Orang yang imannya kuat dan teguh dalam memegang prinsip akan terbebas dari

Jangan lepaskan hikmat, pengajaran, dan pengertian yang memberikan hidup.
Orientasi hidup tidak dikendalikan oleh harta dan posisi tetapi oleh nilai-nilai. Peganglah itu erat-erat maka perjalanan hidup ini akan sangat berarti. Selamat pagi dan selamat memegang teguh prinsip.

  • Hidup dengan Prinsip dan Nilai
  • 4 Januari 2021 07:09
  • dalam "MOTIVASI"

Tingkatan iman berbeda-beda demikian pula cara menjaganya.

Selasa , 03 Dec 2019, 22:44 WIB

Antara/Aditya Pradana Putra

Menjaga iman agar tetap teguh sangat dianjurkan agama. Foto ilustrasi membaca Alquran

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Inti dari ajaran tasawuf terletak pada keyakinan hati dan keteguhan iman. Kekuatan iman mampu membuat perkara yang mustahil dan tidak bisa dicerna akal manusia menjadi sangat riil di hadapan mata hati.

Baca Juga

Menurut Habib Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad dalam  Risalah al-Mu’awanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah li al-Raghibin min al-Mu’minin fi Suluk Thariq al-Akhirah, menghadirkan urusan gaib yang berada di luar indra manusia menjadi nyata dan tampak kasat mata. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, seandainya satir penutup dibuka, niscaya keyakinan akan bertambah. 

Pada dasarnya, tiap Mukmin punya rasa yakin, tetapi yang membedakan hanya satu, yaitu kadar iman yang dimiliki. Semakin kuat iman yang dipelihara seorang hamba, dia laksana gunung yang berdiri tegak dan kokoh. 

Dalam salah satu kaidah usul fikih, disebutkan al-Yaqinu La Yuzalu bi al-Syak (keyakinan yang kuat tidak akan berubah dengan sebuah keragu-raguan). 

Keyakinan tersebut tak akan sanggup diempas dengan mudah oleh tiupan keragu-raguan ataupun oleh angin waswas yang di sebarkan oleh setan. Karena, setan tidak akan berhenti bermanuver guna menyesatkan anak Adam. Sebagaimana sabda Nabi SAW, Setan akan menyesatkan manusia dan tidaklah seseorang mengambil jalan lain, kecuali setan juga akan menempuhnya.” 

Sehingga, apabila dikelompokkan, tingkatan keimanan bisa dibagi ke dalam tiga lapisan. Pertama, tingkatan dasar atau disebut iman. Kategori ini biasanya diisi kalangan awam yang kadar keimanannya masih sering naik turun dan berubah-ubah. 

Tingkatan kedua, tingkatan iman yang kokoh di hati dan tidak goyah sehingga pada level ini, hampir saja seseorang mampu melihat yang gaib. Tingkat keimanan ini disebut yakin. 

Level keimanan ketiga yang tertinggi dikenal dengan istilah kasyaf. Tingkatan ini setara dengan level para wali dan nabi yang tidak lagi ada batas antara yang gaib dan alam kasat mata.

Selanjutnya, terdapat tiga cara yang bisa ditempuh untuk membangun benteng keimanan yang kuat. Pertama, mendengarkan, membaca, dan merenungkan ayat-ayat serta hadis-hadis yang menegaskan kebesaran dan kekuasaan Allah. 

Selain itu, juga teks-teks agama yang mengisyaratkan secara jelas perihal kebenaran dakwah yang disampaikan para rasul dengan segala konsekuensi yang didapat, baik dari ketaatan maupun sanksi yang diperoleh akibat pelanggaran apabila mengingkari risalah ilahiah tersebut. Cara ini sesuai firman Allah: 

“Dan, apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Alquran) sedang dia dibacakan kepada mereka.” (QS al-Ankabut [29]: 51). 

Kedua, merenungkan keajaiban penciptaan alam semesta, hamparan langit nan luas, bumi tempat berpijak, serta pesona unsur-unsur yang menjadi pelengkap dan kebutuhan kelangsungan hidup.

Sebagaimana firman-Nya, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri.” (QS Fushilat [41]: 53).

Sedangkan, cara ketiga, keyakinan yang telah didapat mesti diterapkan baik secara lahir maupun batin dan berupaya sebisa mungkin menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena, dengan keteguhan iman dan keyakinanlah, Allah akan senantiasa membimbing dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada umat manusia.

Allah berfirman, “Dan, orang-orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS al-Ankabut [29]: 69).

  • iman
  • tingkatan iman
  • cara menjaga iman
  • cara mempertebal iman

sumber : Harian Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Ustadz Amir As-Soronji, Lc., M.Pd.I., setiap minggu memberikan kajian rutin yang diadakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII), Pada Selasa (25/8), Ustadz Amir melanjutkan kajian sebelumnya dengan tema sifat nikmat dan azab kubur.

Mengingatkan kembali kepada jamaah pengajian, terdapat beberapa firman Allah mengenai nikmat dan azab kubur, di antaranya QS. Al-An’am: 39-40, At-Taubah: 101, dan Ibrahim:28. Sedangkan sabda Rasulullah diantaranya terdapat dalam HR. Bukhari dalam Kitab Al-Janaiz, HR. Mutafaqun Alaih, HR. Al Barra’ bin ‘Azib, dan HR. Muslim no. 292.

Ustadz Amir menegaskan bahwa yang akan setia menemani setiap orang hingga ia meninggal adalah amal sholeh dan keimanannya. Keimanan tersebut antara lain puasa, salat, zakat, dzikir, dan sebagainya. “Bukan harta atau keluarga kita. Mungkin mobil dan keluarga ikut mengantarkan ke kubur setelah itu pulang kembali ke rumahnya,” tambahnya.

Ustadz Amir menyatakan bahwa bagi orang mukmin yang sholeh dan menjaga imannya, maka ia akan dimudahkan untuk menjawab fitnah kubur. Setelah selesai menjawab semua pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, Allah menyeru agar malaikat menghamparkan permadani dari surga, menggantinya dengan pakaian dari surga, dan dibukanya pintu surga.

“Ini sifat nikmat kubur orang mukmin. Lalu datanglah kepadanya kesejukan dan semerbak wangi surga. Surga sangat wangi dan bisa dicium dari jauh. Kemudian dilapangkan untuknya kuburnya sejauh mata memandang. Meskipun kelihatan oleh kita kecil kuburnya, tapi ia merasakan lapangnya kubur tersebut,” ucap Ustadz Amir.

Hal tersebut sesuai dengan HR. Muslim yang berbunyi, “dan disebutkan kepada kami bahwasanya mayit itu diluaskan quburnya seluas 70 hasta, dan dipenuhi quburnya dengan kenikmatan hingga hari mereka dibangkitkan.”

Setelah itu, kata Ustadz Amir akan dijelmakan untuknya seseorang yang tampan, bagus pakaiannya dan harum badannya. Orang itu berkata, “bergembiralah dengan kabar baik untukmu, bergembiralah untukmu surga, inilah hari yang dijanjikan untukmu.” Kemudian orang mukmin yang telah meninggal tersebut berkata, “begitu pula untukmu semoga Allah memberi tempat terbaik untuk mu. Siapa engkau? Tampangmu adalah tampang yang membawa kebaikan.”

Lalu jelmaan orang itu berkata, “aku adalah amal sholeh mu. Demi Allah aku tidak tahu engkau selain engkau mentaati Allah dan lambat dalam melakukan maksiat kepada-Nya. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.” Ustadz Amir menyampaikan bahwa bagi orang muslim akan diperlihatkan pula oleh nya pintu surga dan neraka. Kemudian jelmaan orang bertampan bagus mengatakan, “ini adalah tempat tinggalmu (neraka) jika engkau bermaksiat kepada Allah. Namun Allah telah menggantikan untukmu dengan surga.”

Melihat nikmat surga, orang sholeh itu berdoa agar disegerakan hari kiamat. Lalu dikatakan kepadanya, “Tinggallah dalam kesenangan yang kamu alami ini. Nanti tiba saatnya hari kiamat maka akan terjadi hari kiamat.”

Di sisi lain Ustadz Amir menyampaikan bagi orang kafir tidak akan dapat menjawab fitnah kubur. Oleh karenanya, ia dipakaikan pakaian dari neraka, dihamparkan untuknya haparan dari neraka dan dibukakan pula pintu neraka yang mendatangkan panas. Selain itu, kuburnya akan disempitkan dan menghimpitnya sampai remuk tulang-tulangnya.

Lalu kata Ustadz Amir menambahkan bahwa akan dijelmakan untuknya orang yang buruk wajahnya, buruk pakaian dan penampilannya, serta busuk baunya. Orang yang berpenampilan buruk berkata, “terimalah kabar buruk untukmu. Inilah janji yang dijanjikan untukmu. Hamba kafir menjawab, “demikianlah denganmu semoga Allah memberimu kabar buruk. Siapa kamu? Tampangmu adalah tampang yang membawa keburukan.”

Orang itu berkata, “aku adalah amal burukmu. Demi Allah saya tidak tahu engkau kecuali engkau lambat dalam beramal kepada Allah dan bersegera dalam maksiat kepada-Nya. Semoga Allah membalas keburukan untukmu.” Lalu Allah mengutus kepadanya orang yang buta, tuli, dan bisu dengan membawa palu di tangannya.

“Seandainya palu itu dipukulkan untuk gunung maka gunung akan hancur dan menjadi abu. Kemudian dia dipukul dengan palu itu dan menjadi abu. Lalu dipukul lagi dengan pukulan kedua. Lalu ia berteriak dengan teriak yang sangat keras yang didengar oleh segala makhluk kecuali jin dan manusia,” tambah Ustadz Amir.

Hal tersebut berdasarkan HR. Bukhari yang berbunyi, “Maka dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu dan tidak membaca”. Kemudian ia dipukul dengan pemukul dari besi diantara kedua telinganya, lalu ia berteriak sekeras-kerasnya yang didengar oleh apa yang didekatnya selain jin dan manusia”.

Ustadz Amir mengatakan bagi orang kafir akan dibukakan pintu neraka. Maka ia memohon agar tidak disegerakan hari kiamat. “Yang menjaga dan melindungi kita dari azab neraka adalah Allah. Maka kalau berdoa, mintalah perlindungan dari azab kubur. Jangan buru-buru sebab doa ini penting. Siapa tahu dari doa ini Allah melindungi kita dari azab kubur,” tutup Ustadz Amir. (SF/RS)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA