Mengapa jerman disebut pelopor inovasi uni eropa

[unpad.ac.id, 12/2/2018] Universitas Padjadjaran berhasil menjadi salah satu anggota konsorsium  yang memenangkan project riset internasional dibawah program Horizon 2020 ICT-39 Uni Eropa dengan tema kemitraan internasional dalam membangun negara-negara berpendapatan menengah dan menengah ke bawah.

Dosen FTIP Unpad Dr. Dwi Purnomo (jongkok, kedua dari kiri) saat melakukan rapat persiapan pelaksanaan program konsorsium Horizon 2020, di kantor Lembaga Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ), Munich, Jerman, 28 Januari – 1 Februari lalu.*

Horizon 2020 adalah program riset dan inovasi terbesar Uni Eropa yang diselenggarakan dengan pendanaan total sebesar 80 Miliar Euro selama tujuh tahun terhitung sejak 2014 hingga 2020. Program ini bertujuan menghasilkan beragam terobosan, penemuan dan ide baru dari hasil riset yang dapat dimanfaatkan dalam dunia industri.

Keanggotaan konsorsium ini terdiri dari anggota Uni Eropa Afrika Sub-Sahara, dan ASEAN. Universitas Padjadjaran sendiri menjadi perguruan tinggi yang bergabung bersama perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya, seperti Lembaga Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ), Agrartechnik Witzenhausen Unversitas Kassel Jerman, University of Agricuture Latva , University of Graz Austria, Labtek Indi Primary Indonesia, dan Iceaddis-Holotha Ethiopia.

Lebih lanjut Horizon 2020 merupakan instrumen finansial yang akan mengimplementasikan Uni Eropa menjadi Innovation Union dalam kerangka Eropa 2020 dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Dengan melipatgandakan riset dan inovasi, program ini menitikberatkan pada penciptaan keunggulan pengetahuan, keunggulan industri, dan mempersiapkan perubahan sosial di masa yang akan datang. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan aneka ragam ilmu pengetahuan kelas dunia serta membumikan hasil inovasi di tingkat industri dan masyarakat.

Konsorsium ini mengambil topik Smart Apiculture Management Services (SAMS). Spesifikasi topik tersebut diarahkan pada novasi DIgital pada Manajeman Lebah (Apiculture). Dipilihnya lebah sebagai spesifikasi riset didasarkan pada kemampuan hewan ini yang menjadi indikator penting dalam keberlanjutan keseimbangan ekosistem.

Saat ini, keberandaan lebah menjadi terancam karena perubahan ekosistem yang disebabkan aneka ragam pertumbuhan industri dan lingkungan yang tidak mengutamakan keberlanjutan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antar keilmuan dan instusi dalam menciptakan inovasi yang diperlukan.

Kerjasama ini diselenggarakan dalam kurun waktu tiga tahun yang dimulai pada tahun 2018.

Konsorsium penelitian ini juga akan menjadi wadah bagi berkecimpungnya ilmuwan dari beragam bidang ilmu yang juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Proyek ini terdiri dari enam paket pekerjaan, yaitu manajemen proyek; user centered design cycles, pengembangan bisnis dan analisis pasar, dan hive system.

Selanjutnya, pengembangan sistem pendukung keputusan, Api manajemen, dan transferabilitas. Unpad memperoleh paket pekerjaan terkait UCD dan pengembangan bisnis analisis pasar. Kerja sama ini diharapkan mendukung komitmen Unpad dalam berkontribusi mengimplementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di dunia.

Kesempatan Berharga

Saat melakukan rapat persiapan di kantor pusat GIZ, Jerman, beberapa waktu lalu, tim Unpad yang diwakili Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad Dr. Dwi Purnomo, mengatakan, bahwa konsorsium ini merupakan kesempatan berharga. Unpad dapat berkontribusi langsung di tingkat internasional.

“Horizon 2020 adalah program bergengsi Komisi Eropa dalam mengembangkan pengetahuan untuk kepentingan masa depan,” ujar Dr. Dwi.

Adapun peneliti inti yang tergabung dalam SAMS Project Horizon 2020 adalah Dr. Dwi Purnomo selaku Ketua, Dr. Wahyu Gunawan, M.Si., (FISIP), Diana Sari, PhD (FEB), dan Anas Bunyamin, M.Si., (FTIP).*

Rilis/am

Pemerintah Jerman ingin menjadikan kecerdasan buatan yang paling utama dalam hal teknologi masa depan, dan menjadikan Jerman negara yang paling unggul di bidang itu. Itu dinyatakan dalam strategi pengembangan yang disahkan kabinet Rabu lalu. Untuk itu, pemerintah ingin mengembangkan penelitian di bidang kecerdasan buatan. Untuk itu, bukan saja peneliti akan diperbanyak melainkan juga kondisi kerja bagi peneliti di dalam dan di luar negeri akan diperbaiki.

Tukar-menukar antara ilmu alam dan ekonomi juga akan diperkuat, dan pendirian perusahaan akan dipermudah. Jerman juga akan bekerjasama secara internasional. Dalam rangka itu, jaringan penelitian dan inovasi dengan Perancis juga akan dibangun. Demikian halnya kerjasama dengan negara-negara Eropa lainnya. 

Robot Akan Kuasai Dunia

Pasukan Robot

Pasukan robot mendominasi arena pameran industri terbesar sedunia Hannover Messe 2017. Di masa depan, robot-robot beragam jenis akan jadi alat utama yang membantu pekerjaan manusia. Akan makin banyak lapangan kerja diisi robot industri.

Robot Akan Kuasai Dunia

Kawan Kita

Robot ini bermain Lego. Yang jadi fokus utama pada robot adalah lengannya yang buatan perusahaan Schunk di Jerman. Walau tidak membuat robot komplit, teknik tangan robot buatan perusahaan menengah Jerman itu terkenal di seluruh dunia.

Robot Akan Kuasai Dunia

Pabrik Masadepan

Citra pabrik yang berukuran besar, bising dan kotor akan jadi kenangan masa lalu. Pabrik masa depan berukuran kecil, tenang dan bersih. Dibangun dari modul-modul komponen beragam tekinik yang kompatibel, dimungkinkan proses produksi yang fleksibel. Mulai dari produk unik hingga produksi massal.

Robot Akan Kuasai Dunia

Terhubung di Jejaring

Di masa depan semua proses produksi terhubung di jejaring virtual. Produsen mesin asal Italia, Comau bekerjasama dengan raksasa IT Microsoft kembangkan sebuah inteface. Dengan itu semua jalur produksi bisa dikendalikan secara virtual.

Robot Akan Kuasai Dunia

Solusi Digital

Tablet PC semacam iPad menjadi perangkat penting dalam industri masa depan. Direktur Hannover Messe Jochen Köckler menyebutkan, pemicunya adalah ide para industriawan yang menyebut, mereka tidak perlu lagi petunjuk manual mesin. Perusahaan Universal Robots dari Denmark bereaksi cepat dengan menawarkan solusi digital tersebut.

Robot Akan Kuasai Dunia

Gadget Pengawas

Pabrik konvensional selalu dipenuhi plang peringatan keamanan dan keselamatan kerja. Di masa depan, gadget seperti Smartwatch akan jadi pengawas ditaatinya aturan keselamatan kerja. Gadget akan memberi peringatan, bahwa di lokasi pabrik ini pekerja harus mengenakan pakaian pengaman.

Robot Akan Kuasai Dunia

Teknik Ruang Angkasa Membumi

Semua lengan robot digerakkan motor. Resepnya, bentuknya harus kecil tapi kinerjanya kuat. Perusahaan Faulhaber dari Jerman membuat suku cadang untuk wahana ruang angkasa Rosetta (kiri) yang kecil dan berkinerja tinggi. Instrumen ini terbukti tangguh menempuh jarak 6,5 milyar kilometer di luar angkasa selama 10 tahun. Sekarang tekniknya akan diterapkan di Bumi.

Robot Akan Kuasai Dunia

Bionik

Makin banyak teknik meniru alam. Perusahaan Festo yang spesialisasinya otomatisasi, terkenal dengan bio tekniknya yang sukses meniru alam. Di Hannover Messe 2017 ditampilkan lengan buatan meniru tentakel gurita. Kanselir Jerman Angela Merkel (foto) terlihat skeptis terhadap temuan baru ini.

Robot Akan Kuasai Dunia

Teknik Analog

Semua robotik atau digital? Tidak juga. Di Hannover Messe masih ada perusahaan yang menawarkan produk yang 100 % analog. Palu dengan kepala dilindungin plastik ini misalnya, masih tetap diperlukan oleh teknisi untuk mereparasi robot atau mesin yang macet dan mogok.

"Masalah kunci bagi Jerman dan Eropa"

Dalam strategi yang dirumuskan pemerintah disebutkan, bahwa kecerdasan buatan semakin berkembang menjadi salah satu pendorong utama kemampuan Jerman untuk bersaing. Untuk menjadikan kecerdasan buatan sesuatu yang menolong rakyat adalah tantangan berat. Kecerdasan buatan bisa digunakan untuk mobil-mobil yang bergerak tanpa pengemudi, asisten bahasa dan mesin-mesin yang mampu belajar. Lagi pula kecerdasan buatan bisa digunakan untuk kalkulasi risiko pemberian kredit, dan analisa citra Röntgen.

Baca juga:

 Masuk Masa "Blade Runner" dengan Android

Boneka Barbie Model Terbaru Jadi Guru Pemrograman Robot

Teknik Robotik Eksoskeleton Bantu Penderita Lumpuh Berjalan Lagi

Kecerdasan buatan adalah sebutan untuk sistem-sistem komputer, yang mampu memahami dan mencari solusi bagi masalah secara independen. Kecerdasan buatan menjadi masalah kunci bagi Jerman dan Eropa, demikian dikemukakan Menteri Perekonomian Peter Altmaier. Kecerdasan buatan adalah "inovasi dasar, yang akan mengubah dan memperbaiki perekonomian dan hidup kita," demikian ditambahkan Altmaier.

Dasar penting bagi pengembangan kecerdasan buatan ditetapkan kementerian ekonomi, penelitian dan pekerjaan. Dalam beberapa bulan mendatang strategi akan dikembangkan, dan dipresentasikan dalam Desember mendatang. Sebuah komisi angket dalam parlemen Bundestag juga akan meneliti kesempatan yang bisa diraih dan risiko yang muncul dari kecerdasan buatan. Antara lain akan dibicarakan, apa yang mungkin terjadi, jika mesin semakin banyak mengambil keputusan sendiri, juga apa yang akan terjadi dengan data yang terkumpul.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Bisa baca berita

Profesi pembaca berita atau news anchor mulai tergantikan tugasnya sejak Jepang menciptakan kodomoroid. Android yang diciptakan tahun 2014 itu bisa lancar melaporkan berita dalam berbagai bahasa, tanpa tersandung-sandung. Dia bahkan diprogram dengan rasa humor. Memang, dia masih sedikit kaku - untuk jenisnya yang sekarang ini.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

AI dari Beijing

Baru tahun 2018, Cina sukses mengembangkan robot pembaca berita yang mampu bekerja hingga 24 jam. Robot yang dilingkapi kecerdasan buatan (AI) itu dikembangkan Xinhua dan perusahaan mesin pencari Cina Sohou. Pembaca berita ini dirancang meniru suara manusia, ekspresi wajah hingga gerak tubuh.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Tangan baja

Namun jauh sebelum tokoh humanoid diciptakan, perangkat palsu sebenarnya sudah dikembangkan untuk menggantikan anggota badan yang hilang. Model awal ditemukan pada mumi Mesir antara 950-710 SM. Bagi penggemar sains fantasi, protesa baja dan kuningan era Victoria ini mungkin keren. Namun, bagi orang lain, tangan-tangan palsu ini agak menyeramkan.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Biksu pendeta 'Frankenstein'

Robot terbaru tahun 2019, adalah robot pendeta di Kuil Kodaiji di Kyoto, Jepang. Sebagaimana biksu manusia, ia juga memberikan wejangan pada pengunjung kuil. Meski menuai kritik dari luar karena dibandingkan dengan Frankenstein, warga lokal justru beri respon positif. Robot ini diharapkan bisa merangkul generasi muda yang kurang familier dengan agama Buddha yang dianut sekitar 30% warga Jepang.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Asal mula robot biksu

Istilah "robot" sebenarnya sudah tidak digunakan sampai tahun 1920, karakter mekanik telah diciptakan selama berabad-abad. Di antaranya untuk menghidupkan kembali cerita-cerita Alkitab. Karakter biksu ini misalnya, berasal dari Spanyol dan diperkirakan sudah dibuat sejak tahun 1560.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Bayi animatronik

Dalam pameran robot di Museum Sains London, pengunjung menyaksikan robot mirip bayi manusia. Sama seperti bayi baru lahir, gerakan robot bayi ini terbatas pada lengan dan kaki; tampak seperti bernapas dan bisa bersin. Robot seperti ini digunakan untuk produksi film. Mereka amat mirip bayi, sehingga orang merasakan emosinya ketika menyaksikan robot bayi ini.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Gantikan tugas manusia

Semakin lama robot makin digunakan untuk menggantikan tugas manusia dalam pekerjaan industri. Mengapa orang harus melakukan tugas-tugas yang dianggap kotor atau berbahaya - ketika robot dapat melakukannya? Hanya butuh waktu beberapa menit untuk pekerja reguler untuk "mengajarkan" robot Baxter tugas baru. Robot ini dijual seharga $25.000.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Ilmiah di balik fiksi

Pameran robot di London 2017 memutar film yang berfokus pada kecerdasan buatan, seperti film Steven Spielberg "A.I. Artificial Intelligence" (2001) dan film Alex Garland "Ex Machina" (2015). Bintang film Alicia Vikander berperan sebagai robot yang sangat canggih (gambar). Semakin menjadi bagian dari realitas kita, tema-tema film tersebut tidak lagi sekadar fiksi ilmiah yang surealis

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Makin canggih

Android open source Rob Knight (ROSA) adalah robot "anthropomimetic" pertama. Ia mereproduksi struktur tubuh manusia. Robot yang ditampilkan di pameran di Museum Sains di London tidak hampir sama dengan android dari serial TV "Westworld," tapi mereka terus memprovokasi refleksi tentang apa artinya menjadi manusia.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

I'll be back

Persepsi kita atas robot telah sangat dipengaruhi oleh seni. Dalam film R.U.R, robot bangkit untuk hancurkan penciptanya. Sejak itu, film juga berkontribusi dengan konsep cerita serupa. Salah satu robot yang paling ikonik dalam sejarah film diciptakan oleh James Cameron pada tahun 1984 dengan film thriller-nya, "The Terminator," dimana kata-kata “I’ll be back!” di film ini jadi legendaris.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Robot pertama di bioskop jenis kelaminnya perempuan

Fritz Lang perintis fiksi ilmiah karya "Metropolis" (1927) menampilkan salah satu robot pertama sejarah film: "Maschinenmensch" (manusia mesin). Latar belakang kisahnya tahun 2026. Dikisahkan di film ini, ilmuwan ciptakan robot untuk mereproduksi perempuan yang dicintainya, Maria.

5 Abad Robot: Makin Mirip Manusia

Mari kita sebut mereka robot

Pada tahun 1920, penulis Ceko, Karel Capek menemukan kata "robot" untuk drama fiksi ilmiahnya: "R.U.R." (Rossum's Universal Robots). Istilah robot berasal dari bahasa Ceko "robota," yang berarti buruh kerja paksa. Drama “R.U.R” diterjemahkan ke dalam 30 bahasa. Dalam gambar ini, "Eric" (kanan) adalah reproduksi dari salah satu robot pertama di dunia, berasal dari tahun 1928. (Ed: ap/vlz/vv)

(afp, dpa) 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA