Monster salju di daerah himalaya disebut

KOMPAS.com - Dataran tinggi Himalaya menyimpan misteri tentang keberadaan makhluk misterius yang kerap dijuluki Yeti, Si Manusia Salju.

Dalam berbagai kisah yang diceritakan dari mulut ke mulut, manusia salju ini digambarkan memiliki bentuk tubuh seperti manusia, namun sekujur tubuhnya tertutup bulu lebat.

Selama bertahun-tahun, rumor keberadaan yeti telah menjadi cerita yang populer di kalangan pendaki yang menjelajahi dataran tinggi Himalaya.

Ada pula laporan tentang penampakan dan bahkan bukti-bukti yang dihadirkan untuk menunjukkan bahwa Yeti benar-benar ada.

Akan tetapi, penelitian mengungkap bahwa laporan dan bukti-bukti tersebut ternyata tidak benar, dan hingga kini keberadaan Yeti masih belum bisa dibuktikan.

Baca juga: Mitos Monster Loch Ness dan Hoaks tentang Penampakannya

Apa itu Yeti?

Melansir BBC, Yeti atau dikenal juga sebagai Manusia Salju yang Keji adalah makhluk yang disebut mengintai Himalaya.

Yeti telah muncul dalam kisah-kisah yang diceritakan di kedua sisi gunung, di India, Bhutan, Tibet dan Nepal.

Kebanyakan cerita itu berasal dari legenda Sherpa, komunitas yang hidup di ketinggian rata-rata 12.000 kaki di Nepal timur dan sebagian besar merupakan pemandu bagi para pendaki.

Makhluk itu dikatakan hidup tinggi di salju abadi Himalaya dan lebih besar dari manusia, dengan rambut panjang menutupi seluruh tubuhnya. Ia berjalan tegak dengan dua kaki.

Yeti diceritakan tidak ramah pada manusia.

Seperti sebuah cerita tentang para yeti yang memblokir semua pintu ke rumah warga desa, hingga membuat warga desa ketakutan dan kabur dari tempat tinggal mereka.

Baca juga: Asal Mula Minyak Goreng, Diwarnai Perbudakan hingga Jadi Komoditas Industri

Ada pula cerita di mana manusia mencoba menipu yeti untuk menghancurkan satu sama lain, tetapi hal itu justru membuat makhluk-makhluk itu marah dan bersumpah membalas dendam pada manusia.

Cerita lain menggambarkan yeti perempuan menangkap seorang pria, dan memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan, dari pria itu. Ketika pria tersebut melarikan diri dengan putranya, dia membunuh dan memakan putrinya sendiri.

Membuktikan keberadaan Yeti

Melansir Live Science, sebagian besar bukti keberadaan Yeti berasal dari kesakian dan laporan orang-orang yang mendaki dataran bersalju Himalaya.

Membuktikan keberadaan Yeti sama halnya dengan mebuktikan keberadaan Bigfoot dan monster Loch Ness, alias tidak ada bukti kuat yang jelas.

Pada tahun 1960, Sir Edmund Hillary, orang pertama yang mendaki Gunung Everest, mencari bukti tentang Yeti.

Ia menemukan sesuatu yang diklaim sebagai kulit kepala dari makhluk itu, meskipun para ilmuwan kemudian menemukan bahwa kulit berbentuk helm itu sebenarnya terbuat dari serow, hewan Himalaya yang mirip dengan kambing.

Baca juga: Tentara India Klaim Temukan Jejak Kaki Raksasa, Benarkah Milik Yeti?

Pada 2007, presenter TV dari Amerika Serikat, Josh Gates, mengklaim menemukan tiga jejak kaki misterius di salju dekat sungai di Himalaya.

Penduduk setempat skeptis, mereka menduga bahwa Gates, yang baru berada di daerah itu selama sekitar seminggu, hanya salah mengartikan jejak beruang.

Pada 2010, pemburu di China menangkap hewan aneh yang mereka klaim sebagai Yeti.

Hewan misterius, tidak berbulu, dan berkaki empat ini awalnya digambarkan memiliki ciri menyerupai beruang, tetapi akhirnya diidentifikasi sebagai musang yang kehilangan bulu karena penyakit.

Bukti lain terkait Yeti berasal dari sebuah jari yang disimpan di sebuah biara di Nepal, dan diklaim berasal dari Yeti.

Jari itu kemudian diperiksa oleh para peneliti di Kebun Binatang Edinburgh pada 2011. Analisis DNA membuktikan bahwa jari tersebut berasal dari manusia, kemungkinan dari mayat seorang biarawan.

Baca juga: Lama Jadi Misteri, Tes DNA Ungkap Identitas Asli Manusia Salju Yeti


Uji DNA

Pada 2013, ahli genetika Oxford, Bryan Sykes menerima 57 sampel yang diklaim berasal dari Yeti. Sebanyak 36 sampel kemudian dipilih untuk tes DNA.

Sampel-sampel ini kemudian dibandingkan dengan genom hewan lain. Hasilnya, sebagian besar sampel ternyata berasal dari hewan umum, seperti sapi, kuda, dan beruang.

Namun, Sykes menemukan bahwa dua sampel (satu dari Bhutan dan lainnya dari India) 100 persen cocok dengan tulang rahang beruang kutub Pleistosen yang hidup antara 40.000 dan 120.000 tahun yang lalu.

Periode waktu itu adalah ketika beruang kutub dan beruang coklat yang berkerabat dekat berpisah sebagai spesies. Sykes mengira sampel itu mungkin hibrida dari beruang kutub dan beruang coklat.

Namun, dua ilmuwan lain, Ceiridwen Edwards dan Ross Barnett, melakukan analisis ulang terhadap data yang sama.

Mereka mengatakan bahwa sampel itu sebenarnya milik beruang Himalaya, subspesies langka dari beruang coklat. Hasil studi mereka dipublikasikan di jurnal "Royal Society, Proceedings of the Royal Society B".

Tim peneliti lain, Ronald H. Pine dan EliƩcer E GutiƩrrez, juga menganalisis DNA dan juga menyimpulkan bahwa "tidak ada alasan untuk percaya bahwa dua sampel Sykes dkk berasal dari apa pun kecuali beruang coklat biasa."

Pada 2017, tim peneliti lain menganalisis sembilan spesimen "Yeti", termasuk sampel tulang, gigi, kulit, rambut, dan tinja yang dikumpulkan dari biara, gua, dan situs lain di Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet.

Mereka juga mengumpulkan sampel dari beruang di wilayah tersebut dan dari hewan di tempat lain di dunia.

Dari sembilan sampel yeti, delapan berasal dari beruang hitam Asia, beruang coklat Himalaya atau beruang coklat Tibet. Kesembilan berasal dari seekor anjing.

Apa itu monster salju?

JAKARTA - Yeti atau lebih dikenal sebagai monster salju adalah makhluk bipedal misterius yang dikatakan tinggal di pegunungan Asia. Yeti juga dikatakan tinggal di bawah garis salju Himalaya. Meskipun puluhan ekspedisi ke daerah pegunungan terpencil Rusia, Cina dan Nepal, namun keberadaan Yeti tetap tidak terbukti.

Yeti makan apa?

Menurut dugaan para sherpa (pemandu pendakian), Yeti mencari makanan berupa lumut yang mengandung garam yang tumbuh di batu moraine. Ada juga ahli yang mengatakan Yeti mencari lumut kerak yang kaya gizi.

Apakah Yeti Manusia?

Yeti adalah sejenis primata besar menyerupai manusia yang menghuni wilayah pegunungan Himalaya di Nepal dan Tibet. Nama Yeti dan Meh-Teh umummnya digunakan secara luas oleh penduduk asli di wilayah tersebut, dan merupakan bagian dari kisah sejarah dan mitologi mereka.

Apakah makhluk Yeti itu ada?

Namun, para ilmuwan kini memastikan bahwa mereka telah membuktikan, sekali dan untuk selamanya, bahwa Yeti, makhluk yang menyerupai seekor kera di Himalaya itu, tidak pernah ada.