mim yang mempunyai harakat.  

Selain dari huruf hijaiyah Mim tersebut di atas, maka hukum yang berlaku bagi pertemuan 2 [dua] huruf yang sama yaitu huruf sukun dan huruf berharakat yaitu Hukum Mad Tamkin dan Hukum Idgham Mutamasilain.

Dinamai dengan Idgham sebab cara untuk membacanya yaitu dengan cara meleburkan [menggabungkan] satu huruf hijaiyah ke dalam huruf hijaiyah sesudahnya, atau istlah lainnya adalah dengan di-tasydid-kan.

Hukum dari Idgham Mitslain adalah dibaca dengan mendengung [makhraj huruf hijaiyah mim-nya jelas dan mengalun] kurang lebih sekitar 2 – 3 harakat [1 Alif hingga 1 1/2 alif]

Di dalam Al-Quran Al Kariim ayat yang mengandung hukum Idgham Mitslain telah ada tanda tasydidnya. Tasydid Idgham Mitslain merupakan Tasydid Hukum, yaitu sebuah tanda tasydid yang ada dan diberikan sebab terjadinya suatu hukum peleburan atau pertemuan.

Contoh Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

لَهُمْ مَايَتَقُوْنَ = lahummmmaa yattaquuna

هُمْ مَااِنْفَقُوْا = hummmmaa infaquu

Dengan mengetahui hukum bacaan mim mati diharapkan Muslim bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil. Lebih dari itu, bisa menyelami makna yang terkandung di dalamnya.

Hukum Belajar Ilmu Tajwid

Belajar membaca Alquran merupakan suatu kewajiban bagi Muslim. 

Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Khairukum man ta’allamal Qur’aana wa ‘allamahu (HR Bukhari).

Artinya: Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.

Para ulama berpendapat bahwa hukum bagi mempelajari ilmu tajwid itu adalah fardu kifayah. Maksudnya jika di antara Muslim sudah ada yang mempelajari teori dan istilah di dalam ilmu tajwid,  kewajiban tersebut menjadi gugur untuk orang yang lain. 

Meski demikian, bukan berarti Muslim abai mempelajari ilmu Tajwid. Sebab, untuk bisa membaca Alquran dengan baik dan benar serta tartil harus mengetahui tajwidnya.

Allah SWT berfirman:

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan dengan orang Lain. 

Wallahu A'lam.


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Ilmu tajwid Hukum Bacaan Mim Mati alquran

​ ​ ​

Merdeka.com - Sebagai umat Islam, membaca Al-Qur'an adalah suatu kewajiban. Ibadah ini bahkan memiliki balasan pahala yang luar biasa, di mana keutamaan dari membaca Al-Qur'an ini satu hurufnya diganjar dengan satu kebaikan dan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan.

"Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah Saw bersabda: "Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan satu huruf 'Alif Laam Miim' akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf." (HR. Tirmidzi).

Membaca Al-Qur'an memang memberikan banyak pahala serta keutamaan yang besar bagi seseorang. Namun, dalam membaca Al-Qur'an, kita tidak bisa asal membacanya begitu saja. Setiap kata dalam Alquran memiliki arti, dan jika salah dalam membacanya, bisa mengubah arti dari kata tersebut.

Dalam membaca Al-Qur'an, ada ilmu yang disebut dengan tajwid. Tajwid adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu jawwada, yujawwidu, tajwiidan, yang artinya membaguskan.

Sedangkan menurut istilah yang melansir dari tajwid.web.id, tajwid adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara melafalkan huruf yang benar dan di benarkan, baik berkaitan dengan sifat, mad, dan sebagainya, misalnya Tarqiq, Tafhim dan selain keduanya.

Pada pengertian tajwid tersebut dijelaskan bahwa ilmu tajwid berkaitan dengan pelafalan huruf-huruf hijaiyah dan tata cara dalam melafalkan huruf-huruf tersebut dengan baik dan benar. Karena akan ada huruf-huruf yang dibaca panjang, tebal, tipis, berhenti terang, berdengung, dan sebagainya.

2 dari 4 halaman

©REUTERS/Fayaz Aziz

Imam Jalaluddin As-Suyuty memberikan pengertian tentang tajwid, di mana tajwid adalah,

"Memberikan huruf akan hak-haknya dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan (sifatnya) serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurna tanpa berlebih-lebihan, serampangan, tergesa-gesa dan dipaksakan."

Melansir dari madrasatelquran.com, dalam hal pembacaan Al-Qur'an, sebenarnya tajwid adalah seperangkat aturan linguistik dan pengucapan yang digunakan dalam membaca Al-Qur'an untuk membacanya dengan cara yang baik dan benar.

Tajwid adalah salah satu ilmu Al-Qur'an yang diatur oleh aturan statis yang berasal dari pembacaan lisan Al-Qur'an oleh Nabi Muhammad (SAW). Dengan kata lain, tajwid dapat diartikan sebagai seni menjaga lidah agar tidak melakukan kesalahan dalam membaca firman Allah.

Saat Anda belajar Al-Qur'an dengan tajwid, Anda akan dapat mengucapkan huruf dan kata dalam ayat Al-Qur'an dengan benar dan memberikan hak setiap huruf dalam membacaAl-Qur'an. Selain itu, tajwid juga menambahkan suara yang indah pada pembacaan Al-Qur'an.

Tajwid adalah ilmu untuk membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Setiap huruf Arab memiliki Makhraj (titik keluar atau artikulasi dari mana asalnya) dan Sifaat (atribut atau karakteristik). Mengetahui Makhraj dan Sifaat setiap huruf adalah bagian penting dari tajwid. Terkadang dua huruf memiliki tanda keluar yang sangat mirip, yang membuatnya mudah untuk digabungkan.

Jadi, jika seseorang tidak mengetahui atribut masing-masing huruf, dia dapat mengubah makna kata dalam bacaan Al-Qur'an. Oleh karena itu, mempelajari dan menerapkan aturan tajwid dalam membaca Al-Qur'an dapat mencegah pembacanya melakukan kesalahan seperti itu.

3 dari 4 halaman

©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Sebagai disiplin ilmu, tajwid memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuan tajwid adalah:

1. Agar pembaca dapat melafalkan setiap huruf Hijaiyah dengan benar, yang sesuai dengan makhraj dan sifatnya.

2. Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Al-Qur'an melalui tata cara membaca yang benar, sehingga keberadaan bacaan Al-Qur'an saat ini sama dengan bacaan yang pernah diajarkan oleh Rasulullah. Allah SWT juga berfirman dalam salah satu ayatnya:

"Sesungguhnya mengumpulkan Alqur’an dan membacanya adalah tanggung jawab kami, jika kami telah membacakan, maka kamu ikuti bacaan itu." (Q.S. Al-Qiyamah : 17-18).

3. Menjaga lisan pembaca, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan terjerumus ke perbuatan dosa.

Pentingnya Tajwid

Al-Qur'an adalah firman Allah SWT, pesan ilahi, rahmat, dan petunjuk dari Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Al-Qur'an berisi pengetahuan, aturan, dan rekomendasi tentang segala aspek untuk kehidupan di dunia dan di akhirat. Jadi, sangat penting membaca Al-Qur'an dengan tajwid untuk menghindari kesalahan dalam mengucapkan setiap kata-kata dalam Al-Qur'an. Pasalnya, melakukan kesalahan dalam satu huruf, dapat menyebabkan kesalahpahaman atau salah tafsir terhadap keseluruhan ayat.

Mempelajari aturan tajwid membantu kita mengucapkan huruf Arab persis seperti yang seharusnya dilafalkan, sehingga kata-kata kita memiliki arti yang diinginkan. Misalnya, ilmu ini mengajarkan kita bahwa "ص" dan "س" diucapkan secara berbeda.

4 dari 4 halaman

©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Menurut Muhammad Mahmud, hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah, yaitu kewajiban yang boleh diwakilkan oleh sebagian orang Muslim saja. Namun untuk praktik, ilmu tajwid adalah fardu ain, sehingga wajib dilakukan oleh setiap kaum muslimin.

Dilihat dari hukum tersebut, ilmu tajwid dapat diklasifikasikan sebagai ilmu yang dapat membantu perbaikan bacaan Alquran. Allah SWT berfirman,

"Dan bacalah Alquran itu dengan bacaan yang tartil." (Q.S. Al-Muzammil : 4).

Pada firman di atas disebutkan lafal "tartil" di mana lafal tersebut memiliki dua makna.

Pertama: makna hissiyah, yaitu dalam membaca Al-Qur'an diharapkan dalam kondisi yang tenang, pelan, tidak terburu-buru, disuarakan dengan baik, bertempat di tempat yang baik, dan tata cara lainnya yang berhubungan dengan segi indrawi (penglihatan).

Kedua: makna maknawi, yaitu dalam membaca Al-Qur'an harus dengan ketentuan tajwidnya, baik berkaitan dengan makhraj, sifat, mad, waqaf, dan sebagainya. Makna kedua inilah yang pernah disebutkan oleh Ali bin abi Thalib, bahwa yang dimaksud tartil adalah ilmu tajwid yang berarti,

"Perbaikan bacaan huruf-hurufnya serta mengetahui tempat pemberhentian kalimat."

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA