Mengapa anak usia 0-5 tahun disebut usia emas secara perkembangan

Ilustrasi anak usia golden age. Foto: MI/Susanto

Jakarta:  Terdapat enam tahap perkembangan dalam masa pertumbuhan anak. Urutan perkembangan anak biasanya dihitung dari mereka lahir, usia 0 bulan sampai mereka berusia 18 tahun (usia-usia remaja menuju fase dewasa).

Dari tahapan-tahapan perkembangan anak, ada tahapan yang dikenal dengan nama “golden age” atau masa emas. Golden age pada anak terletak pada rentang umur 0-5 tahun. Di masa-masa ini ada banyak hal yang harus dilakukan para orang tua. 

Dikutip dari laman Cakap.com, pada rentang usia 0-5 tahun, anak dapat menyerap banyak hal. Salah satu contohnya adalah “perilaku dan kebiasaan”. Perilaku dan kebiasaan anak yang ditampilkan pada masa golden age akan terbawa sampai mereka dewasa.

Maka dari itu, masa golden age anak tidak boleh dilewatkan begitu saja. Ada setidaknya lima hal yang harus diperhatikan orang tua di masa golden age. 

Latih Motorik Anak

Terdapat dua jenis motorik yang harus dilatih di masa golden age anak, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Keduanya sangat penting untuk dilatih. Melatih motorik halus akan berpengaruh pada daya cipta dan kreativitas anak. Hal ini juga berhubungan dengan keterampilan tangan dan kemampuan menulis. Orang tua dapat melatih motorik halus pada anak melalui aktivitas sederhana, seperti menggambar, menulis, melipat kertas, dan banyak hal lainnya.

Sedangkan untuk melatih motorik kasar, parents bisa mengarahkan anak pada kegiatan olahraga ringan. Melatih motorik kasar dapat bermanfaat bagi sistem kinerja otot agar semakin kuat.

Sebagai orang terdekat yang berada di sekitar anak pada masa golden age-nya, orang tua pasti mengerti kecenderungan/potensi anak. Kenali lebih dalam tentang ketertarikan anak-anak dan arahkan mereka untuk terus mengembangkan potensinya.

Di masa golden age anak, orang tua perlu mendukung penuh potensi mereka.  Jika anak tertarik pada alat musik dan gemar bernyanyi, maka para orang tua bisa mengarahkan anak untuk belajar alat musik dan mengenalkan lagu-lagu anak. Jika anak tertarik di bidang seni menggambar, orang tua harus bisa membaca arah potensinya dan bila perlu sediakan alat-alat gambar yang lengkap.

Selain memperhatikan perkembangan motorik halus dan motorik kasar, di masa golden age anak, orang tua juga wajib mengawasi perkembangan kognitifnya. Perkembangan kognitif ini berhubungan dengan proses memperoleh pengetahuan.

Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, orang tua bisa mengajak mereka ke tempat-tempat, seperti pantai, kebun binatang, taman bermain, museum, dll. Lalu, jangan lupa ajak mereka untuk menceritakan ulang tentang kegiatan yang telah ia lalui. Kemampuan kognitif ini sangat penting untuk membantu proses anak berpikir logis.

Semua orang tua pasti mengharapkan agar anak-anak melalui proses perkembangannya dengan baik. Namun, harapan tersebut jangan sampai membuat orang tua lengah. Orang harus tetap waspada dan mengawasi tumbuh kembang anak.

Baca juga:  Kemendikbudristek Kucurkan BOP PAUD Lebih Besar di Daerah Terpencil

Jika menemukan hal-hal yang berpotensi menjadi gangguan tumbuh kembang anak ke depannya, maka orang tua bisa mencari solusi dengan berkonsultasi kepada ahli.

Ada banyak sekolah PAUD atau TK yang bisa orang tua pilih agar anak-anak bisa mendapat pengetahuan dan pembelajaran lebih di masa golden age. Jenjang pendidikan yang sangat dasar ini akan sangat bermanfaat bagi anak. Di sana anak akan belajar membaca, menulis, dan berinteraksi dengan teman sebayanya.

Editor : Citra Larasati

Diusia 0-5 tahun adalah merupakan masa emas bagi perkembanagan anak usia dini atau disebut golden age. Karena diusia ini, otak anak mengalami perkembanagan yang sangat dahsyat, yaitu sekitar 80 persen, sisanya 20 persen secara melambat berkembang pada usia selanjutnya hingga usia 18 tahun.

Hal diatas di kemukakan oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Hj Ida Idham Samawi, pembina Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bantul saat menyampaiakn sambutan sekaligus pembinaan kepada kader PAUD peserta Pelatihan dan Pembekalan Kader PAUD dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pendidikan Sejak Dini, di Pendopo Parasamya , Selasa (27/10).

Maka pada masa tersebut, kata Hj Ida lagi, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengawasi tumbuh dan berkembangnya otak anak. Pada masa ini pula anak sangat memerlukan gizi yang cukup dan seimbang agar perkembangannya tidak terhambat.Hal ini juga sangat perlu untuk menjadikan pengetahuan para kader di Kabupaten Bantul ini agar dalam mendampingi PAUD sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. tegasnya.

Yang perlu diketahui pula, bahwa pada saat itu otak anak berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan diserap, tanpa melihat baik atau buruk. Tugas orang tua dan kader adalah mengarahkan anak kearah yang baik, dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang. tambahnya.

Sementara menurut Pjok Program PNPM Mandiri Pedesaan Kecamatan Kretek, Suyanto, S Sos. Bahwa pelatihan diikuti sebanyak 563 kader dari lima kecamatan, Dlingo, Imogiri, Piyungan, Kretek dan Pajangan. Dana berasal dari Program PNPM Mandiri Perdesaan masing-masing kecamatan. Pelatihan kader PAUD ini akan berlangsung selama 5 hari, pada hari pertama dikumpulkan bersama-sama untuk menerima pembinaan dari Pembina PAUD Kabupaten Bantul sedangkan lanjutnya akan berlangsung di kecamatan masing-masing.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para kader PAUD dalam rangka meningkatkan kualitas kader PAUD dimasing-masing pedukuhan dengan harapan agar mereka lebih mampu dan memahami permasalahan PAUD, kurikulum dan kebutuhan yang diperlukan.. jelas Suyanto. (Sit)

Tanggal : 06-02-2017 08:04, dibaca 16275 kali.

Pertumbuhan dan perkembangan otak mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisasi disfungsi tumbuh kembang anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen.

Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).  Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Periode " Golden Age " atau masa keemasan anak adalah masa yang terjadi pada anak usia dini mulai usia 0  s/d 3 tahun, dimana pada masa ini sel-sel otak anak berkembang  sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak mampu menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age)." Golden Age " ini tidak akan pernah terulang kembali, karena itulah dimasa ini peran orangtua dengan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjadikan sel-sel otak anak  berkembang dengan baik  sehingga anak mampu meningkatkan pengetahuannya , stimulasi juga mampu  membentuk karakter anak sejak usia dini.

Proses memberikan stimulasi atau rangsangan pada anak usia dini secara terus-menerus dan tepat sesuai dengan tingkat usia, kemampuan dan kemauan anak akan memberi hasil yang baik.Proses ini ibarat mengukir diatas batu, yang membutuhkan waktu yang lama tetapi memberi hasil yang sempurna yang akan tertanam dengan kuat dalam otak mereka yang tidak mudah terhapus.

Sebagai orangtua kita berkewajiban memberikan yang terbaik untuk anak , yang sesungguhnya bukan hanya memberikan materi tetapi lebih dari itu sebagai orangtua kita harus mampu memberikan stimulasi bahkan sejak anak masih dalam kandungan.Banyak penelitian yang menjelaskan korelasi antara stimulasi yang diberikan kepada anak sejak anak masih dalam kandungan bahkan sejak anak usia 0 s/d 6 tahun.

  1. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak

Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan sel syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel syaraf. Melalui persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf mendapat informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga membentuk sambungan-sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit.

            Stimulasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak. Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalu mendapatkan stimulasi psikososial. Stimulasi sosial secara mudah dapat diberikan dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain. Apabila hal tersebut tidak diperoleh anak, maka anak dapat mengalami berbagai penyimpangan perilaku. Contoh penyimpangan perilaku adalah hilangnya citra diri, rendah diri, penakut, tidak mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan tidak mempunyai rasa malu.

Derajat kesehatan dan gizi yang buruk juga akan menghambat pertumbuhan otak. Akibatnya hal ini akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi. Selain itu, masalah ini juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik.

  1. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak

Stimulasi sangat membantu dalam menstimulasi otak untuk menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.

Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung dengan menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, dan penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan, senyuman, nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh, ocehan itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan bicara anak. Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan suara lembut dan memberikan rasa aman kepada anak.

Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf yang telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik.

Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak. Berikut ini beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita:

  1. Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi dengar, lihat, dan tiru/coba
  2. Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif, komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas.
  3. Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, merangkai, dll
  4. Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV, dsb).
  1. Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri

Otak manusia mempunyai dua belahan, yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua belahan otak tersebut mempunyai fungsi dalam proses berpikir. Otak kanan dan otak kiri masing-masing mempunyai spesialisasi kemampuan tertentu, namun terkadang terdapat persilangan fungsi di antara keduanya. Dalam melakukan tugasnya kedua otak ini juga saling bekerja sama.  

Otak kiri mempunyai kemampuan dalam mengatur proses berpikir analitis dan logis, fungsi bahasa serta kemampuan sains dan matematika. Selain itu, otak kiri juga berfungsi untuk mengatur kerja organ yang ada di sebelah kiri. Sehingga, tidaklah heran jika otak kiri cenderung lebih berkembang karena sebagian besar dari kita menggunakan tangan kanan untuk melakukan berbagai pekerjaan terutama menulis. Semakin banyak gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan akan semakin meningkatkan dominasi otak kiri dalam proses berpikir

Di belahan yang lain, otak kanan di samping mengatur kerja organ yang berada di sisi kiri, bagian ini juga mengambil peran dalam mengatur proses berpikir global dan lebih mengutamakan intuisi. Selain itu, kemampuan seni, musik, dan kreativitas juga dikendalikan oleh otak kanan. 

Kedua belahan otak ini mempunyai peran yang sama pentingnya. Oleh karena itu, seseorang akan dapat seimbang dalam setiap aspek kehidupannya apabila dapat mengoptimalkan kemampuan kedua belahan otak ini. Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk berpikir dengan otak kiri hendaknya mengimbangi dengan proses berpikir menggunakan otak kanan untuk mencegah terjadinya stress dan penurunan kesehatan fisik. Sebaliknya, orang yang cenderung menggunakan otak kanannya, sebaiknya berusaha mengimbangi dengan menggunakan pula otak kiri dalam aktivitas berpikirnya.

Berikut ini adalah ciri-ciri anak yang didominasi oleh salah satu belahan otak menurut Joan Freeman dan Utami Munandar:

      Otak Kanan:

  • Senang belajar kelompok
  • Tidak senang duduk dan kurang giat belajar
  • Senang bergerak, memegang, menyentuh, dan mengerjakan sesuatu
  • Prestasi di sekolah tidak cemerlang
  • Menyenangi cahaya yang temaram dan kehangatan

      Otak Kiri:

  • Senang belajar sendiri
  • Mandiri
  • Gigih, keras hati
  • Duduk tenang ketika belajar
  • Prestasi di sekolah baik
  • Senang pengajaran formal
Pengirim :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA