Mengapa seorang muslim dianjurkan melakukan banyak amal kebaikan saat berpuasa

Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, ampunan dan rakhmat serta kasih sayang dari Allah SWT.  Diwajibkan kepada seluruh orang Islam yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang bertakwa, seperti dinyatakan pada QS Al-Baqarah 183 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Bagi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan DJKN, menjalankan ibadah puasa memiliki banyak keutamaan baik untuk diri sendiri maupun hubungan sesama manusia serta hubungan dengan Allah SWT.  Hikmah menjalankan ibadah puasa berkaitan erat dengan amalan puasa yang dijalani, tidak terbatas hanya dengan menahan lapar dan dahaga, namun berkaitan pula dengan menjalankan amalan ibadah puasa Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, itikaf, membaca Al-Qur’an, shalat tarawih, menghindarkan diri dari perbuatan yang haram, serta kegiatan lain dalam kehidupan ini.

Bekaitan dengan datangnya bulan suci Ramadhan  1437 H ini tentunya diharapkan mampu menjadi pilar dan motivasi bagi seluruh pegawai dilingkungan DJKN untuk tidak bermalas-malasan bekerja tetapi berupaya  meningkatkan disiplin diri dan etos kerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, karena kita melakukan semua pekerjaan dengan niat karena Allah dan tentunya disertai doa agar apa yang kita kerjakan hendaknya selalu berada di jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah SWT.

Selain itu bulan yang penuh berkah ini hendaknya menjadi ajang intropeksi dan perbaiki iman, moral dan hati, sehingga dapat bekerja lebih optimal demi kesejahteraan masyarakat. Makna dan hikmah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1437H. ini ditinjau dari sisi rohani dan jasmani, antara lain:

1. Melatih diri untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah 186 “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Demikian pula Allah telah memberikan kepada kita berbagai hidayah secara bertahap, seperti hidayatul ilham (Naluri), hidayatul wasa (panca indra), hidayatul akli (akal), hidayatuddiin (agama), dan hidayatut taufik. Juga dalam surat Ar-Rahman, 31 kali Allah SWT menantang kita dengan “fabiayyi aalaa i robbikumaa tukadzdzibaan” (maka nikmat-Ku yang mana yang hendak/bisa kau dustakan?). Semua demikian jelas, maka dengan sampainya kita pada bulan Ramadhan, maka kita bersyukur bahwa kita masih diberi waktu oleh Allah SWT untuk menjalankan amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda. Saat berbuka puasa, kita harus merasa bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah SWT untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga dengan semua rizki-Nya yang dapat kita nikmati bersama keluarga.

2. Melatih disiplin terhadap waktu

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, kita harus patuh pada waktu sahur dan buka. Kita bangun untuk makan sahur saat dini hari dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bahwa kita bekerja dengan bangun lebih pagi, agar mendapatkan rejeki yang halal. Kaum muslim dan muslimah agar dapat menjalankan shaum dengan tetap kuat dan sehat di siang hari, perlu mengatur ritme bekerja agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini ditunjukkan dengan diubahnya jam kerja di lingkungan DJKN, sehingga para pegawai dapat pulang lebih cepat agar memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan berbuka puasa di bulan Ramadhan.

3. Memberikan keseimbangan dalam kehidupan.

Umat muslim dan muslimah pada hakekatnya adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun demikian, ada kalanya karena kesibukan pekerjaan duniawi dan hawa nafsu, terkadang melupakan kewajiban ibadah. Pada bulan suci Ramadhan ini, kita dilatih untuk mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban beribadah dengan imbalan pahala yang berlipat ganda

4. Mempererat silaturahmi dan meningkatkan kepedulian kepada sesama.
Pada bulan suci Ramadhan ini, rasa persaudaraan sesama muslim, tampak sangat jelas. Silaturahmi antar sesama semakin ditingkatkan, misalnya dengan memberikan tajil untuk  berbuka puasa di mesjid secara gratis dan bergiliran. Selanjutnya shalat bersama di mesjid yang juga diisi dengan siraman rokhani serta tadarusan bersama di mesjid maupun di mushala di tempat pekerjaan

5. Mengetahui bahwa ibadah puasa memiliki tujuan.

Tujuan puasa Ramadhan adalah melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Akan tetapi, jika tujuannya gagal maka puasa  tidak memiliki arti apa-apa. Dengan demikian kita menjadi terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala amal ibadah termasuk kegiatan rutin yang kita jalani sesuai  dengan tugas dan fungsinya masing-masing untuk menghasilkan kinerja yang baik.

6. Mengetahui bahwa tiap kegiatan mulia merupakan ibadah.

Umat muslim dan musliman menyadari bahwa setiap langkah kaki menuju masjid merupakan ibadah, menolong orang juga ibadah, berbuat adil pada manusia juga ibadah, tersenyum pada saudara termasuk ibadah, membuang duri di jalan juga ibadah, sampai tidurnya orang yang berpuasa merupakan ibadah, sehingga segala sesuatu yang baik kita jalankan  dapat dijadikan ibadah. Demikian halnya dengan bekerja di lingkungan DJKN seusai tugas dan fungsinya dengan baik juga termasuk ibadah. Dengan menjalankan ibadah puasa diharapkan kita mengetahui bahwa tiap kegiatan merupakan amal ibadah dalam kehidupan ini.

7. Meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan perbuatan.

Berpuasa dibulan suci Ramdhan ini akan bernilai sempurna dan tidak sia-sia, apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari godaan dan keharaman atas  mata, telinga, perkataan dan perbuatan. Dengan demikian kita harus menjalankannya pada kehidupan keseharian di tempat kerja dan  lingkungan masyarakat. Latihan ini memberikan kemajuan positif bagi kita, agar setelah selesai bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, fitnah, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.

8. Melatih diri menjadi lebih tabah dan sabar.
Selama Puasa pada bulan suci Ramadhan ini, kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya tidak boleh marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan agar bersifat sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada fitnah, tetapi kita tetap sabar karena kita dalam keadaan puasa. Hal ini hendaknya dapat menjadikan diri lebih tabah tidak hanya pada saat puasa dibulan suci Ramadhan ini namun hendaknya tetap sabar dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pegawai DJKN.

9. Melatih hidup sederhana.

Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum dan makan sedikit saja, kita telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja. Oleh karena itu, dengan puasa Ramadhan kita hendaknya dapat menahan nafsu duniawi .

10. Mencegah penyakit karena pola makan yang berkelebihan

Makanan yang berkelebihan gizi belum tetu baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan gizi  atau overnutrisi mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kolestrol, tekanan darah tinggi,  jantung koroner, diabetes melitus dan lain-lain. Maka dengan kita menjalankan puasa dibulan suci Ramadhan ini  paling tidak dapat memberikan kesempatan bagi alat pencernaan kita untuk beristirahat, membebaskan tubuh dari racun, kotoran yang merusak kesehatan dan memblokir makanan untuk bakteri, virus dan sel kanker sehingga kuman-kuman tersebut tidak bisa bertahan hidup

Harun Husin
Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Bima

Disclaimer : Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.

Mengapa seorang muslim dianjurkan melakukan banyak amal kebaikan saat berpuasa
Amalan-amalan sunnah saat berpuasa di antaranya membaca Alquran dan sedekah. (Foto: PPPA Daarul Qur'an)

Kastolani Selasa, 12 April 2022 - 17:04:00 WIB

Amalan-Amalan Sunnah saat Berpuasa

Oleh KH. Ahmad Kosasih, M. Ag.

Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an

Allah SWT telah mewajibkan kepada semua umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Hal ini termaktub di dalam QS. Al-Baqarah/2: 183. Ibadah puasa, yang umat Islam jalani sekarang, pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan. Ibadah ini juga, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah/2: 183, telah dijalani oleh umat-umat sebelum Nabi Muhammad saw.

BACA JUGA:
Hadits Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan

Puasa di bulan Ramadan adalah salah satu latihan (riyadhah) bagi setiap umat Islam. Harapannya, setelah meninggalkan bulan Ramadan, umat Islam memiliki kualitas pribadi yang lebih baik. Peningkatan ini bukan hanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan keibadahan (hablum minallah), namun juga yang berkaitan dengan hal-hal sosial (hablum minannaas).

Maka dari itu, saat berpuasa di bulan Ramadan, hendaknya umat Islam melakukan amalan-amalan sunnah. Banyak amalan-amalan sunnah saat berpuasa yang telah dijelaskan oleh para ulama. Tak sedikit pula hadis Nabi Muhammad saw. yang menjelaskan amalan-amalan sunnah saat berpuasa. 

Lalu, apa saja amalan-amalan sunnah saat berpuasa? Berikut beberapa amalan-amalan sunnah saat berpuasa yang bisa dilakukaan oleh umat Islam:

Pertama, mengakhirkan sahur. Sahur adalah salah satu amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada para umatnya karena dalam amalan sahur terdapat keberkahan. 

Saat berbuka puasa, umat Islam dianjurkan untuk melakukannya dengan segera. Maka, sebaliknya dengan sahur. Umat Islam dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk mengakhiri sahur. Nabi Muhammad saw. bersabda: “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).

Amalan sahur tidak harus dengan makanan berat seperti nasi, dan sebagainya. Jika tidak ada, Nabi Muhammad saw. juga memperbolehkan umatnya untuk sahur hanya dengan seteguk air saja. Nabi Muhammad saw. bersabda: 

Artinya: “makan sahur merupakan suatu keberkahan maka janganlah kalian meninggalkannya, meski seseorang dari kalian hanya meneguk satu tegukan air, karena sesungguhnya Allah swt. dan para malaikat bersalawat kepada mereka yang bersahur. (HR. Ahmad)

Kedua, Menyegerakan berbuka. Nabi Muhammad saw. menganjurkan kepada umatnya untuk menyegerakan berbuka. Adapun santapan untuk berbuka dianjurkan dengan makanan atau minuman manis seperti kurma. 

Jika tidak ada kurma, makanan atau minuman manis, maka bisa juga berbuka puasa dengan seteguk air. Nabi Muhammad saw. bersabda: 

Artinya: “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR. Abu Dawud).

Sebelum berbuka puasa, hendaknya umat Islam tidak lupa membaca doa. Adapun doa sebelum berbuka puasa sebagai berikut:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  

Artinya, “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Zat yang maha penyayang di antara para penyayang.”

Ketiga, mengerjakan salat malam (qiyamul lail). Sebenarnya, amalan salat malam bukan hanya dianjurkan pada saat berpuasa. Namun, sebaiknya umat Islam meningkatkan amalan ini saat berpuasa. Nabi Muhammad saw. bersabda: 

Artinya: “Dari Abu Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. menganjurkan (salat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para sahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan (salat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Keempat, memperbanyak sedekah. Sedekah juga sebenarnya bukan hanya dianjurkan saat berpuasa Ramadan. Sedekah dianjurkan setiap saat. Namun, saat berpuasa Ramadan, hendaknya umat Islam meningkatkan ibadah satu ini. Ini karena pahala sedekah amat besar, terutama bersedah dengan menyediakan santapan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa. Nabi Muhammad saw. bersabda: 

Artinya: “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad).

Kelima, beriktikaf (i’tikaf) di masjid. Iktikaf maksudnya adalah berdiam diri di masjid sambil melakukan ibadah kepada Allah swt. Ibadah ini hendaknya dilaksanakan sebulan penuh selama bulan Ramadan. Jika tidak bisa, hendaknya dilakukan di sepuluh hari terakhir Ramadan. Nabi Muhammad saw. bersabda: 

Artinya: “Dari Ibnu Umar (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. selalu beri‘tikaf  pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.” 

Masih banyak amalam-amalan sunnah saat berpuasa. Poin terpentingnya adalah meningkatkan dan memperbanyak amalan-amalan baik selama bulan Ramadan. Harapannya, amalan-amalan baik di bulan Ramadan tersebut dapat terus berlanjut bahkan meningkat lagi setelah bulan Ramadan.

Wallahu A'lam 


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Amalan-Amalan Sunnah saat Berpuasa bulan ramadan

​ ​ ​