Pancasila mengandung harapan dan cita-cita yang ingin dicapai

Pancasila mengandung harapan dan cita-cita yang ingin dicapai

IJ Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at ij.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Pancasila mengandung harapan dan cita-cita yang ingin dicapai

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. dimensi idealis
  2. dimensi realistis
  3. dimensi normalitas
  4. dimensi fleksibelitas

Jawaban terbaik adalah A. dimensi idealis.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝selaku Ideologi Nasional, Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat, yang termasuk bentuk dari dimensi❞ Adalah A. dimensi idealis.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu 5. Sebagai ideology nasional, pancasila memiliki beberapa dimensi, kecuali… dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

ij.dhafi.link Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/AHMAD DADING GUNADI

Patung Garuda Pancasila dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika tersemat dalam genggaman cakarnya. Gambar diambil di Magelang, Jawa Tengah, pada 16 Oktober 2020.

KOMPAS.com - Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, atau cita-cita. Logos berarti ilmu, ajaran, atau paham.

Ideologi berarti ilmu pengetahuan dasar atau ajaran tentang gagasan dan buah pikiran.

Ideologi berkembang secara luas menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seorang atau sekelompok orang.

Ideologi terbuka merupakan bentuk ideologi yang menjadi pandangan hidup bangsa dan mengandung nilai dasar serta nilai instrumental yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan dinamika secara internal.

Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila sebagai ideologi terbuka senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi, pemikiran, dan akselerasi dari masyarakat.

Tujuannya adalah mewujudkan cita-cita untuk hidup berbangsa dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.

Nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.

Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.

Baca juga: Arti Warna pada Lambang Garuda Pancasila

Nilai Dasar

Nilai Dasar Pancasila yaitu asas-asas yang diterima sebagai dalil yang bersifat mutlak. Nilai dasar diterima sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.

Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Terjadi penurunan kepercayaan publik terhadap ideologi Pancasila. 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Muhammadiyah Malang [UMM], Nurbani Yusuf, menekankan, pentingnya menghidupkan kembali diskursus tentang Pancasila secara proporsional dan kontekstual dengan semangat zaman. Hal ini diperlukan karena terjadi penurunan kepercayaan publik terhadap ideologi Pancasila. 

Pada 2005,Nurbani menyebutkan, presentase publik yang pro-Pancasila mencapai 85,2 persen. Lima tahun selanjutnya mengalami penurunan menjadi 79,4 persen lalu  75,3 persen di 2018. "Dalam waktu 13 tahun, publik yang pro-Pancasila mengalami penurunan sebanyak 10 persen,” kata Nurbani.

Nurbani juga menjelaskan implikasi yang diberikan para tokoh nasional terhadap ideologi Pancasila. Tokoh-tokoh nasional yang diteliti dalam disertasinya memiliki empat dimensi penting sehingga membuat ideologi Pancasila dapat memelihara relevansinya di tengah perkembangan aspirasi masyarakatnya dan tuntutan perubahan zaman. Dimensi tersebut yakni dimensi idealitas, dimensi fleksibelitas, dimensi realistas, dan dimensi relatif-spekulatif. 

Dimensi idealitas berarti suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dimensi fleksibilitas mengacu pada ideologi yang demokratis, yang meletakkan kekuatannya pada keberhasilannya merangsang masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru. 

Hal ini terutama tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. “Melalui pemikiran-pemikiran baru tentang dirinya ideologi itu mempersegar dirinya, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu," kata Nurbani

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan suatu ideologi itu terbuka karena bersifat demokratis. Kemudian mempunyai dinamika internal yang mengundang dan merangsang mereka yang meyakininya untk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru.  

"Tentang dirinya tanpa khawatir atau menaruh curiga akan kehilangan hakikat dirinya,” ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Sementara itu, dimensi realita mengartikan ideologi itu perlu memiliki nilai-nilai dasar yang bersumber dari riil hidup di dalam masyarakatnya. Hal ini terutama pada waktu ideologi tersebut lahir sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayatinya. Mereka bisa meresapi nilai-nilai dasar itu sebenarnya milik mereka bersama. 

Adapun dimensi relatif-spekulatif merupakan intepretasi yang dilakukan oleh para tokoh berdasarkan hasil perenungan panjang dalam pengalamannya. Lebih utamanya dalam rangka memberikan solusi atas pertanyaan-pertanyaan atau kegelisahan yang dihadapi oleh masyarakat. "Terutama pada ideologi yang telah disepakatinya," ujarnya.

tirto.id - Dasar negara Pancasila merupakan pedoman, pandangan hidup, serta ideologi bangsa Indonesia. Isi hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki dimensi dan urgensi yang amat penting untuk diresapi dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut paparan Siti Tiara Maulia melalui tulisan “Pemahaman Konsep Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Bangsa" dalam Seminar Nasional: Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila di Era Reformasi, ideologi Pancasila selayaknya disosialisasikan secara sederhana, jelas, praktis, dan terus menerus baik dalam pemikiran, perkataan, perilaku, dan keteladanan.

Hal ini perlu dilakukan untuk menarik dan mengetuk hati setiap rakyat Indonesia demi pemahaman mengenai Pancasila agar bisa diamalkan dalam kehidupan. Ideologi Pancasila, lanjut Siti Tiara Maulia dalam tulisannya, tetap menghormati hak individu dan martabat manusia.

Saat ini dan pada perkembangan ke depan, ideologi Pancasila tidak bisa lagi ditanamkan melalui cara-cara indoktrinasi, melainkan menggunakan pendekatan persuasif dan dialog sehingga mampu berperan dan membimbing semua warga negara.

Baca juga:

  • Semangat Tokoh Bangsa Merumuskan Pancasila Dasar Negara
  • Pengamalan Pancasila Sila 1-5 di Lingkungan Tempat Bermain
  • Sejarah Penerapan Pancasila Masa Reformasi 1998 Sampai Sekarang

Isi Pancasila dan Simbolnya

Isi atau bunyi 5 sila dalam Pancasila dan masing-masing lambang atau simbolnya adalah sebagai berikut:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa; dilambangkan dengan bintang.
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dilambangkan dengan rantai.
  3. Persatuan Indonesia; dilambangkan dengan pohon beringin.
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dilambangkan dengan kepala banteng.
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; dilambangkan dengan padi dan kapas

Infografik SC Dimensi Pancasiala Sebagai Ideologi Negara. tirto.id/Lugas Dimensi dalam Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Dikutip dari Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila [2016] terbitan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia,hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut:

Dimensi Realitas

Mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersumber dari nilai-nilai nyata yang hidup di dalam masyarakat. Artinya, nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia.

Selain itu, nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara.

Dimensi Idealitas

Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Hal ini berarti bahwa nilai-nilai dasar Pancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan harapan dan optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita.

Dimensi Fleksibilitas

Mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam Pancasila.

Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka karena bersifat demokratis dan mengandung dinamika internal yang mengundang dan merangsang warga negara yang meyakininya untuk mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat.

Baca juga:

  • Siapa Saja Tokoh dalam Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945?
  • Sejarah Penerapan Pancasila Masa Orde Baru Soeharto 1966-1998
  • Sejarah Penerapan Pancasila Masa Orde Lama Soekarno 1959-1966

Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Masih menurut Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila [2016], peran ideologi negara bukan hanya terletak pada aspek legal formal, melainkan juga harus hadir dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Adapun urgensi Pancasila sebagai ideologi negara meliputi hal-hal sebagai berikut:

Ideologi Sebagai Penuntun Warga Negara

Artinya, setiap perilaku warga negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak di kalangan generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis belum disadari kehadirannya.

Oleh karena itu, diperlukan norma-norma penuntun yang lebih jelas, baik dalam bentuk persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam produk hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman yang setimpal bagi pelanggarnya.

Ideologi Sebagai Penolakan Terhadap Nilai-nilai yang Tidak Sesuai dengan Pancasila

Pancasila sebagai ideologi negara pernah mengalami berbagai guncangan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Ada pihak-pihak tertentu yang ingin menggeser Pancasila dengan mengganti ideologi negara.

Sebagai contoh adalah kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan kehendak melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi manusia, dan semangat persatuan.

Baca juga:

  • Sejarah BPUPKI dan Kaitannya dengan Dasar Negara Pancasila
  • Profil Kementerian Dalam Negeri: Sejarah, Tugas, Fungsi Kemendagri
  • Hasil Sidang BPUPKI Pertama: Sejarah, Kapan, Tokoh, Proses, Rumusan

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan menarik lainnya Iswara N Raditya
[tirto.id - isw/isw]

Penulis: Iswara N Raditya Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan