Mengapa beberapa jenis gas dapat dijadikan Bahan Bakar

Mengapa beberapa jenis gas dapat dijadikan Bahan Bakar

Pengisian CNG

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Semin meneliti gas alam sebagai pengganti solar yang mampu menghemat penggunaan energi pada armada maritim Indonesia hingga 50 persen.

Dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai profesor ke-116 dalam bidang Ilmu Teknik Sistem Perkapalan di kampus setempat, Rabu (26/7), Semin menyebut, saat ini bahan bakar minyak sudah mulai menipis, sedangkan potensi bahan bakar gas masih melimpah dan belum banyak dimanfaatkan.

Pemanfaatan bahan bakar gas di dunia maritim akhir-akhir ini mulai dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi biaya operasional armada maritim dan mengurangi emisi di laut. “Hal itu karena harga dan tingkat emisi bahan bakar gas lebih rendah dibanding harga bahan bakar minyak,” kata profesor yang mengambil judul Aplikasi Bahan Bakar Gas Pada Armada Maritim ini.

Semin mengaku, penelitiannya ini selaras dengan perhatian beberapa pihak yang sangat berkepentingan dengan dunia maritim di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Kementerian Perhubungan RI, Kementerian Koordinator Kemaritiman RI, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, perusahaan minyak dan gas, operator pelabuhan, biro klasifikasi dan perusahaan pelayaran.

Adapun jenis bahan bakar gas yang dimaksud oleh ayah tiga anak ini adalah “CNG” (Compressed Natural Gas), yaitu gas alam yang dalam penyimpanannya dimampatkan. “Bahan bakar CNG dapat dijadikan pengganti bensin dan solar karena sifatnya yang ramah lingkungan. Selain itu, harganya juga relatif murah dan teknologi penyimpanannya cukup sederhana,” tuturnya.

Secara ekonomi, lanjut Sekretaris Departemen Teknik Sistem Perkapalan ini, biaya operasional mesin penggerak armada maritim berbahan bakar CNG mengalami penurunan yang signifikan.

Di mana harga bahan bakar gas CNG setara satu liter solar hanyalah sepertiga dari harga solar. Sehingga secara ekonomi biaya operasional kapal berdasarkan pemakaian bahan bakar turun lebih dari 50 persen.

“Hanya saja perlu investasi tambahan untuk biaya konversi dan juga performa mesin CNG mengalami sedikit penurunan,” ujar alumnus doktoral University Malaysia Pahang ini.

Ia melanjutkan, CNG merupakan gas alam yang tidak berbau, tidak berwarna dan lebih ringan dari udara sehingga akan menguap ke atas jika terjadi kebocoran. Dengan demikian, bencana kebakaran akibat penggunaan CNG sifatnya minimum. Kelebihan lainnya adalah CNG tidak akan mencemari air atau tanah seandainya terjadi kecelakaan.

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/17/07/26/otpc5c284-profesor-its-teliti-gas-alam-pengganti-solar

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus mendorong penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk kendaraan, guna mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) ‎yang saat ini mayoritas diimpor. Namun, ada manfaat lain yang didapat bagi kendaraan yang menggunakan BBG.

‎Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan mengatakan, saat dirinya menjabat sebagai Menteri Perhubungan banyak kendaraan berbahan bakar minyak ingin beralih ke BBG. Hal tersebut disebabkan ada manfaat yang didapat.

Manfaat tersebut antara lain lebih hemat, karena harga BBG jauh lebih murah ketimbang BBM. Untuk diketahui, saat ini harga BBG Rp 3.100 per liter setara premium (lsp), jauh lebih murah dibanding Premium Rp 6.450 untuk di wilayah penugasan, di luar wiayah Jawa, Madura dan Bali.

"Kenapa harus mengubah jadi gas? Satu lebih murah, kalau tidak lebih murah, insentif untuk user tidak ada, terus animo pasti kecil," kata Jonan, ‎acara 11th Natural Gas Vehicles and Infrastructure Indonesia Forum and Exhibition ke-11, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Jonan melanjutkan, dengan menggunakan BBG membuat mesin kendaraan jauh lebih bersih, karena kandungan RON pada BBG di atas 95, membuat pembakaran pada mesin kendaraan ‎menjadi lebih sempurna dan lebih bertenaga. Dengan begitu, gas buang hasil pembakaran mesin menjadi jauh lebih bersih sehingga ramah lingkungan.

"Lebih ramah lingkungan, jadi kita komit menjaga iklim dunia," tegas Jonan.

Jonan mengungkapkan, saat ini produksi gas Indonesia mencapai 1,4 hingga 1,5 juta barel setara minyak. Dia ingin gas tersebut diserap di dalam negeri, salah satu caranya dengan meningkatkan penyerapan pada sektor transportasi. Dengan begitu, dapat mengurangi impor minyak, karena saat ini produksi minyak Indonesia lebih rendah dibanding konsumsi.

"Minyak mentah produksinya sekitar 800 ribu hingga 820 ribu barel perhari. Jadi gas masih jauh banyak untuk kita. Kalau mengatakan ini untuk mengurangi impor dan segalanya," tutur Jonan.

Mengapa beberapa jenis gas dapat dijadikan Bahan Bakar

Mengapa beberapa jenis gas dapat dijadikan Bahan Bakar
Lihat Foto

Thinkstockphotos

Ilustrasi produksi minyak

KOMPAS.com - Bahan bakar fosil memiliki jenisnya masing-massing, yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Masing-masing bahan bakar fosil digunakan untuk kebutuhan seharu-hari. 

Misalnya, batu bara digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik, sehingga listrik bisa mengalir di rumah-rumah. Kemudian mobil menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Gas digunakan kompor untuk memasak. 

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), bahan bakar fosil terbentuk dari tumbuhan dan hewan yang mati jutaan tahun lalu.

Bangkai atau fosilnya terendap di bawah tanah dan membentuk lapisan-lapisan. Tekanan dan panas di bawah tanah mengubah bangkai itu menjadi minyak, biji batu bara, dan gas.

Bahan baakr fosil adalah sumber energi yang tak terbarukan (non-renewable energy). Suatu saat, bahan bakar ini akan habis.

berikut penjelasan masing-masing bahan bakar fosil: 

Baca juga: Gas Alam: Proses Terbentuk dan Dampaknya

Gas alam

Gas atau yang biasa disebut gas alam, adalah gabungan dari beberapa gas yang terbentuk secara perlahan di bawah permukaan bumi.

Gas pembentuk gas alam adalah metana, etana, propan, dan butan.

Selain terperangkap di bawah tanah atau di atas cadangan minyak bumi, gas juga bisa terbentuk dari pengolahan batu bara.

Untuk mengambil gas, dilakukan pengeboran untuk membentuk sumur ke dalam cadangan itu, lalu dibangun pipa. Gas akan naik melalui pipa, lalu diproses.

Jusnita, -, & Hasan, I. (1930). PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS TERHADAP SISTIM BAHAN BAKAR INJEKSI DAN MENGGUNAKAN SELENOID VALVE 12 VOLT SEBAGAI PENGAMAN UNTUK KONVERSI ENERGI ALTERNATIF PADA SEPEDA MOTOR YANG RAMAH LINGKUNGAN. Photon: Jurnal Sain Dan Kesehatan, 7(01), 81-86. https://doi.org/10.37859/jp.v7i01.558


Page 2

Biology Science

Chemistry Science

Health Sciences

Others

Selama ini sebagian besar negara di dunia bertumpu pada gas alam atau gas bumi sebagai sumber energi yang dapat mendukung kehidupan masyarakatnya. Gas alam adalah sumber energi yang berasal dari fosil tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang tersimpan di bawah tanah selama ribuan bahkan jutaan tahun. Kegunaan utama gas alam antara lain untuk produksi bahan bakar dan juga amonia atau komponen utama dalam pembuatan pupuk. Gas alam atau gas bumi juga memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia seperti mendukung perindustrian, pembangkit listrik, komersil, dan untuk kehidupan sehari-hari. 

Untuk Indonesia sendiri, gas alam atau gas bumi sudah mulai dimanfaatkan sejak tahun 1960-an, dan sejak saat itu perusahaan gas Indonesia mulai berkembang. Salah satu fakta yang mengejutkan adalah pada tahun 2015 Indonesia termasuk 10 besar negara di dunia yang menghasilkan gas alam terbanyak. Selain itu, Indonesia juga menempati urutan ketiga untuk negara yang memiliki sumber cadangan gas alam terbesar di Asia Pasifik setelah Australia dan Republik Rakyat Tiongkok pada tahun yang sama.

Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, per tahun 2017 Indonesia diperkirakan memiliki potensi cadangan gas alam atau gas bumi sebesar 142.7 TSCF, dengan 100.36 TSFC cadangan gas alam yang telah terbukti dan cadangan potensial gas alam sebesar 42.36 TSCF. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah mencatat beberapa proyek besar gas alam yang telah didirikan di Indonesia antara lain Blok A Aceh yang memiliki cadangan gas alam sebesar 0.56 TSCF, East Natuna yang memiliki cadangan gas alam sebesar 46.00 TSCF, Jambaran Tiung Biru (JTB) yang memiliki cadangan gas alam sebesar 1.20 TSCF, IDD dengan cadangan gas alamnya sebesar 2.32 TSCF, Merakes dengan cadangan gas alam sebesar 0.81 TSCF, Tangguh Train 3 dengan jumlah cadangan gas alam sebesar  5.7 TSCF, Asap-Kido-Merah dengan jumlah cadangan gas alam sebesar 1.49 TSCF, dan yang terakhir Abadi dengan jumlah cadangan gas alam sebesar 10.73 TSCF.

Beberapa gas alam yang dapat ditemukan di Indonesia antara lain, LNG (liquefied natural gas) adalah jenis gas alam metana yang akan memiliki komposisi 90% metana (CH4) ketika dicairkan pada tekanan atmosferik dan suhu -163 derajat celcius. Jika dilihat dari sisi keunggulannya, LNG merupakan gas alam atau gas bumi yang memiliki proses penyimpanan yang mudah serta pengangkutan dari kilang gas satu ke kilang gas yang lainnya yang juga mudah untuk dilakukan. LNG merupakan gas alam atau gas bumi yang memiliki sifat tidak berbau, tidak beracun, tidak korosif dan tidak mudah terbakar. LNG juga gas alam yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar. 

Selain itu, Indonesia juga memiliki gas alam atau gas bumi yang bernama LPG (liquefied petroleum gas) yang merupakan gas alam yang memiliki komponen utama propana (C3H8) dan Butana (C4H10). LPG sendiri banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk bahan bakar memasak atau membuat korek api. Ditinjau dari sifatnya, LPG merupakan gas alam atau gas bumi yang tidak memiliki bau, tidak berwarna, tidak berasa, mudah terbakar dan memiliki tingkat racun yang sangat sedikit. 

Indonesia juga memiliki gas alam atau gas bumi bernama CNG (compressed natural gas) yang merupakan gas alam yang tetap jernih meskipun di bawah tekanan tinggi. Selain itu, CNG juga memiliki sifat tidak berbau dan tidak korosif. Untuk metode penyimpanannya, CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang besar dan tekanan yang sangat tinggi agar kemurniannya tetap terjaga. Hal ini menyebabkan CNG cukup sulit untuk didistribusikan ke tempat yang jauh. CNG banyak dimanfaatkan untuk keperluan gas industri oleh masyarakat Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan gas alam atau gas bumi akan semakin meningkat mengingat jumlah penduduk Indonesia yang juga akan semakin bertambah. Merujuk pada pemaparan di atas, kita dapat melihat potensi gas alam atau gas bumi di indonesia. Baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, gas alam akan menjadi salah satu sumber energi yang menjadi tumpuan masyarakat Indonesia untuk menunjang keberlangsungan hidup mereka. Oleh karena itu, harapannya Indonesia akan bisa mengoptimalkan pencarian sumber gas alam atau gas bumi yang tertanam di bumi Indonesia.