Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa

Tim | CNN Indonesia

Jumat, 01 Mei 2020 17:12 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Putra Nabi Ibrahim AS, Ismail, diangkat menjadi seorang nabi dan rasul ke-8 oleh Allah SWT. Kisah Nabi Ismail AS merupakan asal mula dari ibadah haji dan kurban.Ismail adalah anak Ibrahim dengan istrinya Siti Hajar. Saat Ismail lahir, atas perintah Allah, Ibrahim membawa anaknya bersama siti hajar keluar dari Palestina.Mereka melewati padang pasir nan gersang menuju lembah berbukit yang dikenal sebagai Lembah Bakkah. Lembah itu kini merupakan kota suci, Mekkah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di lembah itu, Ibrahim membuat tempat berteduh dengan makanan dan minuman seadanya. Ibrahim lalu kembali ke Palestina sambil terus berdoa untuk keselamatan Siti Hajar dan Ismail.Setelah berhari-hari di padang pasir, Siti Hajar kehabisan makanan dan minuman untuknya serta Ismail. Ismail kecil menangis kehausan ingin menyusu.Siti Hajar lalu berlari ke sana ke mari mencari air untuk putranya. Dia berlari di antara dua bukit, Shafa dan Marwah. Kisah ini menjadi asal mula rukun ibadah haji yang dikenal dengan Sa'i atau berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah.Saat Siti Hajar kelelahan, dia mendengar suara yang memanggilnya untuk membawa Ismail ke tempat tersebut. Setibanya di tempat itu, Siti Hajar meletakkan Ismail yang kemudian menghentakkan kakinya. Dari hentakan kaki itu, muncul air jernih yang kini dikenal sebagai sumur Zamzam.Siti Hajar meminumkan air itu kepada Ismail. Sumber air itu membuat Suku Jumhur berbondong-bondong mendatangi lokasi tersebut. Dalam beberapa tahun, Lembah Bakkah berkembang menjadi tempat yang ramai penduduk.Ismail dibesarkan oleh ibunya Siti hajar di Mekkah. Nabi Ibrahim yang tinggal di Palestina rutin berkunjung ke Mekkah. Hingga Ismail menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim menyampaikan bahwa ia mengalami mimpi buruk.Nabi Ibrahim mengatakan bahwa Allah memerintahkannya untuk menyembelih Ismail. Ibrahim lalu meminta pendapat Ismail."Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" kata Ibrahim. Lantas, dengan gagah berani, Ismail meminta Ayahnya untuk melakukan perintah Allah itu.

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Ilustrasi. Kisah Nabi Ismail AS menjadi awal mula dari ibadah kurban di hari raya Iduladha. (CNN Indonesia/Daniela)

"Hai bapakku, kerjakan lah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar," kata Ismail. Percakapan ini terdapat dalam Alquran surat As-Saffat ayat 102.Dengan penuh ketaatan, Ibrahim melaksanakan perintah Allah. Ismail meminta ayahnya untuk mengikatnya dengan tali dan menajamkan pisau agar tidak meronta dan kesakitan saat disembelih. Ismail juga meminta agar pakaiannya diberikan kepada Siti Hajar sebagai kenang-kenangan.Sebelum penyembelihan, Ismail dan Ibrahim berpelukan penuh haru.Ibrahim pun memulai proses penyembelihan dengan menyebut nama Allah. Namun, pisau tajam yang digunakannya ternyata tak bisa menyembelih Ismail.Ismail pun meminta ayahnya untuk menyembelihnya tanpa melihat wajahnya. Namun, tetap saja pisau Ibrahim tak bisa menyembelih sang anak.Saat itu, Allah berfirman bahwa perintahnya merupakan ujian keimanan untuk Ibrahim dan Ismail. Allah lalu mengirimkan seekor kambing untuk disembelih, pengganti Nabi Ismail."Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar," bunyi terjemahan surat Ash-Shaffat ayat 107.Peristiwa penyembelihan ini merupakan asal mula ibadah kurban yang disunahkan atau sangat dianjurkan bagi orang yang mampu di hari raya Iduladha.Saat Ismail beranjak dewasa, ia bersama ayahnya kembali mendapat perintah dari Allah untuk membangun Ka'bah di dekat sumur Zamzam. Ismail dan Ibrahim membangun Ka'bah dengan penuh doa.Allah lalu mengajarkan Nabi Ibrahim dan Ismail beribadah di Baitullah, yang kemudian menjadi asal mula ibadah haji yang terus dijalankan dari Umat Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad SAW.

Keteladanan berbakti kepada orang tua menjadi hikmah penting yang dapat dipelajari dari kisah Nabi Ismail AS. "Nabi Ismail adalah anak yang sangat berbakti pada orang tuanya. Jika ingin mencari figur keteladanan, lihat lah Nabi Ismail," kata pengasuh Taman Belajar Al-Afifiyah KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi, kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Wahyul menyebut, Nabi Ismail tidak menghakimi atau mempertanyakan perintah Allah yang diberikan kepada orang tuanya. Ismail meyakini bahwa perintah Allah adalah baik untuknya.Ismail selalu berbaik sangka kepada Allah. Dia percaya bahwa Allah tidak menghendaki keburukan untuk hamba-Nya.

Atas kisah Nabi Ismail dan ketaatannya ini lah, perlu diketahui bahwa ketaatan pada Allah SWT akan dibalas dengan hal yang baik. "Ketaatannya dibalas oleh Allah dengan diselamatkan, tidak jadi dikurbankan," ucap Wahyul. (ptj/asr)

[Gambas:Video CNN]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Ada banyak metode belajar agama Islam seru nan menyenangkan bagi si Kecil. Misalnya, melalui dongeng kisah-kisah Nabi dan Rasul.

Apalagi ditambah adanya ilustrasi menarik sehingga membuat anak penasaran dengan alur ceritanya. Selain itu, membacakan dongeng kisah-kisah Nabi juga akan menambah ilmu pengetahuan agama pada anak.

Salah satu kisah Nabi yang menarik untuk dibagikan pada anak, yaitu kisah Nabi Ibrahim AS. Kisah Nabi Ibrahim AS ini merupakan awal ajaran Islam untuk menyembelih hewan qurban saat Hari Raya Idul Adha.

Yuk, simak kisah danmukjizat Nabi Ibrahim AS di bawah ini yang telah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.

1. Nabi Ibrahim memiliki Ismail sebagai putra pertama

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Nabi Ibrahim mempunyai duaorang istri, yangbernama Siti Sarah dan dan Siti Hajar. Dari pernikahan Nabi Ibrahimdengan Siti Sarah mendapatkan seorang putra yang diberi nama Ishaq. Namun Siti Sarah baru dikaruniai anak beberapa tahun setelah anak dari istri kedua dilahirkan.

Istri kedua yang bernama Siti Hajar, dikaruniai anak laki-laki lebih dulu. Nabi Ibrahim memberi nama anak pertamanyaIsmail.

Namun, mulanya Sarah merasa sedih jika harus tinggal bersama dengan Hajar karena Sarah tidak bisa memberikan keturunan pada Nabi Ibrahim. Beliau merasa pilu saat melihat Hajar dengan Ismail.

Sampai seketikadengan perintah dari Allah SWT, akhirnya Nabi Ibrahim memindahkan Siti Hajar bersama dengan anaknya Ismail yang masih kecilke Kota Mekkah.

Ia bermukim di dekat tempat yang nantinya akan dibangunkan Ka’bah.

2. Siti Hajar dan Ismail tinggal di padang pasir

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Di Kota Mekkah, Hajar dan Ismail tinggal di padang pasir tandus dengan terik matahari yang begitu menyengat. Lalu,juga tidak ada satu orang pun yang menetap disana.

Hajar pun begitu cemas dan sedih ketika Nabi Ibrahim akan meninggalkannya seorang diri bersama anaknya yang masih kecil di tempatsunyi, tidak ada orang sama sekali, kecuali hanya pasir dan batu.

Seraya merintih dan menangis, ia memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahimsambil memohon belas kasihannya, meminta agar tidak ditinggalkan seorang diri di tempat yang begitu hampa.

Di sana tidak ada binatang, tidak ada pohon, bahkanair mengalir pun juga tidak terlihat di tempat itu.

Padahal, Siti Hajarmasih bertanggungjawab untuk mengasuh Ismail yang masih menyusu kepadanya.

3. Nabi Ibrahim memindahkan Hajar dan Ismail atas perintah Allah

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Namun, Nabi Ibrahim AS tidak bisa berbuat apa-apa dan tetap meninggalkan Hajar beserta Ismail di Mekkah.Lalu atas perintah Allah SWT maka Nabi Ibrahim pun kembali ke negri Syam pada istri pertamanya, yaitu Siti Sarah.

Nabi Ibrahim kemudianmelanjutkan perjalanannya dansampai pada sebuah bukit.

Saat Nabi Ibrahimtidak dapat melihat Siti Hajar dan anaknya lagi, Nabi Ibrahim kemudian menghadap ke arah Ka’bah lalu berdoa untuk istri dan putranya dengan mengangkat kedua belah tangannya.

Ia berdoa untuk keselamatan istri dan anaknya.

4. Hajar kehabisan air dan tak bisa menyusui Ismail

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Hajar kemudian langsung menyusui Ismail. Ia minum air persediaan yang dibawanya. Hingga suatu ketikaHajar kehabisan air, beliau sangat kehausan sehingga air susunya pun kering.

Ia memandang kepada Ismail, bayinya yang sedang meronta-ronta kehausan. Hajar pun berusaha mencari sumber air. Dalam usahanya mencari air, Hajar berlari kesana kemari sampai ke bukit Shafa dan Marwah.

Hajar sangat berharap bisa mendapatkan sesuatu yang bisa menolongnya, tetapihanya batu dan pasir yang ia temuidi sana. Lalu dari bukit Shafa, Hajarmelihat bayangan air yang mengalir di atas Bukit Marwah.

Kemudian berlarilah ia ke bukitMarwah, tetapisetelah sampai di sana yang dikiranya air ternyata hanya bayangan.

Siti Hajar punmendengar ada suara yang memanggilnya dari BukitShafa, pergilah ia ke ke tempat itu. Namun, setelah sampai di Bukit Shafa ia tidak menjumpai siapa-siapa.

5. Allah menciptakan mata air yang diberi nama air zam-zam

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Hajar terus mendengar suara yang mengarah pada tempat di mana bayinya Ismail di baringkan dalam keadaan menangis sambil meronta-ronta dan menghentak-hentakan kakinya.

Tiba-tiba, di dekat Ismail berbaring, memancarlah mata air. Air terus keluar dengan melimpah.

Melihat mata air tersebut, Siti Hajar pun langsung berlari tergesa-gesa untuk menampung air tersebut. Disebutlah air yang berlimpah itu dengan nama"Zam-Zam"yang artinya"berkumpul".

Melihat air yang berlimpah Hajar sangat gembira. Beliau langsung membasahi bibir putranya denganair tersebut. Seketika wajah Ismail terlihat sangat segar.

Begitu pula dengan Siti Hajar. Wajahnya terlihat kembali bersinar, ia merasa senangkarena Allah telah memberikan bantuandenganmemberikan kehidupan setelah dibayang-bayangi oleh kematian.

  1. 6 Alasan Anak Tidak Boleh Melewatkan Sarapan Pagi
  2. 10 Merek Obat Sariawan untuk Anak 1 Tahun di Apotek yang Bagus
  3. Cara Membentuk Rasa Percaya Diri Anak yang Paling Efektif

6. Sumber mata air berubah menjadi telaga

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Mata air tersebut kemudian berubah menjadi sebuah telaga dan sampai saat ini disebut dengan Telaga Zam-Zam.

Usaha Siti Hajar mencari air tidak sia-sia, beliau kesana kemari agar mendapatkan air hingga akhirnya sampai di Bukit Shafa dan Marwah.

Hingga saat ini,berjalan kaki dari Shafa ke Marwah di jadikan sebagai salah satu Rukun Haji yang disebut dengan Sha’i.

7. Nabi Ibrahim mimpi menyembelih Ismail

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Ketika Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim sangat senang, tetapi kegembiraan itu tiba-tiba buyar karena perintah Allah SWT lewat mimpinya.

Nabi Ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih anaknya, Ismail.

Awalnya, Nabi Ibrahim sangat sedih menerima mimpi itu. Namun, mimpi seorang Nabi merupakan salah satu dari cara Allah SWT menurunkan wahyunya kepada Nabi.Jadi, perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim.

8. Nabi Ibrahim menyampaikan mimpinya pada Ismail

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Mengetahui perintah itu, Nabi Irahim duduk dan termenung memikirkan ujian dari Allah yang begitu berat tersebut. Sebagai seorang ayah yang baru saja dikarunia seorang anak setelah puluhan tahun didambakan, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut oleh tangan ayahnya sendiri.

Dengan berat hati, Nabi Ibrahim kemudian menyampaikan mimpinya kepada Ismail.

Mendengar perkataan Nabi Ibrahim tentang mimpinya, Ismail tanpa keraguan sedikitpun mengatakan, "Ayah, kerjakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT."

9. Ismail bersedia disembelih oleh Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Beberapa kali Nabi Ibrahim digoda oleh iblis agar tidak melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Namun, Nabi Ibrahim tidak goyah dan iblis pun gagal menggodanya.

Hingga akhirnya, saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Nabi Ismail.

Dibaringkan Ismail, lalu diambillah pedangtajam yang sudah tersedia. Nabi Ibrahim memegang erat pedang dengan kedua tangannya.

Kedua mata Nabi Ibrahim yang masih tergenang air mata pun memandang wajah putranyadan berpindah melihat ke arah yang mengkilap di tangannya.

Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, Nabi Ibrahim meletakkan parang pada leher Ismaildan penyembelihan dilakukan.

10. Ismail digantikan oleh seekor kambing saat disembelih

Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah yang pada saat itu masih berupa
Popmama.com/Aristika Medinasari

Namun, Malaikat Jibril tiba-tiba mengangkat Ismail dan menggantikannya dengan seekor kambing yang sangat besar dan gemuk.

Peristiwa initerjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah di Minayang kemudian diperingati sebagai Hari Raya Idul Adha oleh umat muslim di seluruh dunia hingga saat ini.

Selain itu,umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji bisa melaksanakan qurban di Minasebagai penghormatan atas Nabi Ibrahim AS.

Itulah kisah dan mukjizat Nabi Ibrahim AS yang menjadi bagian dari sejarah agama islam tentang Hari Raya Idul Adha. Nabi Ibrahim yang begitu penuh kesabaran dan pengorbanan karena harus rela menyembelih putra kesayangannya, Ismail yang kemudian dengan keikhlasannya itu Allah mengganti dengan hewan qurban.

Pelajaran penting dari Kisah Nabi Ibrahim AS mengenai keikhlasan, ketulusan dan keimanan sangatlah penting untuk diajarkan kepada anak-anak. Semoga dapat diambil hikmahnya ya, Ma.

Baca juga:

  • Kisah Nabi Yusuf: Mengajarkan Kesabaran dan Menjadi Pemaaf
  • Dongeng Anak Nusantara: Sangkuriang dan Asal Mula Tangkuban Perahu
  • Dongeng Nusantara: Kisah Malin Kundang, Anak yang Durhaka