Mengapa kita perlu menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam bertetangga

Mengapa kita perlu menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam bertetangga

Cara Mewujudkan Keharmonisan dalam Bertetangga

  • Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor

Cara Mewujudkan Keharmonisan dalam Bertetangga

  • Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor
  • - 6 October 2017
Mengapa kita perlu menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam bertetangga

Bagikan

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on twitter
Share on telegram
Mengapa kita perlu menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam bertetangga

Mengapa kita perlu menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam bertetangga
Darunnajah.com. Manusia adalah makluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri alias membutuhkan pertolongan dari orang lain untuk malangsungkan proses kehidupannya. Dari saling ketergantungan itulah yang membuat orang-orang membentuk suatu kesatuan dari lingkup terkecil keluarga, RT/RW, kampung, kecamatan, kabupaten sampai Negara dan lebih besar lagi. Semakin luas wilayah semakin banyak pula komunitasnya semakin rumit pula cara untuk menciptakan suatu kerukunan juga kedamaian dari banyaknya individu yang memiliki ambisi berbeda-beda. Kita dapan mewarnai kehidupan dunia ini lebih nyaman bila kita bisa memulainya dari hal terkecil yaitu diri sendiri. Bagaimana kita bersosialisasi dengan orang yang ada disekeliling kita yang tidak lain adalah tetangga. Sudahkah kita memberikan hak dan kewajiban mereka? Sudah tepatkah cara kita dalam mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga? Mari kita pelajari bersama lewat tulisan ini.

Loading...

Kita sebagai seorang beriman yang mempunyai dua pedoman yaitu Al Quran dan Al Hadist, sudah sewajarnya dalam setiap tindakan berkiblat dari keduanya. Islam adalah agama yang sempurna, semua tindakan manusia seharusnya merujuk kepada keduanya agar mendapatkan kehidupan yang mulia. Seperti yang dicontohkan oleh baginda kita tercinta Nabi Muhammad saw, apapun yang keluar dari Rasulullah baik perkataan, perbuatan dan kehidupannya sesuai dengan Al Quran oleh karena itu Al Quran disebut sebagai akhlak Rasulullah saw.

Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada istri tercinta baginda rasulullah saw tentang akhlak yang mulia. Aisyah R.a menjawab,Akhlak Rasulullah saw adalah Al Quran (HR. Muslim)

Baca juga artikel lainnya : Bahaya HP bagi Kehidupan Manusia

Oleh karena itu dalam mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga sudah sewajarnya kita mencontoh bagaimana cara Rasulullah saw bertetangga, bagaimana rasulullah memberikan hak dan kewajiban seorang tetangga meski mereka tidak seakidah dengannya, kita bisa menukil dari hadits beliau dan firman Allah swt. Tiada keindahan dan kemuliaan yang bisa kita teladani selain dari kekasih Allah Nabi akhir zaman Muhammad saw.

Berperilaku baik terhadap tetangga juga mencerminkan seseorang beriman kepada Allah dan hari akhir. Rasulullah saw bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak bisa kita pungkiri tetangga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup kita, kita bisa mendapat banyak pelajaran dalam bertetangga, bisa jadi tetangga sebagai perantara yang membawakan hidayah dalam hidup kita, bisa juga asbab dari tetangga kita memiliki motivasi untuk berjuang dalam hidup yang sedang sulit.

Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwa malaikat jibril selalu menasihati Rasulullah saw untuk memuliakan tetangga dalam setiap keadaan. Rasulullah saw bersabda:

مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu pentingnya mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga, Allah swt berfirman didalam surat An Nisa ayat 36.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ

Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh (QS. An Nisa: 36)

Dalam ayat di atas kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, siapa tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh itu? Didalam tafsir Al Quran yang diartikan dekat dan jauh, ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan dan ada pula yang mengartikan antara muslim dan bukan muslim. Jadi bisa kita simpulkan siapapun tetangga kita, kita harus mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga.

Penulis jadi ingat pernah di tanya seseorang, siapa yang harus lebih kita utamakan antara tetangga yang rumahnya dekat atau saudara/kerabat tapi rumahnya jauh dari rumah kita? Saat itu penulis menjawab secara sepontan, tetangga yang dekat rumahnya dengan dalih tetangga terdekat kitalah yang sangat tau kondisi kita, mereka yang sering kita ganggu misal ketika anak kita menangis, kita menyalakan motor dan sebagainya. Dan tetangga yang dekat rumah kitalah yang pertama kali memberi pertolongan saat kita dalam kesulitan contoh rumah kita kena musibah pertama kali pasti kita lari ke rumah tetangga terdekat dan dengan senang hati mereka membentu kita.

Loading...

Alhamdulillah dalam artikel ini penulis mendapatkan jawaban yang kongrit berdasarkan hadits Nabi saw, suatu ketika istri tercinta Rasulullah saw Aisyah berkata,Aku bertanya, wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga manakah yang aku beri hadiah? Rasulullah saw menjawab,yang pintunya paling dekat dengan rumahmu. (HR Bukhari dan Abu Dawud)

Semakin sering kita bersosialisasi dengan tetangga kita maka semakin banyak hal yang kita dapatkan, tidak jarang kita saling adu emosi, terkadang saling mendukung dan terkadang pula saling memberi nasihat. Itulah indahnya mempunyai tetangga.

Rasulullah saw bersabda:

خَيْرُ اْلأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ ، وَخَيْرُ الْـجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِـجَارِهِ

Sahabat yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap sahabatnya. Tetangga yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap tetangganya (HR. At Tirmidzi dan Abu Daud)

Begitu pentingnya kita untuk mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga, sampai-sampai Allah melaknat siapa saja yang tidak berlaku mulia kepada tetangganya. Allah tidak ridha kepada mereka yang membuat tetangganya merasa tidak nyaman berada dirumahnya. Hal ini disampaikan dengan tegas oleh Rasulullah saw:

وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ . قِيْلَ: وَ مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: الَّذِيْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang bertanya: Siapa itu wahai Rasulullah?. Beliau menjawab: Orang yang tetangganya tidak aman dari bawaiq-nya (kejahatannya) (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalau bagaimana caranya agar kita dapat mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga, terhindar dari murka Allah dan mendapatkan kemuliaan dari Nya? Mari kita kembali ke dua pedoman hidup manusia Al Quran dan Al Hadist karena semua cara untuk menjadikan hidup indah ada didalamnya.

Sebelumnya kita harus tau bahwa ada tiga jenis tetangga:

  • Tetangga muslim yang memiliki hubungan kerabat, mereka memiliki 3 hak yaitu hak tetangga, hak kekerabatan dan hak sesama muslim.
  • Tetangga muslim yang tidak memiliki hubungan kekerabatan, mereka memiliki 2 hak yaitu hak tetangga dan hak sesame muslim.
  • Tetangga non-muslim, maka ia memiliki 1 hak yaitu hak tetangga.

Cara mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga, setidaknya kita harus lulus dalam menjalankan hak dan kewajiban sesama muslim yang tersurat dalam hadist Rasulullah saw berikut:

Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam: 10. Jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam, 2). Jika dia mengundangmu, maka datangilah, 3). Jika dia minta nasihat kepadamu, makaberilah nasihat, 4). Jika dia bersih dan mengucapkan hamdallah, maka balaslah ( denagn doa: Yarhamukallah), 5). Jika dia sakit, maka kunjungilah, dan 6). Jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan). (HR Muslim)

Bila kita mempraktikkan hadist diatas Insyaallah kita akan hidup dalam lingkungan yang nyaman, memiliki tetangga yang saling pengertian dengan semangat islam yang mulia. Lalu bagaimana jika tetangga kita ada yang non-muslim tentunya point dalam hadist diatas tidak cocok untuk diterapkan kepada mereka (non-muslim).

Beberapa point yang bisa kita terapkan adalah 1). Berdakwah kepadanya dengan keindahan cara hidup Islam, 2). Tidak menzhalimi kehidupannya, 3). Tidak mengganggu rutinitasnya, 4). Tidak memulai salam terlebih dahulu tapi tetap membalasnya.

Demikianlah beberpa cara yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan keharmonisan dalam bertetangga.

(red/A.A)

Loading...

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah

Daftar Disini
Search
Mengapa kita perlu menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam bertetangga

Info Lainnya