Para tokoh nasionalis bangsa Indonesia memilih sikap yang berbeda terhadap kedatangan Jepang

Para tokoh nasionalis bangsa Indonesia memilih sikap yang berbeda terhadap kedatangan Jepang
Masuknya tentara Jepang ke Indonesia pada awalnya mendapat sambutan baik dari penduduk setempat. Tokoh-tokoh nasional Indonesia, seperti Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta bersedia melakukan kerja sama dengan pihak pendudukan Jepang. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kerja sama itu, antara lain se- bagai berikut.

a. Kebangkitan bangsa-bangsa Timur. Orang Timur memandang kemenangan Jepang sebagai suatu kemenangan Asia atas Eropa. Hal ini terpengaruh propaganda Jepang, yakni pembebasan bangsa-bangsa Asia dari penjajahan bangsa-bangsa Barat.

b. Adanya Ramalan Jayabaya yang hidup di kalangan rakyat bahwa akan datang orang-orang kate ( Jepang) yang akan menguasai Indonesia selama "seumur jagung" dan sesudahnya kemerdekaan akan dicapai.

c. Sikap keras pemerintah Hindia Belanda menjelang akhir kekuasaannya. Pemerintah Belanda menolak Petisi Sutardjo (1936), dan juga menolak uluran tangan GAPI dengan slogan "Indonesia Berparlemen"(1939). Itu semua meyakinkan tokoh-tokoh pergerakan nasional bahwa dari pihak kolonial Belanda tidak dapat diharapkan apa-apa yang menyangkut kemerdekaan. Sebaliknya dari pihak Jepang sejak semula telah bicara mengenai kemerdekaan bangsa-bangsa Asia.

d. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda kaum nasionalis selalu ditekan, sebaliknya pada zaman pendudukan Jepang golongan nasionalis diajak bekerja sama. Itulah sebabnya jika zaman Hindia Belanda sebagai besar tokoh nasionalis mengambil sikap nonkooperatif maka pada zaman pendudukan Jepang sebagian besar mengambil sikap kooperatif.

Dengan demikian, tokoh-tokoh pergerakan nasional dalam perjuangannya menyesuaikan diri dengan memasuki dan bekerja sama dengan pemerintah Jepang. Di samping itu, juga ada yang menempuh bergerak di bawah tanah, baik dengan atau tanpa menggunakan alat-alat pemerintah Jepang.

BSE


Page 2

sebutkan teknik berperang dimasa salahuddin al ayyubi!​

kemenangan pertama baybar yakni dalam peperangan melawan Mongol dalam perang​

Cara mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang yang dilakukan warga masyarakat disebut ?.

Contoh peta konsep nenek moyang bangsa Indonesia kelas 7 ips subtema A bab 4​.

2Jelaskan 3 Suku bangsa di indonesia mengenal:a asal daarahbo bahasa yang digunakan danc Pakaian yang digunakan​.

Jika jarak antara dua muatan diperkecil menjadi ½ kali semula maka gayanya menjadiA. 4 FB. 8 FC. 12FD. 16 F​.

Buatlah secara rinci keberhasilan capaian dari masa kepemimpinan presiden BJ Habibi hingga Presiden Joko Widodotlng y scptnya!!​.

Tugas agama!!!buatlah renungan/kotbah berisi menjalin cintakasih dalam perbedaan. Ambil satu ayat kitab suci sebagai acuan untuk membuat kotbah gitu y … aa...BANTU JAWAB ya ​

Apa latar belakang munculnya sakramen ekaristi dari perjamuan Malam Terakhir Markus 12 ayat 17 sampai 26 ​.

Tugas agama!!! buatlah renungan/kotbah berisi menjalin cintakasih dalam perbedaan. Ambil satu ayat kitab suci sebagai acuan untuk membuat kotbah gitu … yaa...bantu jwb​

Para tokoh nasionalis bangsa Indonesia memilih sikap yang berbeda terhadap kedatangan Jepang

Para tokoh nasionalis bangsa Indonesia memilih sikap yang berbeda terhadap kedatangan Jepang
Lihat Foto

NIOD

Empat Serangkai, para pemimpin Putera, sedang menunggu kedatangan Perdana Menteri Jepang Tojo pada 1943. Dari kiri ke kanan: Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantoro, Kiai Hadji Mas Mansoer. Paling kanan M Soetadjo Djojohadikoesoemo.

KOMPAS.com - Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia menetapkan sebuah taktik untuk melawan penjajah dari negara tersebut. 

Salah satu taktik yang dilancarkan adalah taktik Kooperatif. 

Taktik ini dicetus oleh empat tokoh pejuang Indonesia.

Tokoh yang berjuang secara kooperatif pada masa pendudukan Jepang adalah:

  • Soekarno
  • Moh. Hatta
  • Ki Hajar Dewantara
  • KH Mas Mansyur

Baca juga: Gerakan Non-Blok: Latar Belakang, Pelopor, Tujuan, dan Prinsip

Taktik Kooperatif

Perjuangan kooperatif adalah perjuangan yang sifatnya moderat (lunak) dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah penjajah.

Perlawanan menggunakan taktik kooperatif ini muncul karena Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional.

Pada masa itu, Jepang hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk memenangkan Perang Asia-Pasifik. 

Para tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan keuntungan yang dimiliki di organisasi bentukan Jepang untuk menanamkan nasionalisme kepada para pemuda.

Baca juga: Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan Penumpasan

Empat Serangkai

Kala itu, Jepang sedang berjuang menghadapi Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya melawan negara-negara barat.

Guna memenangkan pertempuran, Jepang merebut sejumlah negara Asia Tenggara yang sebelumnya sudah dikuasai Jepang, salah satunya Indonesia.

Para tokoh nasionalis bangsa Indonesia memilih sikap yang berbeda terhadap kedatangan Jepang

Para tokoh nasionalis bangsa Indonesia memilih sikap yang berbeda terhadap kedatangan Jepang
Lihat Foto

Pinterest

Kedatangan tentara Jepang ke Hindia Belanda (Indonesia).

KOMPAS.com - Kedatangan Jepang di Indonesia pada 1942 awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia. Tahukah kamu mengapa bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan Jepang?

Propaganda Jepang di Indonesia

Mengutip Kemdikbud RI, untuk meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan sebagai saudara tua, sehingga Jepang dan Indonesia sama.

Jepang dianggap sebagai saudara tua yang dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda. Tentara Jepang mempropagandakan kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari penjajahan bangsa Barat.

Jepang juga akan memajukan rakyat Indonesia. Jepang terus melakukan propaganda untuk menggerakkan dukungan rakyat Indonesia.

Beberapa propaganda Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia antara lain:

Radio Tokyo memperdengarkan lagu "Indonesia Raya" selain "Kimigayo", lagu kebangsaan Jepang.

Bendera berwarna merah putih juga boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang, Hinomaru.

Melalui siaran radio, dipropagandakan barang-barang buatan Jepang yang harganya murah agar rakyat Indonesia mudah membeli.

Baca juga: Kedatangan Jepang ke Indonesia

Alasan Jepang disambut baik

Pada awalnya, kedatangan tentara Jepang ke Indonesia disambut dengan sukacita karena beberapa alasan, yaitu:

  • Kesengsaraan rakyat akibat imperialis Belanda.
  • Adanya slogan Tiga A: Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelingdung Asia, Nippon Pemimpin Asia.
  • Penduduk pribumi diangkat sebagai Pegawai Administrasi Pemerintahan.
  • Tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir yang sebelumnya diasingkan Belanda dibebaskan Jepang.
  • Pengibaran bendera merah putih dan pengumandangan lagu "Indonesia Raya" diizinkan.
  • Penggunaan bahasa Indonesia dalam urusan formal dan non-formal serta pelarangan penggunaan bahasa Belanda.
  • Kepercayaan masyarakat Jawa terhadap ramalan Jayabaya.

Mengutip Encyclopaedia Britannica, untuk mendapatkan simpati rakyat Indonesia, Jepang juga berusaha meminta dukungan dari para pemimpin nasionalis dan Islam. Di bawah kebijakan ini, Soekarno dan Hatta menerima posisi dalam administrasi militer.

Baca juga: Akibat Pendudukan Jepang Bidang Politik