Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?

Home

Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?
Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?
  • Tentang Ubaya
    • Tentang Ubaya
    • Sejarah UBAYA
    • Visi & Misi
    • Sambutan Rektor
    • Pimpinan Universitas
    • Lokasi Kampus
  • Program Studi
  • Mahasiswa
    • Calon Mahasiswa
      • Pendaftaran
      • Pendaftaran Pascasarjana
      • Beasiswa
      • E-Brosur
      • Informasi Indekos
      • MOB
    • Mahasiswa
      • Kalender Akademik
      • Pedoman Akademik Mahasiswa
      • My Ubaya
      • Email Gooaya
      • E-Learning ULS
      • Warta Ubaya
  • Fasilitas & Layanan
    • Klinik Medis
    • Ubaya Training Center (UTC)
    • Hubungan Internasional
    • Layanan Konseling
    • Perpustakaan
    • Ubaya Language Center (ULC)
    • Akses Internet Wifi/Hotspot
    • e-Procurement
    • Satu Jiwa
    • Verifikasi Alumni & Legalisir
  • Unit & Lembaga
    • Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
      • Pusat Studi Hak Asasi Manusia
      • Pusat Studi Lingkungan
      • Pusat Studi Energi Terbarukan (PSET)
      • Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan
      • Pusat Bisnis dan Industri
      • Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian
      • Pusat Studi Inovasi Industri dan Kewirausahaan (PSIIK)
    • Unit Penunjang Akademik
      • Departemen MKU
      • Departemen MIPA
    • Unit Penunjang Non-Akademik
      • Direktorat Penjaminan Mutu dan Audit Internal
      • Direktorat Pengembangan Kemahasiswaan
      • Direktorat Administrasi Akademik
      • Direktorat Sistem Informasi Manajemen
      • Direktorat Keuangan
      • Direktorat Sumber Daya Manusia
      • Marketing & Public Relations
      • Direktorat Pusat Pengembangan Kurikulum Pembelajaran
      • Direktorat Manajemen Aset & Pengadaan (MAP)
      • Direktorat Kerjasama Kelembagaan
      • Direktorat Layanan Umum
      • Direktorat Pusat Bahasa
  • FAQ
  • Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?
    • Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?
      English
Search...
Search

Kaya Akan Sumber Daya Alam, Masih Mengimpor?


  • Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?
    09-03-2012
  • Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?
Mengapa Indonesia disebut negara agraris namun masih mengimpor hasil pertanian?

Pada saat ini sedang hangatnya diperbincangkan isu mengenai impor pangan yang akan dilakukan oleh Indonesia tahun ini. Padahal Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah. Namun, mengapa dalam hal ini Indonesia masih harus mengimpor?

Negara Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat tidak lepas dari kegiatan impor. Sudah jelas bahwa Indonesia dari dulu telah melakukan impor dari negaranegara seperti Thailand, Kamboja, dll. Semuanya telah diperhitungkan dengan baik antara permintaan dan penawarannya, begitu pula dengan import gula dan beras yang akan dilakukan Indonesia tahun ini.

Indonesia secara geografis memang negara agraris, namun sektor pertanian bukan merupakan sektor prioritas pembangunan di Indonesia sejak Pelita 4, era pemerintahan Soeharto, ujar Suyanto SE Mec Dev PhD, Dekan Fakultas Bisnis dan Eknonomika (FBE). Itulah mengapa Indonesia masih harus mengimpor bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Produk import memiliki harga yang cukup bersaing di pasaran. Bayangkan saja harga produk impor terutama di bidang pangan harganya lebih murah daripada produk lokal. Tidak heran jika akhirnya masyarakat memilih untuk mengkonsumsi produk impor. Hal ini cukup membuat penasaran apa yang sebenarnya terjadi dengan pasar lokal kita.

Jika ditelaah kembali ada beberapa hal yang membuat harga produk lokal cukup melambung. Diantaranya adalah sistem distribusi dalam negeri yang kurang bagus sehingga memerlukan biaya lebih untuk transportasi. Selain itu, kurang efisiennya peralatan yang digunakan pada pabrik. Halhal tersebut menjadi kendala utama bagi rakyat Indonesia sehingga kalah bersaing dari negara lain.

Masyarakat cenderung untuk menggunakan produk impor dengan alasan kualitasnya yang bagus maupun harganya yang relatif terjangkau. Namun bukan berarti bahwa pemerintah terus melakukan kegiatan impor. Pemerintah menetapkan setiap produk impor yang masuk ke Indonesia sehingga diharapkan produk impor yang masuk ke Indonesia dapat berkurang.

Demi melindungi produsen dalam negeri, pemerintahan juga membatasi atau memberi kuota terhadap masuknya produk impor ke Indonesia. Perusahaan yang ada dalam negeri sendiri juga tidak bisa hanya mengandalkan perlindungan produk dari pemerintah. Perlindungan produsen dalam negeri hanya perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan tentunya pemerintah juga harus mempersiapkan mereka untuk dapat bersaing, tutup Suyanto. (voz/wu)

Update: 09-03-2012 | Dibaca 96468 kali | Download versi pdf: Kaya-Akan-Sumber-Daya-Alam--Masih-Mengimpor-.pdf
Search
WAWANCARA TERKAIT
  • Mari E. Pangestu: Komunitas Kreatif Tidak Boleh Mati
  • INSYMA 14 : Dorongan Besar Tingkatkan Pariwisata Kelas Dunia
  • Blue Economy Berikan Manfaat Lebih
  • Bisakah Mobil Listrik Diterapkan?
  • Setumpuk Sampah Dapat Dimanfaatkan Sebagai Pembangkit Listrik?
TOP 5 WAWANCARA
  • Rich In Natural Resources, But Still Importing? (96468)
  • Bullying, Simple Problem That Can Not Be Underestimated (91886)
  • Mothers Love Will Sincerely Do Everything For Her Child (91868)
  • Mengenang Sosok Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional (74892)
  • Working While Studying? Doing Business While Studying? Why Not? (44643)