Mengapa limbah keras anorganik sulit terurai atau dapat terurai tetapi memerlukan waktu lama

Jakarta -

Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang sulit terurai secara alami oleh mikroorganisme pengurai. Limbah anorganik sumbernya bukan berasal dari makhluk hidup. Sementara, arti dari limbah itu sendiri adalah sisa produksi atau buangan yang tidak terpakai dari hasil kegiatan manusia ataupun alam.

Dikutip dari modul Prakarya Paket B Setara SMP/MTs Kelas VIII bertajuk "Limbah Bernilai" oleh Yenti Rokhmulyenti, S.Pi dan Suci Paresti, berdasarkan senyawanya, limbah dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni limbah organik, limbah anorganik, dan limbah bahan berbahaya beracun (B3).

Kebalikan dari anorganik, limbah organik merupakan limbah yang sifatnya dapat mudah membusuk (bisa terurai), seperti sisa-sisa makanan, kotoran hewan dan manusia, daun-daunan, dan lain-lain.

Sedangkan limbah B3 adalah kelompok limbah yang mengandung bahan atau senyawa yang dapat membahayakan, lingkungan dan juga mengganggu kesehatan keberlangsungan makhluk hidup.

Contoh Limbah Anorganik

Limbah anorganik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu limbah keras anorganik dan limbah lunak anorganik.

Limbah keras anorganik merupakan limbah yang mengandung bahan yang kuat, sehingga tidak mudah untuk dihancurkan oleh alat biasa. Lembah anorganik seperti ini hanya dapat dihancurkan menggunakan teknologi tertentu dengan cara penghancuran, pemanasan, ataupun pembakaran.

Contoh limbah keras anorganik antara lain berupa:

  1. Pelat-pelat yang berasal logam
  2. Pecahan keramik
  3. Pecahan kaca
  4. Bekas kaleng
  5. Paku yang berkarat

Limbah lunak anorganik merupakan kebalikan dari limbah anorganik keras. Limbah anorganik ini bersifat lentur atau lunak, dan mudah dibentuk.

Contoh limbah lunak anorganik:

  1. Sampah plastik, yang bisa berbentuk styrofoam, kantong plastik, bekas sedotan plastik, dan bekas-bekas bungkus kemasan makanan cepat saji. Sampah plastik menjadi masalah besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan 24 persennya masih tidak terkelola
  2. Limbah cair, seperti bekas air sabun cuci, bekas air deterjen, limbah industri, lembah dari minyak, contohnya minyak goreng, dan masih banyak lagi.

Pengelolaan Limbah Anorganik

Karakteristik limbah secara umum biasanya berukuran mikro, bersifat dinamis yang hasil penyebarannya berdampak luas dan berjangka panjang. Limbah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan masyarakat, jika tidak dikelola dengan baik.

Untuk itu, pengelolaan limbah anorganik bisa dilakukan dengan penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Sistem ini salah satu solusi sederhana dalam menjaga lingkungan dengan mudah dan murah. Apa itu 3R?

  • Reuse: menggunakan kembali sampah yang masih bisa dipakai untuk beberapa fungsi.
  • Reduce: mengurangi penggunaan barang sekali pakai
  • Recycle: mendaur ulang sampah menjadi benda-benda yang memiliki manfaat dan nilai baru.

Penerapan sistem 3R bisa dilakukan dengan cara melakukan pengolahan sampah menjadi kompos, membuatnya menjadi bahan kerajinan bernilai, memilih untuk menggunakan kantong belanja kain, daripada menggunakan kantong plastik, bahkan limbah juga bisa dimanfaatkan menjadi sumber pembangkit listrik tenaga sampah.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai limbah anorganik beserta contohnya. Detikers, jangan lupa mencoba mempraktikkan cara pengelolaan limbah ya!

Simak Video "WWF Prediksi Polusi Plastik di Lautan Dunia Naik 4x Lipat pada 2050"



(pal/pal)

Contoh limbah anorganik antara lain limbah kimia dari pabrik, logam dan produk-produk olahannya, plastik, kaca, keramik, hingga kain. Limbah jenis ini tidak bisa terurai oleh alam dan harus diolah dengan baik agar tidak jadi sumber penyakit.

24 Nov 2020|Nina Hertiwi Putri

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Limbah anorganik adalah limbah yang tidak bisa terurai secara alami

Limbah atau sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, dan umumnya bukan berasal dari tumbuhan dan hewan, seperti kaleng, botol kaca, plastik, kertas, maupun pembungkus makanan.Berbeda dari limbah organik yang bisa diurai oleh alam, sebagian besar limbah anorganik tidak bisa diurai secara alami. Kalaupun ada yang bisa diurai alami, sampah tersebut membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan yang organik.Jika dibiarkan menumpuk, limbah anorganik bisa memicu berbagai penyakit berbahaya, seperti diare dan kolera. Selain itu, pencemaran lingkungan seperti pencemaran air dan tanah juga bisa terjadi.

Jenis-jenis limbah anorganik

Plastik termasuk salah satu jenis limbah anorganik

Pembagian jenis limbah menjadi organik dan anorganik, dilakukan berdasarkan sifatnya. Contoh limbah organik adalah limbah atau sampah yang mudah terurai sendirinya oleh alam, seperti daun kering, sisa sayuran, sisa makanan, maupun bahan lainnya.Sementara itu sebagian besar limbah anorganik tidak bisa diurai secara natural oleh alam. Munculnya limbah jenis ini bisa dari sisa pengolahan industri seperti limbah pabrik, hingga proses pengolahan rumahan. Contoh atau jenis limbah anorganik antara lain:
  • Botol kaca
  • Botol plastik
  • Bungkus makanan ringan
  • Kantong plastik
  • Kaleng
  • Kertas
  • Kain
  • Keramik
  • Logam
  • Detergen

Dampak limbah anorganik jika dibiarkan menumpuk

Tumpukan sampah anorganik bisa picu gangguan pencernaan

Jika limbah anorganik dibiarkan menumpuk tanpa pengolahan yang baik, ada berbagai dampak negatif yang bisa muncul, seperti:Tumpukan sampah anorganik bisa jadi sumber awal munculnya penyebab penyakit, seperti bakteri, virus, jamur, maupun parasit lainnya. Beberapa penyakit yang dapat timbul akibat tumpukan sampah antara lain:Limbah anorganik, terutama yang berbentuk cairan, bisa meresap ke saluran air dan mencemari berbagai sumber air yang tersedia, mulai dari air tanah, sungai, hingga laut.Kondisi ini selain berbahaya bagi manusia, juga akan merusak ekosistem perairan yang ada. Ikan-ikan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Bahkan, kerusakan lingkungan tersebut berisiko menimbulkan kematian mendadak pada ikan.Selain itu, limbah anorganik yang dibuang ke air akan berubah menjadi asam dan gas cair organik yang berbau dan pada konsenterasi tinggi, bisa meledak.Dengan menurunnya kesehatan dan kualitas lingkungan, maka aspek sosial dan ekonomi masyarakat otomatis juga akan terdampak.Saat menderita penyakit yang muncul akibat lingkungan yang kurang bersih atau banyak sampah, Anda perlu mengeluarkan biaya pengobatan. Lingkungan yang kotor juga akan mengurangi rasa nyaman di sekitar tempat tinggal.

Cara mengolah limbah anorganik yang baik

Limbah anorganik perlu didaur ulang

Untuk bisa menghindari dampak negatif dari limbah anorganik, kita perlu melakukan langkah-langkah pemanfaatan yang tepat. Salah satu cara yang paling baik adalah dengan melakukan daur ulang sampah anorganik menjadi barang yang bisa digunakan kembali.Sebelum itu, ada satu langkah penting yang perlu Anda lakukan, yaitu memisahkan sampah organik dan anorganik di rumah. Dengan begitu, sampah yang masih bisa didaur ulang bisa lebih mudah diolah. Berikut ini beberapa jenis sampah yang dapat dimanfaatkan ulang berdasarkan Kementerian Kesehatan RI:Langkah paling sederhana dari pengelolaan sampah kertas yang bisa Anda lakukan di rumah adalah mengumpulkan buku-buku atau kertas bekas dan memberikannya ke bank sampah atau pengumpul kertas bekas di tempat-tempat daur ulang.Dibanding hanya menumpuk dan terbuang ke laut, sisa-sisa kertas bisa diolah menjadi kertas daur ulang, tas, topeng, patung, maupun kerajinan tangan lainnya.Sampah kaleng adalah salah satu jenis limbah yang tidak akan terurai meski ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Oleh karena itu, sebisa mungkin Anda memanfaatkannya sebagai bahan daur ulang agar volume sampah tidak terus bertambah.Cara paling sederhananya adalah dengan menggunakan kaleng-kaleng bekas minuman atau cat, sebagai pot bunga maupun wadah untuk menyimpan barang-barang yang lain.Di tempat pengolahan sampah atau daur ulang sampah, limbah anorganik jenis botol biasanya akan diolah lagi menjadi botol baru. Botol yang dimaksud di sini adalah botol kaca.Sampah plastik, seperti bekas kemasan makanan dan minuman, saat ini sudah banyak diolah menjadi berbagai kerajinan, seperti tas tangan, dompet, tempat tisu, bahkan pakaian.Oleh karena itu jika menemukan sampah plastik di rumah, sebaiknya jangan langsung membuangnya begitu saja. Pisahkan dan bersihkan dari sampah lainnya, lalu Anda bisa menyumbangkannya ke bank sampah ataupun tempat daur ulang di lingkungan sekitar.Satu jenis limbah anorganik yang keberadaannya sering kita abaikan adalah sampah kain. Pakaian-pakaian yang sudah tidak terpakai, banyak yang menumpuk begitu saja di lemari.Untuk memanfaatkannya, Anda bisa mengubah kegunaannya, dari pakaian menjadi lap dapur, kain pel, atau menyumbangkannya ke orang yang membutuhkan, jika baju tersebut memang masih layak pakai.Sementara itu, di tempat pengrajin sampah anorganik, sampah kain sudah sering didaur ulang menjadi taplak meja, tutup dispenser, hingga selimut.

Baca Juga

Apakah Alergi Bisa Sembuh? Ini Cara Mengatasi Alergi yang Bisa DilakukanKandungan dan Manfaat Tembakau untuk KesehatanMengenal Cara Mengatasi Alergi Debu yang EfektifLimbah anorganik adalah sumber pencemaran lingkungan yang perlu diperhatikan keberadaannya. Mengingat dampaknya terhadap kesehatan juga tidaklah enteng, Anda pun perlu memperhatikan kebersihan linkungan sekitar rumah. Jangan sampai ada limbah yang menumpuk dan tak tertangani dengan baik.Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan lingkungan serta dampak sampah atau limbah bagi kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

alergi lingkunganpolusi udara

Kementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/download/dqjl/files280203-LINGKUNGAN-kedaruratan.pdf
Diakses pada 11 November 2020
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulonprogo. https://dlh.kulonprogokab.go.id/files/Bab%202_%20Permukiman%20-%20Akhir.pdf
Diakses pada 11 November 2020
Kementerian Kesehatan RI. http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/pengelolaansampah/mi-1c%20modul%20prinsip%20pengelolaan%20sampah.pdf
Diakses pada 11 November 2020

Karbon disulfida adalah senyawa kimia yang sering ditemukan di kawasan industri. Pusing hingga gangguan organ tubuh merupakan bahaya karbon disulfida.

13 Agu 2021|Yanita Nur Indah Sari

Pemicu terbesar alergi atau alergen di kamar tidur anak biasanya dari tungau dan juga bulu binatang. Penting untuk memastikan kamar tidur anak bebas alergi karena ia menghabiskan waktu yang lama di kamar.

14 Jan 2020|Azelia Trifiana

Pencemaran suara ternyata juga dapat menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan manusia. Bahkan, suara yang terlalu keras dapat memicu hilang ingatan dan gangguan kesehatan mental Anda.

13 Jan 2020|Nina Hertiwi Putri

Dijawab Oleh dr. Andre Zaini

Dijawab Oleh dr. Elsinda Eka Sari

Dijawab Oleh dr. Lidya Hapsari