Almunawwar.or.id Dalam pelaksanaan sebuah amalan tentu memiliki cara-cara tersendiri sesuai dengan kaidahnya sebagaimana yang telah di jelaskan di beberapa dalil-dalil yang mengarah kepada permasalahan tersebut, begitu pula dengan amalan dan tata cara dalam mengurus mayit ataupun jenazah. Meskipun dalam segi tinjauan hukum itu fardhu kifayah, akan tetapi secara pengamalannya itu di haruskan setiap umat islam untuk bisa menguasai hal-hal yang berhubungan dengan pengurusan mayit mulai dari memandikan, membungkus, menyolatkan sampai dengan menguburnya. Karena selain memiliki hikmah yang begitu besar dalam pelaksanaan dan pengamalannya, ini juga sebagai antisipasi dari pada tidak ada orangnya yang mengurus seorang yang meninggal jika memang hal tersebut terjadi. Sehingga penting sekali untuk bisa mengetahui dan mengamalkan tata caranya tersebut. Seperti berikut ini kaifiat mengenai hal ikhwal cara mewudhukan dan memandikan mayit, Dimana secara umum itu tidak jauh berbeda dengan orang yang masih hidup baik yang sunnah maupun yang wajibnya, Namun untuk permasalahan niatnya mewudlui mayit hukumnya wajib. Sedang niatnya untuk memandikan mayit hukumnya sunnah. Lafadz-lafadz niat mewudhukan jenazah نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitul Wudhua Lihadzal Mayyiti Lillahi Taalaa 2. Lafadz niat mewudhukan jenazah perempuan: نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهٰذِهِ الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitul Wudhua Lihadzihil Mayyiti Lillahi Taalaa Lafadz-lafadz niat memandikan jenazah نَوَيْتُ الْغُسْلِ لِهٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitul Gusla Lihadzal Mayyiti Lillahi Taalaa 2. Lafadz niat memandikan jenazah perempuan: نَوَيْتُ الْغُسْلِ لِهٰذِهِ الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitul Gusla Lihadzal Mayyiti Lillahi Taalaa 1. Kitab Roudhoh (2/100-101) : فرع 2. Al Fiqh Ala al Madzahibi al Arbaah : هل يوضأ الميت قبل غسله؟ 3. Al majmu Syarah al Muhadzab : ( والمستحب أن يجلسه إجلاسا رفيقا ، ويمسح بطنه مسحا بليغا ، لما روى القاسم بن محمد قال توفي عبد الله بن عبد الرحمن فغسله ابن عمر فنفضه نفضا شديدا ، وعصره عصرا شديدا ، ثم غسله ولأنه ربما كان في جوفه شيء . فإذا لم يعصره قبل الغسل خرج بعده ، وربما خرج بعدما كفن فيفسد الكفن ، وكلما أمر اليد على البطن صب عليه ماء كثيرا ، حتى إن خرج شيء لم تظهر رائحته ، ثم يبدأ فيغسل أسافله كما يفعل الحي إذا أراد الغسل ، ثم يوضأ كما يتوضأ الحي لما روت أم عطية قالت { لما غسلنا ابنة رسول الله [ ص: 128 ] صلى الله عليه وسلم قال لنا : ابدءوا بميامنها ومواضع الوضوء } لأن الحي يتوضأ إذا أراد الغسل ، Tajhizul mayit Status Mayit yang Akan di rawat : 2. Mayit Muslim Al Syahid (Syahid Dunia Dan Akhirat) Hal-hal yang harus dilakukan kaum muslimin terhadap mayit seperti ini adalah : Lahir dalam keadaan hidup, yang bisa diketahui dengan jeritan, gerakan atau yang lainnya. Lahir dalam bentuk bayi sempurna, (sudah berusia 4 bulan), namun tidak diketahui tanda-tanda kehidupan. Belum berbentuk manusia (belum berusia 4 bulan). Bayi yang demikian, tidak ada kewajiban apapun, namun disunahkan membungkusnya dengan kain dan memakamkannya. 4. Kafir Dzimmi Memandikan Mayit Keterangan: Khusus mengenai anak laki-laki yang belum dikhitan (berkelopak kulit) jika air tidak bisa sampai kebawahnya maka hukumnya diperinci sebagai berikut : Mengenai penanganan laki-laki ini terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama : Cara mentayammumi mayit yang praktis نويت التيمم عن تحت القلفة هذاالميت لله Dengan tangan kiri diusapkan pada tangan kanan mayit. Tangan kanan diletakkan pada debu lagi untuk diusapkan pada tangan kiri mayit. Cara Memandikan Yang Lebih Sempurna نويت الوضوء لهذا الميت saya niat mewudlukan pada mayit ini Tata Cara Penguburan Mayit Paling Sempurna dan Sesuai Sunah بسم الله وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وآله وسلم 8.Melepas ikatan kafan mayit pada kepala mayit dan membuka kafan yang menutupi pipi mayit lalu menempelkannya ke tanah. Wallohu Alamu Bishowaab Sumber: |