Orang yg susah tidur disebut

Lihat Foto

Thinkstockphotos

Ilustrasi

KOMPAS.com - Beberapa orang mengeluhkan susahnya tidur terlelap di malam hari.

Melansir Mayo Clinic, susah tidur dapat berupa mata sulit terpejam, tidur tak lelap, atau mudah terbangun dan sulit tidur kembali.

Beberapa gangguan susah tidur itu disebut insomnia. Insomnia dapat membuat Anda merasa lelah, mengganggu suasana hati, dan bisa memengaruhi kesehatan.

Baca juga: 5 Lagu Manjur Atasi Susah Tidur, dari Mozart sampai Chopin

Wajar, jika Anda sesekali mengalami susah tidur. Bisa jadi Anda sedang stres, jam tidur terganggu, atau jadwal makan malam terlambat.

Selain dipengaruhi faktor psikis dan gaya hidup, penyebab susah tidur juga bisa jadi tanda masalah kesehatan.

Melansir berbagai sumber, berikut beberapa penyakit yang menyebabkan seseorang mengalami susah tidur:

1. Sinusitis

Melansir laman resmi Sleep Foundation, alergi atau sinusitis bisa membuat seseorang susah tidur di malam hari.

Sinusitis adalah infeksi dan pembengkakan di saluran hidung (sinus) karena tersumbat.

Gangguan ini menimbulkan rasa tidak nyaman saat bernapas karena hidung tersumbat.

Penderita sinus atau alergi yang memicu pilek pun jadi susah tidur karena pernapasannya tak lancar.

Baca juga: 5 Cara Menidurkan Bayi yang Susah Tidur

Jakarta -

Insomnia adalah gangguan atau kondisi seseorang mengalami kesulitan tidur. Kondisi ini dapat membuat pengidapnya akan merasa lelah saat bangun tidur dan sulit untuk beraktivitas pada keesokan harinya.

Insomnia tak hanya menguras tenaga dan mengubah mood seseorang, tetapi juga dapat merusak kesehatan, kinerja, dan kualitas hidup. Sebagaimana diketahui, waktu tidur adalah salah satu penentu kualitas hidup dan kesehatan seseorang.

Pada titik tertentu, banyak orang dewasa mengalami insomnia jangka pendek (akut) yang berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Biasanya kondisi ini disebabkan akibat stres atau peristiwa traumatis.

Namun, ada juga orang yang mengalami insomnia dalam jangka panjang (kronis). Biasanya kondisi ini berlangsung selama sebulan atau lebih akibat pengaruh obat-obatan.

Gejala Insomnia

Dikutip dari Mayo Clinic, seseorang yang mengalami insomnia umumnya akan merasakan beberapa gejala umum, seperti:

- Kesulitan tidur di malam hari- Bangun di malam hari- Bangun terlalu pagi- Kelelahan atau ngantuk di siang hari- Depresi dan kecemasan

- Susah untuk fokus dan sulit mengingat

Penyebab Insomnia

Ada beberapa penyebab seseorang mengalami insomnia atau kesulitan tidur. Mulai dari pola hidup yang buruk, stres, hingga efek samping dari obat-obatan.

Penyebab insomnia terbagi menjadi dua, yaitu insomnia akut dan kronis. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut informasinya:

1. Penyebab insomnia akut

- Tekanan hidup - kehilangan sesuatu yang berharga atau perceraian- Ada penyakit tertentu- Ketidaknyamanan emosional dan fisik- Faktor lingkungan - suhu, berisik, atau cahaya yang terang- Pengaruh obat-obatan

- Pola tidur

2. Penyebab insomnia kronis

- Stres pekerjaan, masalah keuangan, sekolah, kesehatan, maupun trauma- Makan terlalu banyak di malam hari- Waktu tidur yang buruk- Gangguan mental- Mengonsumsi kafein, nikotin, dan alkohol- Pengaruh obat-obatan

- Ada penyakit serius

Dari penyebab-penyebab di atas, insomnia umumnya rentan dialami oleh wanita, lansia (60 tahun ke atas), punya gangguan mental, stres yang parah, dan orang yang tidak memiliki jadwal kegiatan yang padat.

Cara Mengobati Insomnia

Jangan khawatir, insomnia sendiri bisa diatasi jika kita memperbaiki gaya hidup dan pola tidur yang baik loh. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia:

- Jaga waktu dan bangun tidur yang konsisten setiap hari- Tetap aktif: Berolahraga dan melakukan aktivitas sehari-hari- Jika sakit dan perlu obat, periksa obat tersebut apakah menyebabkan insomnia- Hindari tidur siang- Hindari mengonsumsi kafein, alkohol, dan nikotin- Hindari makan dan minum dalam porsi yang besar di malam hari- Buat kamar tidur senyaman mungkin

- Ciptakan kebiasaan sebelum tidur yang menenangkan, seperti mandi air hangat, membaca, atau mendengarkan musik

Bila gejala insomnia semakin meningkat dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Simak Video "KuTips: Solusi Jitu Atasi Insomnia dan Overthinking"



(kna/kna)

Keadaan sulit tidur atau insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur. 

Jumlah durasi waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang memang berlainan. Akan tetapi, kebutuhan tidur orang dewasa rata-rata adalah 7- 8 jam per hari.

Simak penjelasan lengkap soal apa itu insomnia di sini. 

Penyebab sulit tidur/insomnia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

  1. Insomnia primer merupakan gangguan tidur yang tidak disebabkan oleh masalah kesehatan.
  2. Insomnia sekunder adalah kesulitan tidur yang disebabkan oleh penyebab lain atau kondisi khusus tertentu, misalnya:
  • stres (kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian, dan sebagainya)
  • penyakit tertentu
  • faktor lingkungan, seperti suara bising, cahaya, dan suhu yang ekstrem (dingin atau panas)
  • obat-obatan (misalnya obat depresi, anti-hipertensi, dan asma)
  • jadwal tidur terganggu, misalnya karena jetlag dan bekerja dengan sistem shift
  • nyeri
  • depresi atau gangguan cemas
  • kafein, nikotin, dan alkohol

Artikel Lainnya: Kondisi Medis yang Membuat Anda Susah Tidur

Terdapat beberapa gejala sulit tidur yang umum dirasakan penderitanya, seperti:

  • penderitanya sering kali membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk bisa tidur
  • penderita hanya bisa tidur selama 6 jam atau kurang, setidaknya 3 hari berturut-turut dalam 1 bulan atau lebih
  • tidak merasa bugar setelah tidur dan/atau merasa lelah di siang hari meskipun memiliki waktu tidur yang cukup
  • sulit berkonsentrasi
  • kurangnya energi atau motivasi
  • memiliki kekhawatiran tentang tidur

Coba konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas via LiveChat. 

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang membuat seseorang sangat mungkin mengidap penyakit insomnia:

Orang yang berusia di atas 60-65 tahun lebih mungkin mengalami insomnia daripada orang yang lebih muda. 

Penyakit kronis tertentu, khususnya yang melibatkan nyeri kronis derajat sedang hingga berat, dapat meningkatkan risiko terjadinya insomnia.

Obat-obatan seperti dekongestan, obat pelangsing, steroid, obat tekanan darah, teofilin, fenitoin dan levodopa dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan tidur.

Insomnia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Kehamilan dan perubahan hormonal seperti sindrom pramenstruasi (PMS) atau menopause juga dapat mengganggu tidur. 

Gangguan cemas, depresi, dan bipolar sangat berpotensi menimbulkan insomnia.

Perubahan waktu tidur yang tak teratur, merokok, dan peminum alkohol berat akan sangat mungkin mengalami insomnia.

Pekerja shift malam akan memaksa ritme biologis seseorang menjadi sedikit berantakan. Hal ini akan mengganggu siklus bangun dan tidur seseorang.

Jetlag adalah ketidakmampuan untuk tidur akibat melintasi banyak zona waktu dalam waktu singkat. Kondisi ini dapat mengganggu ritme biologis. 

Anda pun jadi tidak bisa tidur nyenyak sampai tubuh dapat menyesuaikan diri dengan zona waktu yang baru.

Artikel Lainnya: Ini Alasannya Wanita Lebih Rentan Insomnia Dibanding Pria

Penentuan diagnosis pada sulit tidur/ insomnia dapat dilakukan melalui serangkaian wawancara medis. Melalui wawancara ini dapat diketahui riwayat penyakit, riwayat pengobatan, dan pola tidur. 

Dokter mungkin akan meminta Anda mencatat jadwal tidur selama dua minggu atau lebih untuk melihat pola tidur.

Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium juga mungkin akan dilakukan jika Anda dicurigai menderita hipertiroid.

Untuk mengatasi sulit tidur, harus diketahui dulu penyebab agar pengobatan tepat sasaran. Secara umum penanganan terhadap insomnia dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:

1. Perubahan Perilaku (Behaviour Therapy)

Behaviour therapy merupakan terapi lini pertama untuk mengatasi insomnia. Terapi ini terdiri bisa dilakukan dengan membuat kebiasaan tidur yang baik. 

Misalnya, dengan membuat jadwal tidur yang teratur, menghindari aktivitas yang dapat membuat Anda tetap terbangun, dan membuat lingkungan yang nyaman untuk tidur.

2. Cognitive Behavioural Therapy

Terapi ini membantu Anda mengontrol atau mengeliminasi pikiran negatif dan rasa khawatir yang membuat Anda tetap terjaga.

3. Teknik Relaksasi

Relaksasi otot dan latihan pernapasan dapat mengurangi gangguan cemas. 

4. Stimulus Control Therapy

Terapi ini bertujuan untuk membatasi aktivitas di tempat tidur yang membuat Anda tetap terbangun. 

Selain itu, Anda juga akan diminta untuk menjadikan tempat tidur hanya untuk tidur dan melakukan aktivitas seksual. 

Bukan untuk membaca, bekerja, menonton TV, atau makan.

5. Pemberian Obat-obatan

Obat-obatan diberikan jika insomnia tidak berhasil diatasi dengan terapi. 

Obat tidur hanya boleh diberikan oleh dokter spesialis kejiwaan (psikiater) dan tetap berada dalam pengawasan dokter. 

Dokter biasanya tidak merekomendasikan penggunaan obat tidur dalam jangka waktu lama.

Berikut adalah beberapa obat dari gangguan tidur yang mungkin diresepkan dokter:

  • Doxepin (Silenor)
  • Estazolam
  • Eszopiclone (Lunesta)
  • Ramelteon (Rozerem)
  • Temazepam (Restoril)
  • Triazolam (Halcion)
  • Zaleplon (Sonata)
  • Zolpidem (Ambien, Edluar, Intermezzo, Zolpimist)
  • Zolpidem extended release (Ambien CR)
  • Suvorexant (Belsomra)

Artikel Lainnya: Cara Alami Mengatasi Insomnia Tanpa Obat-obatan

Penyakit insomnia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:

  • olahraga teratur, yang sebaiknya dilakukan minimal 4 jam sebelum tidur. Hindari berolahraga mendekati waktu tidur karena dapat mengganggu kualitas tidur
  • hindari kafein, nikotin, dan alkohol, terutama pada sore dan malam hari
  • buatlah diri Anda terpapar sinar matahari pada sore hari. Hal ini dapat membantu tubuh melepaskan melatonin untuk regulasi ritme sirkadian tubuh. Ini merupakan penentu jam biologis tubuh Anda
  • latihan teknik melepas stres, seperti yoga, meditasi, atau relaksasi

Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit susah tidur:

  • prestasi kerja atau sekolah menurun
  • meningkatkan risiko kecelakaan jika mengendarai kendaraan bermotor
  • gangguan psikiatri, seperti gangguan cemas dan depresi
  • kelebihan berat badan atau obesitas
  • mudah tersinggung dan emosi
  • meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus

Kapan Harus ke Dokter?

Setelah melakukan pencegahan atau pengobatan di rumah, Anda harus meminta pertolongan medis ke dokter apabila secara konsisten:

  • mengalami kesulitan tidur
  • tidak bisa tertidur sama sekali
  • bangun lebih awal dari yang Anda kehendaki
  • tidak merasa segar setelah tidur
  • memiliki rasa kantuk yang berlebihan di siang hari

(HNS/AYU)

Terakhir Diperbaharui: 18 Februari 2022

Diperbaharui: dr. Muhammad Iqbal Ramadhan

Ditinjau Oleh: dr. Muhammad Iqbal Ramadhan

Referensi:

  • Winchester Hospital. Diakses 2022. Conditions InDepth: Insomnia.
  • Mayo Clinic. Diakses 2022. Sleeping pills.
  • Healthline. Diakses 2022. Insomnia.

Klikdokter

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA