Pada teks tersebut terdapat nominalisasi yang berasal dari verba yaitu

Nominalisasi, dalam linguistika, adalah penggunaan verba (kata kerja) atau adjektiva (kata sifat) sebagai nomina (kata benda), dengan atau tanpa perubahan morfologis, sehingga kata tersebut mampu bertindak sebagai kepala dari suatu frasa nomina.

Nominalisasi hadir pada bahasa-bahasa di seluruh dunia. Beberapa bahasa memungkinkan verba dipergunakan langsung sebagai nomina, sedangkan lainnyanya membutuhkan beberapa wujud transformasi morfologis. Bahasa Inggris mempunyai kedua kasus tersebut.

Nominalisasi dalam bermacam bahasa

Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia misalnya memakai partikel yang "Anak yang memakai baju merah itu sedang makan kue" dimana "Anak yang memakai baju merah itu" dibuat menjadi grup nominanya. Nominalisasi juga mampu dilakukan dengan imbuhan -nya, misalnya "Didirikannya jembatan secara swadaya oleh masyarakat memudahkan angkutan antar kedua kampung itu" dimana grup nominanya adalah "Didirikannya jembatan secara swadaya oleh masyarakat". Contoh lain adalah "Tinggal di Surabayanya seminggu".

Contoh lain dengan ke-, -an, pe-...kan, pe-...-an, dan ke-...-an, contoh:

  • gerakan, pergerakan (dari gerak)
  • perubahan (dari ubah)
  • kemudahan (dari mudah)
  • keinginan (dari hendak)
  • kegagalan (dari gagal)

Bahasa Tionghoa

Dalam semua bahasa Tionghoa, partikel dipergunakan untuk menominalisasikan verba dan adjektiva. Dalam bahasa Mandarin, yang umum adalah 的 de, yang melekat berpegang pada kebenaran pada verba maupun adjektiva. Contoh, chī (makan) dibuat menjadi chīde (yang dimakan). Bahasa Kanton memakai 嘅ge yang fungsinya serupa, sementara bahasa Minnan memakai ê.

Dua partikel lain yang ditemukan diseluruh bahasa Tionghoa dipergunakan secara eksplisit untuk menandakan nomina yag ternominalisasi berpegang pada kebenaran sebagai pelaku ataupun penderita dari verba yang dinonimalisasikan. 所 (suǒ dalam bahasa Mandarin) melekat di depan verba untuk menandakan penderita, contoh 食 (makan) dibuat menjadi 所食 (yang dimakan), dan 者 (zhě dalam bahasa Mandarin) melekat sesudah verba untuk menandakan pelaku, contoh 食 (makan) dibuat menjadi 食者 (yang memakan). Kedua partikel itu berasal dari bahasa Bahasa Tionghoa Klasik dan secara terbatas mempertahankan produktivitas dalam bahasa-bahasa Tionghoa modern.

Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memakai beberapa partikel seperti の no, もの mono dan こと koto, untuk nominalisasi.



Sumber :
diskusi.biz, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.