KOMPAS.com - Dalam pramuka, baris berbaris menjadi satu materi wajib yang patut dipelajari. Pelatihan baris berbaris mengajarkan para anggota pramuka untuk bisa hidup teratur dan tertib setiap harinya.
Mengutip dari buku Panduan Resmi Pramuka (2015) karya Zuli Agus Firmansyah, yang dimaksud dengan baris berbaris adalah suatu perwujudan latihan fisik yang ditujukan untuk menanamkan kebiasaan agar membentuk watak tertentu.
Manfaat baris berbaris
Pelatihan baris berbaris tidak hanya melatih pembentukan watak para anggota pramuka, tetapi juga melatih fisik dan membentuk tanggung jawab. Selain itu, baris berbaris juga turut menanamkan sikap disiplin dan patriotisme.
Baca juga:
TNI, Sejarah dan Fungsinya
Melansir dari situs resmi TNI, Peraturan Baris Berbaris atau PBB memiliki beberapa manfaat, yaitu:
- Menumbuhkan rasa disiplin
Pelatihan baris berbaris dapat membuat peserta lebih disiplin karena harus mendengarkan dan menjalankan aba-aba yang diberikan. - Menumbuhkan rasa kebersamaan
Pelatihan ini juga bisa menumbuhkan rasa kebersamaan di antara peserta baris berbaris. Mereka juga dilatih untuk bekerja sama dalam mengikuti dan menjalankan aba-aba. - Meningkatkan daya konsentrasi
Baris berbaris membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, mulai dari mendengarkan setiap instruksi yang diberikan hingga bergerak sesuai dengan aba-abanya. - Melatih solidaritas
Baris berbaris juga turut menumbuhkan dan melatih solidaritas antar anggota pramuka. Selain solidaritas, pelatihan ini juga turut menumbuhkan rasa setia kawan.
Tujuan baris berbaris
Dalam Buku Panduan Pramuka Siaga (2015) karya Agus S. Dani dan Budi Anwari, tujuan baris berbaris dibagi menjadi lima, yaitu:
- Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa disiplin serta tanggung jawab.
- Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas mengarahkan pertumbuhan tubuh agar sehat secara jasmani serta dapat menjalankan berbagai tugas pokok dengan sempurna.
- Menumbuhkan rasa persatuan, yakni rasa senasib dan sepenanggungan serta ikatan yang terjalin diperlukan untuk menjalankan tugas.
- Menumbuhkan sikap disiplin, artinya mengutamakan kepentingan tugas dibanding kepentingannya sendiri.
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab, yaitu berani untuk bertindak, mengambil risiko yang sifatnya menguntungkan tugas dan tidak melakukan tindakan yang bisa merugikan atau menimbulkan risiko untuk dirinya.
Baca juga: Sejarah Bendera Merah Putih
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Materi : Peraturan Baris Berbaris (PBB)
Sub Materi : Baris Berbaris
Tujuan :
1. Peserta didik menjelaskan teknik dasar baris berbaris
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi teknik dan dasar
3. Peserta didik terbiasa melakukan baris berbaris dengan benar
Materi Pokok :
1. Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatuorganisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
a. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
b. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan
Tujuan dari PBB adalah :
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
3. Aba - Aba
a. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
1) Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
2) Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
3) Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a) GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
c) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
4. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar
a. Sikap Sempurna
b. Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
c. Pelaksanaan :
1) Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
2) Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3) Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.
4) Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha.
5) Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6) Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas wajar.
7) Istirahat
8) Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
Pelaksanaan :
a) Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
b) Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
c) Dapat bergerak.
5. Lencang Kanan / Kiri
a. Hanya dalam bentuk bersaf.
b. Aba-aba : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
c. Pelaksanaan :
1) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri
2) Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
3) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
4) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
5) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.
6. Setengah Lencang Kanan / Kiri
a. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
b. Pelaksanaan :
1) Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2) Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
3) Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
7. Lencang Depan
a. Hanya dalam bentuk banjar.
b. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
c. Pelaksanaan :
1) Penjuru tetap sikap sempurna.
2) Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
3) Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4) Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.
8. Berhitung
a. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
b. Pelaksanaan :
1) Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
3) Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4) Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
5) Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
6) Perubahan Arah
9. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : Hadap kanan / kiri - GERAK
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
10. Hadap serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2) Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.