Nabi Isa diselamatkan oleh Allah dengan cara

Nabi Isa a.s. diselamatkan oleh Allah SWT dengan cara diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu.

Al-Quran menjelaskan tentang peristiwa penyelamatan ini.

  • Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Surah An-Nisaa':158)

Berdasarkan kepada ayat yang sama, sebahagian kecil umat Islam pula yang berpendapat bahawa Nabi Isa a.s. diselamatkan dari kematian di tiang salib, kemudian telah wafat sewajarnya bagi manusia, dengan demikian darjat baginda telah ditinggikan oleh Allah SWT dengan terhindar dari kematian di tiang salib.

Walaubagaimanapun, sebilangan besar umat Islam mempercayai Nabi Allah Isa telah diangkat beserta dengan jasad-jasadnya sekali ke Sisi-Allah. Hal ini berdasarkan kepada peristiwa yang berlaku ketika Nabi Allah Isa bersama kaum Hawariyyun (12 orang) menjamah makanan moreh terakhir bersama dalam peristiwa Santapan Terakhir (The Last Supper). Pada waktu itu Nabi Isa ada menyebutkan yang salah seorang dari kaum Hawariyyun akan mengkhianatinya .

Dan tatkala ketika Nabi Isa bersama dengan kaum Hawariyyun di (Taman Gethsemane, Baitul Maqdis, Jerusalem) selepas makan moreh (untuk bertahannuth, bertaqarrub, bertasbih, dan berdoa kepada Allah) datang salah seorang dari kaum hawariyyun itu kepada Nabi Allah Isa yang digelar Judas Iscariot cuba untuk membisikkan sesuatu kepada nabi Allah Isa, sekumupulan kecil dari tentera Rom turut hadir dan menunggu diluar Taman Gethsemani bagi memastikan orang yang pertama yang keluar dari taman itu adalah Isa Al-Masih yang dimaksudkan. Namun kuasa Allah Yang Maha Tinggi dan Terpuji serta kasih kepada Rasul dan hambanya, Allah telah menyelamatkan Nabi Isa ke langit dan serta merta menukarkan paras rupa Judas supaya seiras dengan raut wajah Nabi Isa. Apabila tentera Rom mendapati bahawa orang yang keluar dari taman itu adalah berparas rupakan seseorang yang mirip dengan Isa putera Maryam, mereka menangkap Judas dan dibawa ke muka pengadilan supaya dapat disalibkan.

Namun begitu, para pembesar Israel, Kesatria Rom dan majlis kehakiman benar-benar bertelagah dan berasa was-was adakah orang yang dimaksudkan itu adalah Isa atau orang lain, hal ini kerana walaupun mukanya mirip muka Isa, namun perwatakan orang itu amat berbeza sekali dengan Nabi Isa. 11 orang kaum Hawariyyun yang lain pada peristiwa itu telah pun berpisah dan melarikan diri bagi mengelakkan diri mereka dikesan oleh para pembesar Israel. Namun tidak berapa lama kemudian mereka bertemu semula untuk memastikan diantara mereka sentiasa mempraktikkan segala ilmu duniawi dan ukhrawi yang telah diajarkan oleh Nabi Isa sebelumnya. Mereka juga mengharapkan kedatangan pemimpin yang masyhur yang dijanjikan kedatangannya oleh Allah iaitu Nabi Muhammad Rasullullah.

Nabi Isa diselamatkan oleh Allah dengan cara
Baitul lahmi atau Betlehem di Palestina tempat kelahiran Nabi Isa AS. (Foto: landofbible)

Kastolani Minggu, 04 April 2021 - 06:30:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Kisah Nabi Isa 'alaihissalam diangkat ke langit disebutkan dalam Alquran. Nabi Isa as merupakan satu dari lima nabi dan rasul yang berpredikat 'ulul 'azmi atau nabi yang diberikan keistimewaan dengan keteguhan hati yang luar biasa dalam mengemban risalah Allah karena kebebalan umatnya.

Nabi Isa as juga diberikan mukjizat luar biasa yakni bisa menghidupkan orang mati dengan izin Allah, bisa menyembuhkan orang buta, dan mampu berbicara saat masih bayi.

BACA JUGA:
Hikmah Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam Alquran

Namun, bukti-bukti kenabian dan hujjan kuat berupa Kitab Injil yang diberikan Allah kepada Nabi Isa 'alaihissalam belum menyadarkan kaum Bani Israil.

Mereka tetap mendustakannya dan terus mengganggu dakwah Nabi Isa hingga mengusirnya dari tempat kelahiran. Puncaknya, orang-orang Yahudi melakukan makar dengan merencanakan untuk membunuh Nabi Isa as. 

Peristiwa itu terekam dalam Alquran. Allah SWt berfirman: 

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158) وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا (159)

“Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’: 157-159)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan, orang-orang Yahudi itu  masih belum puas dengan ulahnya yang terus mengganggu Nabi Isa. Mereka Akhirnya mereka datang kepada Raja Dimasyq (Damascus) di masa itu. 

Raja Dimasyq adalah seorang musyrik penyembah bintang, para pemeluk agamanya dikenal dengan sebutan pemeluk agama Yunani. Akhirnya mereka (orang-orang) Yahudi itu sampai kepada raja tersebut, lalu melaporkan laporan palsu kepadanya bahwa di Baitul Maqdis terdapat seorang lelaki yang menghasut khalayak ramai, menyesatkan mereka, dan menganjurkan mereka agar memberontak kepada raja. 

Mendengar laporan tersebut si raja murka, lalu ia mengirimkan instruksi kepada gubernurnya yang ada di Baitul Maqdis, memerintahkannya agar menangkap lelaki yang dimaksud, lalu menyalibnya dan kepalanya diikat dengan duri agar tidak mengganggu orang-orang lagi.

Ketika surat raja itu sampai kepada si gubernur, dia segera melaksanakan perintah itu, lalu ia berangkat bersama segolongan orang-orang Yahudi menuju ke sebuah rumah yang di dalamnya terdapat Nabi Isa as bersama sejumlah sahabatnya; jumlah mereka kurang lebih ada dua belas atau tiga belas orang. 

Menurut pendapat yang lain adalah tujuh belas orang. Hal tersebut terjadi pada hari Jumat, sesudah waktu Asar, yaitu petang hari Sabtu. Mereka mengepung rumah tersebut. 

Ketika Nabi Isa merasakan bahwa mereka pasti dapat memasuki rumah itu atau ia terpaksa keluar rumah dan akhirnya bersua dengan mereka, maka ia berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Siapakah di antara kalian yang mau diserupakan seperti diriku? Kelak dia akan menjadi temanku di surga."

Maka majulah seorang pemuda yang rela berperan sebagai Nabi Isa. Tetapi Nabi Isa memandang pemuda itu masih terlalu hijau untuk melakukannya. Maka ia mengulangi permintaannya sebanyak dua kali atau tiga kali.

Tetapi setiap kali ia mengulangi perkataannya, tiada seorang pun yang berani maju kecuali pemuda itu. Akhirnya Nabi Isa berkata, "Kalau memang demikian, jadilah kamu seperti diriku." Maka Allah menjadikannya mirip seperti Nabi Isa as hingga seakan-akan dia memang Nabi Isa sendiri. 

Lalu terbukalah salah satu bagian dari atap rumah itu, dan Nabi Isa tertimpa rasa kantuk yang sangat hingga tertidur, lalu ia diangkat ke langit dalam keadaan demikian. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ

Artinya: (Ingatlah) ketika Allah berfirman, "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menidurkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku." (Ali Imran: 55), hingga akhir ayat.

Setelah Nabi Isa diangkat ke langit, para sahabatnya keluar. Ketika mereka (pasukan yang hendak menangkap Nabi Isa) melihat pemuda itu, mereka menyangkanya sebagai Nabi Isa, sedangkan hari telah malam,' lalu mereka menangkapnya dan langsung menyalibnya serta mengalungkan duri-duri pada kepalanya.

Orang-orang Yahudi menonjolkan dirinya bahwa merekalah yang telah berupaya menyalib Nabi Isa dan mereka merasa bangga dengan hal tersebut.

{وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ}

Artinya: padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. (An-Nisa: 157)

Dengan kata lain, mereka hanya melihat yang diserupakan dengan Isa, lalu mereka menduganya sebagai Isa a.s. Karena itulah disebutkan di dalam firman-Nya:

وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ

Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. (An-Nisa: 157)

Maksudnya, orang Yahudi yang menduga bahwa dia telah membunuhnya dan orang Nasrani yang percaya dengan hal itu dari kalangan mereka yang bodoh, semua berada dalam keraguan akan kejadian itu; mereka bingung dan panik serta sesat. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

{وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا}

Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. (An-Nisa: 157)

Dengan kata lain, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, melainkan mereka ragu dan menduga-duga saja.

{بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا}

Artinya: tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa. (An-Nisa: 158)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa ketika Allah hendak mengangkat Nabi Isa as ke langit, maka Nabi Isa keluar untuk menemui para sahabatnya dari kalangan Hawariyyin yang jumlahnya ada dua belas orang. Yang dimaksud ialah Isa keluar dari mata air yang ada dalam rumah tersebut, sedangkan kepalanya masih meneteskan air, lalu ia berkata, "Sesungguhnya di antara kalian ada orang yang kafir kepadaku sebanyak dua belas kali sesudah ia beriman kepadaku." 

Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa Isa berkata pula, "Siapakah di antara kalian yang mau dijadikan sebagai orang yang serupa denganku, lalu ia akan dibunuh sebagai gantiku, maka kelak dia akan bersamaku dalam satu tingkatan (di surga nanti)?" Maka berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya di antara yang ada, lalu Isa berkata kepadanya, 

"Duduklah kamu." Kemudian ia mengulangi lagi kata-katanya kepada mereka. Pemuda itu berdiri lagi mengajukan dirinya, maka Isa berkata, "Duduklah kamu." Lalu ia mengulangi lagi kata-katanya itu, maka pemuda itu juga yang berdiri seraya berkata, "Aku bersedia." Akhirnya Isa berkata, "Kalau memang demikian, kamulah orangnya.'' 

Maka Allah menjadikannya serupa dengan Nabi Isa, sedangkan Nabi Isa sendiri diangkat ke langit dari salah satu bagian atap rumah tersebut. Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu orang-orang Yahudi yang memburunya datang dan langsung menangkap orang yang serupa dengan Isa itu, lalu mereka membunuh dan menyalibnya. 

Maka sebagian dari mereka kafir kepada Isa sebanyak dua belas kali sesudah ia beriman kepadanya, dan mereka berpecah-belah menjadi tiga golongan. Suatu golongan dari mereka mengatakan, "Dahulu Allah berada di antara kita, kemudian naik ke langit.”Mereka yang berkeyakinan demikian adalah sekte Ya'qubiyah. 

Segolongan lainnya mengatakan, "Dahulu anak Allah ada bersama kami selama yang dikehendaki-Nya, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya." Mereka yang berkeyakinan demikian dari sekte Nasturiyah. 

Segolongan lain mengatakan, "Dahulu hamba dan utusan Allah ada bersama kami selama masa yang dikehendaki oleh Allah, kemudian Allah mengangkat dia kepada-Nya." Mereka yang berkeyakinan demikian adalah orang-orang muslim. Kemudian dua golongan yang kafir itu memerangi golongan yang muslim dan membunuhnya, maka Islam dalam keadaan terpendam hingga Allah mengutus Nabi Muhammad Saw.

Dalam ayat disebutkan,

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’: 159)

Al-Hasan mengatakan makna yang dimaksud ialah sebelum kematian Isa. Sesungguhnya Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya, dan kelak Dia akan menurunkannya sebelum hari kiamat untuk menempati suatu kedudukan di mana semua orang yang bertakwa dan semua orang yang durhaka beriman kepadanya."

Ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Isa bin Maryam turun lagi ke bumi, ia akan membunuh Dajjal. Lalu tidak akan tersisa lagi seorang pun Yahudi kecuali akan beriman padanya.

Wallahu A'lam.


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Kisah Nabi Isa AS Diangkat ke langit alquran nabi isa

Nabi Isa diselamatkan oleh Allah dengan cara
​ ​