Mengapa penguatan ekonomi maritim dan agrikultur perlu dilakukan di Indonesia?

CahayaPendidikan.Com Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia.

Untuk mendukung ketersediaan komoditas perdagangan antarnegara/internasional perlu upaya peningkatan ekonomi maritim. Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia.

Sebab, sektor ini merupakan unggulan yang dimiliki Indonesia.

Potensi Ekonomi Maritim Indonesia

Ekonomi kelautan (marine economy) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta di darat

yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Ekonomi maritim (maritime economy) merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut,

industri galangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.

Salah satu contoh kekayaan Indonesia di bidang ekonomi maritim adalah dalam bentuk pengembangan rumput laut.

Rumput laut merupakan kekayaan sekaligus keindahan bawah laut untuk menarik wisatawan, baik asing maupun lokal.

Beberapa daerah memiliki keindahan bawah laut yang sudah sangat mendunia dan menjadi spot menyelam yang wajib dikunjungi para penyelam (divers). Seperti Bunaken (Sulawesi Utara), Raja Ampat (Papua Barat), Labuan Bajo, dan Wakatobi.

Banyaknya kekayaan yang terkandung di laut secara utuh baik di dalam, di dasar maupun di atas permukaan laut

merupakan potensi ekonomi yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.

Pandangan ekonomi paling sederhana memberikan tuntunan tentang bagaimana suatu pekonomian dapat bekerja dengan baik dari tiga kondisi dasar dalam bentuk pertanyaan, yaitu:

1) Apa yang harus diproduksi?
2) Bagaimana berproduksi?
3) Untuk siapa diproduksi?

Dengan kekayaan laut yang sangat banyak, ironisnya pembangunan ekonomi nasional masih belum memberikan dampak positif yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat.

Gambaran nyata kondisi ini sejalan dengan pengelolaan sektor kelautan belum digarap dengan penuh perhatian dan kemauan.

Daya saing domestik yang lemah menyebabkan kegiatan pengangkutan (transportasi laut) maupun eksploitasi sumber daya mineral di wilayah perairan nasional masih lebih banyak dilakukan oleh pihak asing.

Baca:Buku Elektronik Interaktif SD/MI, SMP/MTS/SMA/MA, SMK/MAK

Penguatan Ekonomi Maritim dan Agrikultur di Indonesia.

Kondisi Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN

Pembangunan ekonomi maritim sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas terutama di sektor kemaritiman.

Pembangunan di bidang kelautan diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni:

1) Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan.

2) Peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil.

3) Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.

4) Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa.

Kondisi ekonomi maritim di Indonesia, dilihat dari:
a) Sektor Pelayaran

Ditinjau dari segi daya saing, pangsa muatan armada kapal nasional masih tergolong rendah.

Sistem pelabuhan saat ini hanya berperan sebagai cabang atau ranting dari Singapura atau pelabuhan luar negeri lainnya. Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif.

Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif. Daya saing sumber daya manusia di sektor pelayaran masih relatif rendah.

b) Sektor Perikanan
Potensi sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi negara industri perikanan terbesar di Asia.

Namun demikian, kontribusi sektor perikanan terhadap pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan budidaya perikanan pun masih sangat kurang.

c) Sektor Pariwisata Bahari
Pengembangan pariwisata bahari diyakini dapat mempunyai efek berganda (multiplier effect) yang dapat menyerap tenaga kerja. meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan wisatawan yang berasal dari luar negeri (devisa).

Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia

Pengembangan ekonomi maritim sangat diperlukan mengingat besarnya potensi ekonomi maritim yang kita miliki.

Kebangkitan ekonomi kelautan Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan nasional,

dari pembangunan berbasis daratan (land-based development) menjadi pembangunan berbasis kelautan (ocean-based development).

Hal ini akan memacu berbagai produk kebijakan publik, infrastruktur, dan sumber daya finansial
yang terintegrasi menunjang pembangunan kelautan.

Melalui percepatan pengembangan infrastruktur dan ketersambungan maritim, membangun tol laut,

pelabuhan laut dalam, logistik, industri perkapalan, diyakini akan mengurangi inefisiensi ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Bentuk kebijakan lain di bidang ekonomi maritim adalah dalam menyambut ASEAN Connectivity, Indonesia menyiapkan lima pelabuhan besar.

Lima pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, serta pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makassar, dan Kalimantan.

Selain itu, dalam pengembangan ekonomi maritim, juga telah disiapkan kerangka regulasi yang sesuai dengan semua pihak.

Karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat berbeda-beda, maka diperlukan harmonisasi regulasi.

Menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi masalah sektor perikanan menjadi sebuah keharusan.

Kendala kita menghadapi MEA sekarang ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu sendiri tetapi lebih kepada aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena nelayan sebagai pelaku utama perikanan.

Jika nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka produktivitas menangkap ikan menurun, dampaknya pendapatan akan turun.

Penguatan Agrikultur di Indonesia

Ekonomi agrikultur merupakan upaya peningkatan perekonomian dengan memberdayakan sektor pertanian.

Agrikultur merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, atau untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman, bercocok tanam, atau pembesaran hewan ternak.

Agrikultur dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan,

seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Potensi Agrikultur di Indonesia

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang banyak untuk produk pertanian.

Di bidang tanaman pangan, Indonesia memiliki tanaman unggul, seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan berbagai varietas yang lain.

Sektor pertanian di Indonesia merupakan kontributor besar dalam pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri.

Peran Agrikultur di Indonesia

Pembangunan agrikultur atau pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain:

potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional,

besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.

Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia

Pengembangan di bidang agrikultur di Indonesia mempunyai beberapa hambatan, antara lain sebagai berikut.

1) Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil;
2) Modal terbatas;
3) Penggunaan teknologi masih sederhana;
4) Sangat dipengaruhi musim;
5) Pada umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga;
6) Akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar rendah;
7) Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga akan merugikan petani;
8) Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian;
9) Kurangnya penyediaan benih yang bermutu bagi petani.

Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia

Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengembangkan agrikultur di Indonesia antara lain:

a. Ekofarming
Strategi ekofarming merupakan peningkatkan sistem budidaya di sektor pertanian yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia.

b. Distribusi Pupuk Secara Merata
Strategi yang kedua ini, berupa distribusi pupuk secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Langkah yang ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta menjumlahkan kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya perhektar selama satu tahun.

c. Perbaikan Irigasi
Pertanian yang berhasil tidak lepas dari baiknya sistem irigasi yang diterapkan.

Oleh karena itu, pemerintah mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian dengan perbaikan atau pengadaan irigasi yang baik.

Baca Juga:Rangkuman Bab 3 Materi IPS Kelas 8 Kurikulum 2013 Revisi 2017

Related