Ngadem.com – Hello, cantik. Mendengar kata putus dari seseorang yang sangat kita sayang tentu memberi efek mengerikan. Tubuh mendadak lemas, dada terasa sesak, air matapun turut keluar deras.
Meskipun rasa sedih menonjok jiwa raga, sebagai perempuan kita tetap harus bisa bersikap baik dan elegan saat mendengar pacar yang kita sayang meminta menyudahi hubungan alias minta putus. Plis, jangan sampai kamu menunjukan sikap kasar apalagi mengata-ngatai si pacar dengan ucapan-ucapan yang tak enak didengar jika kamu masih ingin mempertahankan hubungan.
Nah, berikut ini sikap-sikap yang harus kamu aplikasikan saat pacar kamu mengucapkan kata putus sementara kamu tidak ingin putus.
1. Tarik nafas dalam-dalam. Dan, cobalah untuk tetap tenang
Mendengar kata putus keluar dari mulut pacar tersayang jantung rasanya turun naik tidak karuan, paru-paru pun rasanya menyempit. Pikiran kita menjadi kacau balau dan rasanya ingin berteriak kecang. Wajar saja, sebab kata putus itu memang memberi efek menyakitkan. Untuk meredakan nyerinya putus cinta, sebaiknya hal peratama yang wajib dilakukan saat mendengar kata putus adalah menarik nafas panjang. Pikiran akan sedikit lebih tenang dan hati pun akan sedikit lebih damai dengan menarik nafas panjang. Dengan pikiran tenang, maka memudahkan kita juga untuk mencari jalan keluar agar hubungan masih tetap bisa dipertahankan.
2. Jangan terus-terusan ngambek, coba sejenak dengarkan alasannya
Tips ala Taylor Swift saat pacar minta putus adalah dengan menemuinya, bicarakan dan selesaikan baik-baik . Ya, saat pacar minta putus, sebaiknya temuilah dia dan selesaikan baik-baik. Dengan bertemu, kamu bisa tahu alasan kenapa dia mau mengakhiri hubungan. Dengan bertemu dan bicara, kamu juga bisa menghindari timbulnya pikiran negatif yang sering mengakibatkan terjadinya kesalapahaman. Saat dia bilang ingin putus, kamu jangan langsung ngambek atau kesal, cobalah lebih berlapang dada untuk mendengarkan alasannya kenapa ingin putus sampai selesai. Jika memang kesalahan ada pada diri kamu, cobalah untuk meminta maaf dan yakinkanlah dia bahwa kamu bisa berubah lebih baik dan tidak akan mengecewakannya lagi.
3. Cobalah untuk utarakan perasaanmu. Jangan cuma dipendam
Jika alasan dia mutusin kamu karena kamu egois, cuek, tidak perhatian, suka marah-marah, dan curigaan, sebaiknya utaran kenapa kamu bersikap demikian itu jangan cuma dipendam dalam hati. Sebab komunikasi itu penting dalam suatu hubungan. Jika ada hal-hal yang masih mengganjal, sebaiknya diutarakan agar terhindar dari kesalahpahaman. Jika benar kamu sayang, jika benar kamu masih ingin mempertahankan hubungan kalian, yakinkan dia bahwa kamu sungguh-sungguh menyayanginya, mempercayainya dan hanya dia lelaki satu-satunya yang ada di hati kamu. Oh iya, sedikit tambahan: kurangilah sikap curiga pada pasangan. Sebab, curiga itu merugikan dan bisa merusak keharmonisan.
4. Hormati keputusannya, saatnya untuk mengikhlaskan
Segala usaha sudah kamu lakukan mulai dari menemuinya sampai dengan meyakinkannya bahwa kamu begitu meyayanginya tapi ternyata dia tetap kekeh buat putus, itu tandanya kamu harus menghormati keputusannya dan tentunya berusaha untuk mengikhlaskannya.
Rasanya berat dan mengecewakan, memang. Tapi bukan berarti putus dari pacar akhir dari segala kebahagiaan. Jadilah perempuan tangguh dan mengagumkan dengan tidak terus-terusan meneror atau menganggu kehidupannya. Tetaplah bersikap baik, tetaplah bersikap lembut. jika masih berharap ingin balikan, dekatilah dia pelan-pelan dan jangan terlalu tergesa-gesa, senatural mungkin. Sebab lelaki tidak terlalu suka perempuan agresif.
5. Time to move on
Meski putus cinta itu menyakitkan, tapi jangan terlalu larut dalam kesedihan. Jika memang berjodoh, sejauh apapun kalian dipisahkan pada akhirnya pasti akan kembali dipertemukan juga dalam ikatan percintaan. Tapi jika tidak berjodoh, seperti apapun sakitnya kamu harus tetap mengikhlaskan. Move on! Buktikan kalau kamu perempuan istimewa yang tidak layak untuk disia-siakan.
Adu argumen dan pertengkaran saat pacaran sangat wajar terjadi. Anda dan pasangan adalah dua orang yang berbeda dengan kepribadian yang tentu berbeda. Terkadang ada berbagai perbedaan yang membuat Anda berdua akhirnya berselisih paham. Bertengkar memang wajar, tetapi yang tidak wajar adalah ketika pasangan selalu mengancam putus setiap kali berselisih.
Saat pasangan selalu mengancam ingin putus ketika bertengkar sebenarnya ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. Dikutip dari Psychology Today, pasangan yang selalu mengancam putus bisa jadi menganggapnya sebagai candaan atau taktik untuk mengintimidasi perasaan Anda.
Nah, itu tandanya hubungan Anda berdua tak cukup berharga baginya. Orang yang menghargai suatu hubungan tidak akan pernah menggunakan cara ini untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Selain itu, dikutip dari laman University of California Berkeley Health Services, ancaman putus yang dilontarkan pasangan Anda bisa digolongkan ke dalam manipulasi psikologis. Bisa dibilang ia sedang berusaha memanipulasi Anda. Pasangan menggunakan ancaman ini untuk menepis pendapat dan kekhawatiran Anda yang sesungguhnya memang benar. Pasangan juga mencoba untuk mengendalikan pikiran dan tindakan Anda. Inilah maksud tersembunyi di balik ancaman putus.
Biasanya, hal ini dilakukan hanya benar-benar sebagai ancaman saja tetapi tidak pernah diwujudkannya. Setelah merasa berhasil dengan ancamannya, ia akan kembali bersikap lemah lembut pada Anda. Dengan begitu, semakin jelas bahwa pasangan sedang mencoba untuk memanipulasi pikiran Anda dengan mengeluarkan ancaman putus.
Apa yang harus dilakukan saat pasangan mengancam putus?
Saat pasangan selalu mengancam putus di setiap pertengkaran, jangan panik. Anda perlu berpikir jernih tanpa terbawa emosi yang sedang menggebu-gebu. Namun, sebelumnya ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari:
- Jangan menanggapi gertakan putus yang dilontarkan pasangan kecuali memang Anda sudah benar-benar siap untuk mengakhirinya.
- Jangan langsung menuding pasangan misalnya dengan bilang ia pembohong karena selalu mengancam tetapi tidak pernah direalisasikan.
- Jangan disepelekan hanya karena Anda merasa apa yang dikatakannya tak lebih dari sekadar ancaman.
Meski sulit dan Anda merasa bahwa pasangan Anda bersikap manipulatif, hal pertama yang perlu Anda lakukan ialah bersikap tenang. Pasalnya, tidak ada keputusan yang bijaksana jika dibuat saat sedang marah. Kemudian, tarik napas dalam-dalam dan minta pasangan untuk memberikan Anda waktu selama beberapa menit sebelum membahasnya lebih lanjut.
Selanjutnya, ajak pasangan untuk berbicara dari hati ke hati. Tanyakan padanya apakah ia benar-benar ingin putus dengan Anda. Kemudian, tawarkan kepadanya untuk menyelesaikan masalah ini secara bersama-sama dengan kepala dingin.
Setelah kondisi mulai kondusif, Anda bisa jujur kepada pasangan mengenai perasaan Anda setiap kali pasangan mengancam dengan kata putus. Awali dengan kata, “Aku merasa…” agar perasaan Anda tersampaikan dengan baik. Jangan memulai kalimat dengan, “Kamu itu…”.
Jika pasangan mau mendengarkan keluh kesah Anda, ini bagus karena tandanya ia menaruh empati pada Anda. Katakan padanya bahwa masih ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah dibandingkan harus dengan kata putus.
Bila pasangan tidak menerima hal ini dan terus membela dirinya, itu tandanya Anda perlu menilai kembali hubungan yang telah Anda jalin selama ini. Pasalnya, rasa sayang saja tidak cukup kuat untuk menjadi bekal dalam hubungan asmara yang bahagia dan sehat.
Untuk itu, cobalah untuk jujur pada diri sendiri mengenai perasaan yang selama ini Anda miliki. Apakah pasangan Anda saat ini adalah orang yang Anda butuhkan? Dengan jujur pada diri sendiri, Anda juga akan bisa jujur dengan pasangan dan menemukan jawaban yang sebelumnya tidak pernah Anda dapatkan.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.