Mengapa zat terlarut yang sukar menguap menyebabkan penurunan titik beku jika dimasukkan dalam suatu pelarut?

  • MATERI PELAJARAN

    • Matematika

    • Fisika

    • Kimia

    • Biologi

    • Ekonomi

    • Sosiologi

    • Geografi

    • Sejarah Indonesia

    • Sejarah Peminatan

    • Bahasa Inggris

    • Bahasa Indonesia

  • PREMIUM

    • Zenius Ultima

    • Zenius Ultima Plus

    • Zenius Ultima Lite

    • Zenius Optima

    • Zenius Optima Lite

    • Zenius Aktiva UTBK

    • Zenius Aktiva Sekolah

  • PERANGKAT

    • ZenCore

    • ZenBot

    • Buku Sekolah

    • Zenius TryOut

    • LIVE

    • Zenius Untuk Guru

  • BLOG

    • Zenius Insight

    • Materi Pelajaran

    • Biografi Tokoh

    • Zenius Kampus

    • Ujian

    • Zenius Tips

  • TENTANG KAMI

    • About Us

    • We Are Hiring

    • Testimonial

    • Pusat Bantuan

    TENTANG KAMI

    • (021) 40000640

    • 081287629578

© PT Zona Edukasi Nusantara, 2021.

Kebijakan Privasi

Ketentuan Penggunaan

Pedagang es putar selalu menambahkan garam dapur pada es batu ketika pembuatan es putar. Tahukah kalian mengapa hal tersebut dilakukan? Usut punya usut, penambahan garam bertujuan agar es batu tidak cepat mencair mengingat pembuatan es putar memerlukan suhu yang dingin dalam waktu tertentu. Peristiwa tersebut dapat dijelaskan pada konsep sifat koligatif larutan.

Lalu, apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan? Sifat koligatif larutan merupakan suatu kompenen yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut yang ada dalam jumlah pelarut pada kondisi tertentu. Sifat koligatif ini tidak bergantung pada sifat dan keadaan partikel masing-masing. Seperti yang diketahui, larutan terdiri dari zat terlarut dan pelarut, dimana air merupakan pelarut yang paling baik dan sering digunakan dan dikenal dengan istilah aqeous.

Saat larutan terbentuk, sifat kimia zat terlarut tidak akan berubah secara drastis, tetapi sifat fisisnya akan berubah secara drastis. Perubahan sifat fisis yang merupakan sifat koligatif ini meliputi kenaikan titik didih (ΔTb), penurunan tekanan uap (ΔP), tekanan osmotik (π), dan penurunan titik beku (ΔTf).

Penurunan Tekanan Uap

Jika zat terlarut bersifat non-volatif (tidak mudah menguap; tekanan uapnya tidak dapat terukur), tekanan uap dari larutan akan selalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni yang volatile. Hal ini dapat digambarkan dengan rumus :

ΔP = P0 – P

ΔP = Xt x P0

P = P0 x Xn

Keterangan :

ΔP = penurunan tekanan uap (atm)

P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni (atm)

P = tekanan uap jenuh larutan (atm)

Xt = fraksi mo zat terlarut

Xp = fraksi mol zat pelarut

Kenaikan Titik Didih

Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap cairan menjadi sama dengan tekanan atmosfer. Penambahan zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam suatu pelarut menyebabkan penurunan tekanan uap.

(Baca juga: Ciri Penting Sel Elektrokimia dan Serinya)

Larutan yang terbentuk harus dipanaskan hingga suhu yang lebih tinggi, sehingga tekanan uapnya menjadi sama dengan tekanan atmosfer. Oleh karena itu, titik didih larutan lebih tinggi dari pada pelarut murni.

Adapun perbedaan dari titik didih larutan dan pelarut murni disebut dengan kenaikan dalam titik didih. Hal ini bisa dirumuskan sebagai berikut :

ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut

ΔTb = kb x m

Keterangan :

ΔTb = kenaikan titik didih larutan (0C)

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (0C/ molal)

m = molalitas zat terlarut (gram)

Penurunan Titik Beku

Titik beku adalah suhu di mana cairan dan zat padat suatu zat memiliki tekanan uap yang sama. Menambahkan zat terlarut dalam pelarut dapat menyebabkan penurunan tekanan uap. Adapun kurva suhu tekanan uap untuk larutan terletak dibawah kurva untuk pelarut murni. Oleh karena itu, titik beku larutan lebih kecil dari titik beku pelarut murni. Dimana, rumus dari penurunan titik beku ini adalah :

ΔTf = titik beku pelarut – titik didih larutan

ΔTf = kf x m

Keterangan :

ΔTf = penurunan titik beku larutan (0C)

Kf = tetapan penurunan titik beku molal (0C/ molal)

Tekanan Osmosis

Tekanan minimum yang mencegah osmosis disebut tekanan osmosis. Ketika dua larutan yang berbeda dipisahkan oleh suatu membrane semipermeable (membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun tidak dapat dilewati partikel zat terlarut) maka terjadilah fenomena osmosis. Adapun rumus dari tekanan osmosis ini adalah : π = M x R x T

Keterangan :

Π = tekanan osmosis (atm)

R = tekanan gas (0,0082 atm L/mol K)

T = suhu (K)

M = molaritas (molar)