Mengapa komunisme pernah berkembang di Indonesia padahal komunisme bertentangan dengan Pancasila

Foto: Bisma Alief

Jakarta - Akhir-akhir ini isu mengenai bangkitnya PKI merebak. Sistem komunis yang dianut oleh partai tersebut, dipastikan tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia.Hal itu disampaikah Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas dalam salah satu sesi diskusi dalam simposium Penyelamatan Pancasila dan Waspada terhadap Bangkitnya PKI. Simposium ini digelar di Balai Kartini, Jaksel, Jumat (2/6/2026)."Yang mereka tawarkan ekonomi itu terlihat Indah. Padahal pada sengsara semua karena satu untuk semua, semua untuk satu," kata Yunahar. Di dalam sistem komunis tidak ada pengakuan untuk hak individu. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam."Dalam Islam, setiap Individu berhak mencari harta, tetapi untuk apa harta tersebut? pertama untuk keluarga dan kedua untuk agamanya," kata Yunahar."Dalam komunis orang kaya jadi musuh dan terjadi pertentangan. Dalam Islam ada yang sukarela ada yang wajib. Selalu dijaga hak individu dan masyarakat," sambungnya.Yunahar mengatakan Muhammadiyah jelas menolak keberadaan sistem komunis dan PKI yang menjadi pengusungnya. Apalagi di dalam sistem komunis tersebut, keberadaan agama dinihilkan."PKI bertentangan dengan agama, mereka anti tuhan. Islam mengajarkan semua manusia bertuhan," kata Yunahar.

(fjp/fjp)

Oleh: Faisal Ismail
Guru Besar UIN Sunan kalijaga dan Pascasarjana FIAI UII Yogyakarta

TIDAK dapat diragukan lagi bahwa Marxisme-Komunisme-Leninisme bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Pasca pemberontakan dan pengkhianatan G30S/PKI, penyebaran Marxisme-KomunismeLeninisme dilarang di Indonesia. Larangan penyebaran Marxisme-KomunismeLeninisme bersamaan dengan pembubaran dan pelarangan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Larangan penyebaran Marxisme-Komunisme-Leninisme dituangkan dalam Ketetapan MPRS Nomor 25/1966. Tetapi untuk sebatas kepentingan studi akademis, kajian-kajian ilmiah tentang Marxisme-Komunisme-Leninisme tidak dilarang. Mengapa penyebaran
Marxisme-Komunisme-Leninisme dilarang di Indonesia? Di manakah letak ketidaksesuaian, ketidakcocokan, dan pertentangan Marxisme-Komunisme-Leninisme dengan ideologi Pancasila?

Karl Marx dan Marxisme
Marxisme adalah paham atau ajaran Karl Heinrich Marx. Dia lahir di Tier, Kerajaan Prussia, pada tanggal 5 Mei 1818 dan meninggal pada 14 Maret 1883 dalam usia 64 tahun. Pada mulanya, dia beragama Protestan, tapi kemudian menjadi atheis (tidak bertuhan dan antiagama). Dengan kata lain, dia menganut atheisme (paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan). Karya pentingnya adalah The Communist Manifesto (1848) dan Das Kapital (1864). Teman dekat dan mitra Karl Marx adalah Friedrich Engels (1820-1895), keduanya dikenal sebagai pendiri dan peletak dasar komunisme modern. Teori Marx berkisar pada masalah sosial kemasyarakatan, ekonomi, dan politik.

Sebagai seorang atheis, Karl Marx berpendapat bahwa agama adalah candu bagi masyarakat (Religion is the opium of the people; Die Religion ist das opium des Volkes). Inilah pendapat kontroversial Marx yang sangat tidak enak didengar di telinga orangorang beragama. Marx mengatakan, agama hanya sebagai pelipur lara bagi orang-orang yang tertindas dan terhempas. Agama hanya menjanjikan kebahagiaan semu dan khayali. Karena itu, untuk mencapai kebahagiaan yang riil dan sejati, manusia harus menghapus
bayangan kebahagiaan ilusif yang diajarkan oleh agama. Untuk meraih kebahagiaan hakiki dan sejati, manusia harus mencampakkan khayalan-khayalan kebahagiaan yang digambarkan oleh agama. Agama harus diberantas karena merupakan candu bagi masyarakat. Dengan pendapatnya ini, Marx terkenal sebagi tokoh yang anti-Tuhan dan antiagama.

Mengenai masalah sosial kemasyarakatan, Marx berteori bahwa dalam kehidupan masyarakat terjadi dialektika perjuangan kelas, yaitu konflik antara kelas pemilik modal dengan kelas lebih rendah yang bekerja untuk memproduksi barang. Marx sangat kritis terhadap sistem ekonomi kapitalisme yang ia sebut ”kediktatoran burjuaisi” yang dikelola oleh kelas orang-orang kaya yang orientasi dan tujuan utamanya adalah memenuhi kepentingan dan keuntungan mereka. Marx meramalkan kapitalisme akan mengalami pengeroposan internal yang pada akhirnya akan hancur dan akan digantikan oleh sistem baru: sosialisme!

Karl Marx berargumen, di bawah payung sosialisme, masyarakat akan diperintah oleh kelas pekerja (working class), yaitu kelas yang dia namakan kediktatoran proletariat, negara kaum pekerja (buruh), atau demokrasi kaum pekerja. Marx yakin, bahwa sosialisme pada gilirannya akan digantikan oleh masyarakat tanpa kelas yang ia namakan ”komunisme.” Masyarakat tanpa kelas, masyarakat komunis, atau masyarakat yang sama rasa dan sama rata inilah menjadi obsesi dan cita-cita besar Karl Marx. Para pengkritik Marx mengatakan, masyarakat yang dicita-citakan oleh Marx itu adalah utopis dan tidak akan terwujud. Poin yang perlu dicatat di sini adalah Marxisme-Komunisme-Atheisme saling terkait dan berkelindan. Karl Mark adalah pencetus Marxisme, tokoh komunis yang anti-Tuhan dan antiagama.

Lenin dan Leninisme
Pembicaraan tentang Karl Marx tidak bisa dilepaskan dari nama Lenin. Lenin (nama aslinya Vladimir Ilyich Ulyanov) lahir di Simbirsk, Kekaisaran Rusia, pada tanggal 10 April 1870, dan meninggal dunia pada 21 Januari 1924. Lenin terkenal sebagai tokoh komunis, politikus, dan pencipta teori politik. Lenin sangat mengagumi Karl Marx karena itu haluan politik Lenin bertumpu pada politik Marxis. Lenin ikut menyumbangkan gagasan politiknya dalam mengembangkan pemikiran Marxis yang disebut Leninisme. Gabungan dan kombinasi gagasan Lenin dengan teori ekonomi Marx disebut MarxismeLeninisme.

Lenin pada tahun 1893 hijrah ke Saint Petersburg. Di sini kiprah politik Lenin semakin menanjak dan naik daun. Ia menempati posisi sebagai tokoh snior dalam Liga Perjuangan Kesetaraan Kelas Buruh. Dituduh telah menghasut orang banyak, Lenin ditangkap dan diasingkan selama tiga tahun ke Siberia di mana ia menikah dengan Nadezhda Krupskaya. Kemudian Lenin tinggal di London pada Mei 1908 dan memanfaatkan British Museum Reading Room untuk menulis ”Materialisme dan Empirio Kritisisme” yang berisi serangan terhadap ”kepalsuan reaksioner borjuis” dari relativisme Bogdanov.

Karena persoalanpersoalan politik yang membelit dirinya di dalam negeri, Lenin pernah mengasingkan diri ke Jerman, Inggris, dan Swiss. Pasca Revolusi Februari 1917, Lenin kembali ke Rusia bersamaan dengan turunnya tsar dan berkuasanya pemerintahan sementara. Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin faksi Bolshevik dari Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia, ia memegang peranan kunci dalam memimpin dan menggerakkan Revolusi Oktober 1917 yang berhasil menumbangkan pemerintahan sementara Rusia dan mendirikan Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia. Tidak lama setelah itu, Lenin melancarkan reformasi sosialis yang mencakup pengalihan hak milik atas tanah dan
bangunan kepada Soviet (dewan buruh).

Lenin pada tahun 1921 mengintroduksi Kebijakan Ekonomi Baru dengan menerapkan sistem kapitalisme negara yang menandai dimulainya proses industrialisasi dan pemulihan keadaan setelah Perang Sipil Rusia. Setahun setelah itu, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia berintegrasi dengan wilayah-wilayah lain yang sebelumnya juga termasuk wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Sejak saat itu, terbentuklah Uni Soviet dengan Lenin sebagai tokoh dan pemimpin utama yang memainkan peranan kunci di negaranya. Sejak tahun 1922 hingga kematiannya, Lenin menjabat sebagai Perdana Menteri Uni Soviet. Setelah kematiannya, Marxisme-Leninisme mengalami perkembangan berupa pemikiran baru, seperti Stalinisme, Trotskyisme, dan Maoisme.

Marxisme-Komunisme-Leninisme pernah mengalami ”kejayaan” terutama di Uni Soviet dan Yugoslavia, dua negara yang menganut dan menerapkan paham tersebut. Tetapi akhirnya, kejayaan Marxisme-Komunisme-Leninisme ambruk bersamaan dengan ambruknya Uni Soviet pada tahun 1991 dan disusul kemudian Yugoslavia. Kedua negara komunis ini bubar karena pergolakan politik internal. Negara-negara yang sebelumnya tergabung dalam negara federasi Uni Soviet dan Yugoslavia memisahkan diri dan mendeklarasikan sebagai negara-negara independen.

Di Indonesia, Marxisme-Komunisme-Leninisme juga kolaps bersamaan dengan dibubarkan dan dilarangnya PKI akibat pemberontakan dan pengkhianatan G30S-nya. Bukan hanya kolaps, tetapi Marxisme-Komunisme-Leninisme dinyatakan terlarang di Indonesia. seperti tertuang dalam Ketetapan MPRS Nomor 25/1966. MarxismeKomunisme-Leninisme yang anti-Tuhan dan antiagama memang sangat bertentangan
dengan ideologi Pancasila yang teis-religius (Ketuhanan Yang Maha Esa).

(Dimuat pada Koran Sindo)

TIDAK dapat diragukan lagi bahwa Marxisme-Komunisme-Leninisme bertentangan dengan Pancasila seba­gai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia. Pascapemberontakan dan pengkhianatan G30S/PKI, penyebaran Marxisme-Komunisme-Leninisme dilarang di Indonesia. Larangan penyebaran Marxisme-Komunisme-Leninisme bersamaan dengan pembubaran dan pelarangan Partai Komunis Indonesia (PKI).

komunisme-dan-radikalisme-bertentangan-dengan-pancasila

BOJONEGORO – Bahaya laten ideologi komunisme dan radikalisme yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Pancasila sebagai pemersatu anak bangsa. Komunisme dan radikalisme haruslah diwaspadai keberadaan dan segala aktivitasnya di NKRI. Sebab, ideologi tersebut dapat mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI. Untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang bahaya laten komunisme dan paham radikal, Kodim 0813 Bojonegoro menggelar sosialisasi Balatkom (Bahaya Laten Komunis) dan Paham Radikal di Makodim setempat Rabu (06/12).

Kegiatan sosialisasi ini dibuka langsung oleh Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Arh Redinal Dewanto dan dihadiri 80 orang anggota Babinsa serta anggota Persit KCK cabang XXVIII Kodim 0813 Bojonegoro. 

Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Arh Redinal Dewanto mengatakan, bahaya laten komunis merupakan ideologi terlarang di NKRI dan pelarangan ini diatur dalam Tap MPRS nomor 25 tahun 1966. Mengingat Bangsa Indonesia pernah mengalami masa kelam yang diakibatkan pemberontakan PKI, maka jangan sampai peristiwa itu terulang kembali terutama bagi anak-anak kita. 

Baca Juga :  Belajar Dunia Baru

Saat ini, kata Dandim, generasi muda kita seolah-olah lupa atau bisa dikatakan lupa akan sejarah kelam tersebut yang pernah mewarnai perjalanan hidup Bangsa Indonesia. “Inilah momentum dimana sosialisasi Balatkom menjadi motor para Babinsa di lapangan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang betapa berbahayanya komunisme bagi nilai-nilai luhur persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” tandasnya. 

“Tingkatan kewaspadaan, harus mampu dilakukan deteksi dini dalam kehidupan bermasyarakat di wilayah binaan para Babinsa. Sehingga bila ada benih-benih komunisme dalam bentuk baru dan juga paham-paham radikalisme maka dapat ditangkal dengan kemanunggalan TNI-rakyat,” ucap Dandim. 

Sementara itu, Danramil Trucuk Kapten Inf Suko yang tampil sebagai pemateri menjelaskan tentang sejarah berdirinya paham komunisme yang tumbuh di NKRI, peristiwa-peristiwa makar berdarah yang dilakukan PKI kepada pemerintahan yang sah hingga jatuh korban jiwa tujuh Pahlawan Revolusi dan ribuan rakyat Indonesia yang kontra terhadap PKI. 

Baca Juga :  Rasain! Enam Orang Ditangkap Karena Judi dan Sabung Ayam

PKI ataupun Komunisme akan selalu mencoba untuk menggantikan Ideologi Pancasila dengan berbagai macam cara dan melalui kedok. Sehingga mereka mampu masuk ke dalam lapisan masyarakat. Inilah yang sangat perlu diantisipasi dan diwaspadai bersama sebab dengan menggunakan paham komunisme dan radikalisme lainnya. Mereka akan terus membuat suasana tidak kondusif dalam kehidupan bermasyarakat melalui metode-metode adu domba sehingga tercipta kerusuhan dalam masyarakat. 

“Untuk itulah sebagai TNI kita harus  menanamkan 4 Pilar (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI) kepada masyarakat maupun generasi muda. Sehingga, dapat menjadi senjata ampuh dalam melawan komunisme dan radikalisme yang setiap saat dapat muncul dalam kehidupan Bangsa Indonesia ini,” pungkasnya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA