Doni Setyawan | Juli 27, 2016 | Masa Hindu-Budha |
Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya tersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Buddha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang lain.
Bukti-bukti dari pendapat di atas adalah adanya prasasti Nalanda yang menyebutkan bahwa Balaputradewa (raja Sriwijaya) telah meminta kepada raja di India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu para tokoh dari Sriwijaya. Permintaan raja Sriwijaya itu ternyata dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh atau pelajar itu menuntut ilmu di sana, mereka balik ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Dasar dari teori arus balik adalah:
- Berdasarkan pada peninggalan-peninggalan yang ada, ternyata teori kolonisasi tidak mempunyai bukti yang kuat. Untuk hipotesa Waisya, tidak terbukti bahwa kerajaan awal di Indonesia yang bercorak Hindu-Buddha ditemukan di pesisir pantai, melainkan terletak di pedalaman. Kritikan untuk hipotesa Ksatria, ternyata tidak ada jaya prasasti yang menyatakan daerah atau kerajaan yang ada di Indonesia pernah ditaklukkan atau dikuasai oleh para Ksatria dari India.
- Bila ada perkawinan antara golongan Ksatria dengan putri pribumi dari Indonesia, seharusnya ada keturunan dari mereka yang ditemukan di Indonesia. Pada kenyataannya, hal itu tidak ditemukan.
- Dilihat dari hasil karya seni, terdapat perbedaan pembangunan antara candi-candi yang dibangun di Indonesia dengan candi-candi yang dibangun di India. Bangunan candi di Indonesia menyerupai peninggalan pada zaman Megalitikum
- Kritikan yang lain adalah dilihat dari sudut bahasa. Bahasa Sanskerta hanya dikuasai oleh para Brahmana, tetapi kenapa bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada waktu itu adalah bahasa yang digunakan oleh kebanyakan orang India
Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
19. Nabi Ilyas a.s. ketika bertemu dengan Nabi Ilyasa a.s. di rumahnya pada waktu A. kecil B. remaja C. dewasa D. sudah tua
Peta konsep zaman paleolitikum
Bagaimana cara kita menghadapi kecenderungan masyarakat terhadap media dakwah
teori masuknya Islam ke Indonesia dengan damai tanpa paksaan
Mengapa marah silu menjalin hubungan dengan thiongkok?berikan alasannya
tolong dibantu kk mau dikumpul besok ini pelajaran BAM✨
soal SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)
31. Penerapan rasa malu yang tepat adalah malu ketika .... a. menyontek saat ujian b. melaksanakan salat tepat waktu c. menolong orang lain d. memakai … pakaian menutupi aurat
riwayat hidup abdurrauf as singkili
4. Tanggal dilaksanakannya rapat kedua dalam Kongres Pemuda II adalah ...a. 26 Oktober 1928b. 27 Oktober 1928c. 28 Oktober 1928d. 29 Oktober 1928
menjelaskan faktor penyebab belum adanya tindakan nyata dari oki untuk menyelesaikan konflik palestina israel sampai sekarang?tolong dijawab yang bena … r
pada tahun 1371 belum datang ke pulau Jawa dengan tujuan
Bagaimana perkembangan hadis pada masa Rasulullah SAW? jelaskan.tolong di jelaskan kan ya dengan jelas makasih
sebutkan sebab-sebab nabi Muhammad hijrah ke yatsrib
isi perundingan Roem royenbantu minta toolong yg kls 1 SMK
**1).* Sebutkan tahun periode kepemimpinan pada masa: A. Rasullullah mulai tahun ...s/d .... B. Khulafaurrosyidin mulai tahun..s/d .... C.Dinasti ban … i Ayyubiyah mulai tahun...s/d.... D.Dinasti bani mamluk mulai tahun...s/d ....
sebutkan arti penting politik luar negeri bebas aktif
pimpinan pusat lima tahun sekali Muhammadiyah mengadakan
Jelaskan tentang kemerdekaan Bangladesh
Tuliskan faktor apa saja yang membuat Indonesia terpengaruh ajaran Hindu
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Keindahan Candi Gedong Songo yang berada di lereng Gunung Ungaran, Kebupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/7/2011). Candi Hindu yang dibangun sekitar abad VII tersebut ditemukan Loten tahun 1740. Rafles mencatat kawasan candi tersebut dengan nama Gedong Pitoe sesuai dengan kelompok bangunan yang berjumlah tujuh.
KOMPAS.com - Masuknya Hindu dan BUddha ke Indonesia melalui kalur perdagangan. Hubungan perdagangan antara China (Asia Timur) dan India (Asia Selatan) yang melintasi kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia sudah terjalin dari awal masehi.
Indonesia merupakan daerah strategis dalam perdagangan, termasuk pelayaran. Hal ini yang menyebabkan pengaruh Hindu-Buddha yang berkembang di India menyebar ke Indonesia.
Berdasarkan buku Sejarah Politik dan Kekuasaan (2019) karya Tappil Rambe dan kawan-kawan, hubungan pelayawan dan perdagangan Nusantara dengan bangsa asing memberikan pengaruh positif bagi keduanya.
Masyarakat Nusantara mendapatkan berbagai kebudayaan baru, termasuk mengadopsi sebagian kebudayaan dari bangsa India.
Sebelum Hindu-Buddha masuk
Sebelum masuknya pengaruh kebudayaan India ke Nusantara, masyarakat masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Kepercayaan itu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia ketika kebudayaan India masuk.
Periode Hindu-Buddha dimulai sekitar abad ke-3, di mana pada masa itu masyarakat Nusantara belum mengenal agama dan masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.
Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Teori masuknya Hindu-Buddha
Banyak teori dan opini yang diberikan para ahli sejarah tentang masuknya agama Hindu- Buddha ke Nusantara.
Berikut beberapa teori masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara:
Teori BrahmanaTeori Brahmana diungkap oleh J.C Van Leur. Dia menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Buddha yang datang ke Nusantara dibawa oleh golongan Brahmana.