Bagaimana kondisi komponen abiotik pada ekosistem air dan ekosistem darat

Merdeka.com - Saat melihat sekeliling, kamu tentu menyadari bahwa ada banyak sekali ekosistem yang ada di sekitar. Nah, dalam setiap ekosistem pasti ada 2 jenis komponen, yaitu komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup) yang berinteraksi. Kali ini, kita akan membahas beberapa contoh komponen abiotik, yaitu cahaya matahari, oksigen, karbondioksida, dan juga air.

a. Cahaya matahari

Cahaya matahari sangat penting untuk eksistensi ekosistem. Saat berfotosintesis, tumbuhan hijau memerlukan cahaya matahari. Kalau nggak ada cahaya matahari, maka tumbuhan hijau nggak bisa membuat makanan. Hasil fotosintesis yang berupa bahan organik dimanfaatkan oleh hewan dan manusia sebagai sumber makanan. Secara tidak langsung, cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam ekosistem. Selain itu, cahaya matahari juga berpengaruh terhadap keberadaan siang, malam, dan suhu lingkungan.

b. Oksigen dan karbondioksida

Baik hewan, tumbuhan maupun manusia sama-sama membutuhkan oksigen dalam proses respirasi. Pada proses respirasi, ada karbondioksida yang dikeluarkan. Karbondioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dilepaskan oksigen. Dengan begitu, terjadi siklus oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan dan fotosintesis.

c. Air

Air adalah komponen abiotik yang juga sangat penting. Setiap hari makhluk hidup membutuhkan air, karena hampir sebagian besar makhluk hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan untuk tempat hidupnya.

Itulah beberapa komponen abiotik dan juga berbagai fungsi dan perannya dalam ekosistem. Kalau nggak ada ketiga komponen itu, maka akan komponen biotik akan terganggu kehidupannya.

Kamu pasti pernah pergi ke kebun binatang, sungai, laut, atau hutan, kan? Kamu pasti tau, dong, kalau semua tempat yang disebutin tersebut adalah sebuah ekosistem? Kamu masih inget, gak, ekosistem itu apa? Iya, kamu bener. Ekosistem merupakan sistem yang melibatkan organisme hidup dengan lingkungannya. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli ekologi Inggris yang bernama A.G. Tansley. Menurut Tansley, hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya merupakan hubungan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Kalau ada gangguan di salah satu komponennya, gangguan tersebut akan mempengaruhi komponen lainnya.

Ilmu yang mempelajari ekosistem ini disebut ekologi. Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli biologi asal Jerman yang bernama Ernst Haeckel pada tahun 1869. Secara etimologis, ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos dan logos. Oikos memiliki arti rumah atau tempat tinggal, sementara logos memiliki arti ilmu. Jadi ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Dalam sebuah ekosistem terdapat dua komponen, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Apa aja, sih, yang termasuk ke dalam komponen biotik dan abiotik itu? Kita bahas satu-satu, ya.

Komponen Biotik

Sesuai dengan namanya, komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Berdasarkan fungsinya dalam ekosistem, komponen biotik ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer atau pengurai. Produsen adalah semua makhluk hidup atau organisme yang dapat menciptakan makanannya sendiri atau yang sering disebut organisme autotrof. Contoh dari produsen ini adalah tumbuhan.

Sementara konsumen adalah makhluk hidup yang tidak bisa menciptakan makanannya sendiri alias heterotrof. Karena tidak bisa menciptakan makanannya sendiri, konsumen atau heterotrof ini bergantung pada produsen atau autotrof yang menjadi makanan atau sumber energinya. Contoh dari konsumen ini adalah manusia dan hewan. Berdasarkan jenis makanannya, produsen dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora adalah makhluk hidup yang hanya memakan tumbuhan, seperti sapi, kambing, dan kelinci. Kalau karnivora adalah makhluk hidup yang hanya makan daging, seperti singa, harimau, dan serigala. Sementara omnivora adalah makhluk hidup yang memakan segala atau tumbuhan dan daging, seperti manusia, tikus, dan ikan yang bisa makan tumbuhan dan zooplankton.

Nah, kalau dekomposer atau pengurai adalah organisme yang berfungsi menguraikan bahan organik dari organisme mati. Dekomposer ini juga disebut sebagai konsumen makro atau sapotrof karena memakan makanan yang berukuran lebih besar. Contoh dari dekomposer adalah jamur, cacing, dan bakteri. Selain itu ada juga dekomposer yang disebut detritivor. Detritivor ini merupakan hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya kutu kayu. Dekomposer merupakan komponen biotik yang penting banget karena mereka berfungsi menjaga keseimbangan alam. Tanpa adanya dekomposer, bumi pasti penuh dengan organisme-organisme yang sudah mati. Berkat dekomposer, permukaan bumi kita jadi bersih dan tetap seimbang. Dekomposer mengurai sampah-sampah agar dapat menjadi zat-zat anorganik yang bisa membantu perkembangan tumbuhan.

Komponen Abiotik

Komponen kedua yang memengaruhi ekosistem adalah komponen abiotik atau komponen yang tidak hidup. Contoh dari komponen abiotik ini adalah air. Semua makhluk hidup pasti butuh air untuk proses metabolisme tubuhnya. Air termasuk komponen terbesar dalam tubuh hampir semua jenis makhluk hidup. Tubuh manusia, misalnya, terdiri dari 65% air.

Selain air, komponen abiotik lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah cahaya matahari. Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuhan, alga, dan makhluk hidup autotrotof lain untuk melakukan proses fotosintesis. Dari hasil fotosintesis tersebut tumbuhan juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya untuk bernapas.

Oksigen juga merupakan komponen abiotik yang penting banget buat makhluk hidup. Oksigen digunakan untuk proses pembakaran dalam tubuh makhluk hidup untuk mendapatkan energi. Makanya makhluk hidup tidak mungkin dapat hidup tanpa oksigen.

Komponen abiotik lainnya adalah suhu. Suhu lingkungan ini penting karena ada jenis makhluk hidup tertentu yang hanya bisa hidup di kisaran suhu tertentu. Misalnya beruang kutub, dia cuma bisa hidup di daerah kutub yang dingin saja atau singa yang hanya bisa hidup di daerah tropis saja.

Komponen abiotik yang terakhir adalah tanah. Tanah merupakan campuran dari serpihan batu, nutrisi, air, dan mineral-mineral lain. Tanah menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan makhluk hidup, terutama bagi tumbuh-tumbuhan. Tanah memiliki tipe-tipenya sendiri, Temen-Temen. Tipe tanah ini sangat berpengaruh pada tumbuhan yang dapat hidup di atasnya. Musalnya pada tanah yang kering dan gersang hanya dapat ditumbuhi tanaman-tanaman yang dapat menyimpan air dalam jumlah banyak dalam tubuhnya, seperti kaktus. Selain berfungsi untuk tumbuhan, tanah juga digunakan oleh manusia dan hewan untuk jadi tempat tinggal.

Tipe Ekosistem

Berdasarkan tipenya, ekosistem dibagi menjadi tiga, yaitu ekosistem akuatik atau air, ekosistem terestrial atau darat, dan ekosistem artifisial atau buatan. Ekosistem akuatik adalah ekosistem yang lingkungannya sebagian besar adalah air, yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup yang hidup di air serta amfibi yang hidup di dua alam. Sekalipun demikian, ekosistem akuatik masih memiliki daratan sebagai pelengkap. Contohnya adalah sungai, laut, dan air tawar. Sementara ekosistem terestrial adalah ekosistem yang berada di daratan dan lingkungannya ditentukan oleh suhu dan curah hujan. Ekosistem terestrial juga memiliki perairan sebagai pelengkap ekosistemnya. Contohnya adalah hutan hujan tropis, padang rumput, dan sabana. Nah, kalau ekosistem artifisial adalah ekosistem yang sengaja dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya adalah bendungan, kebun binatang, perkebunan sawit, dan sawah irigasi.

Belajar mengenai ekosistem dan komponennya menarik banget, ya! Kalau kamu masih pengen belajar materi ini lebih dalam dan lebih lengkap, buruan, deh, kamu unduh aplikasi belajar Pahamify. Tunggu apalagi? Mari belajar seru di rumah bersama Pahamify!

Penulis: Salman Hakim Darwadi

Ekosistem Darat - Seperti yang diketahui bahwa bumi memiliki komponen-komponen dan lingkungan di dalamnya. Selama kehidupan masih ada, interaksi antara lingkungan dengan setiap makhluk hidup akan selalu ada sampai kapanpun. Interaksi yang dilakukan oleh makhluk hidup dengan sekitarnya dikenal dengan sebutan ekosistem. Pada dasarnya, ada banyak jenis ekosistem di bumi. Namun secara keseluruhan, ekosistem dibagi menjadi dua tipe yakni ekosistem perairan dan ekosistem darat. Manusia lebih dekat dengan ekosistem yang ada di daratan. Hal ini tentu saja karena manusia lebih banyak menghabiskan waktunya di daratan.

Baca juga: Ekosistem Sungai

Apa itu Ekosistem Darat?

Ekosistem darat adalah interaksi yang wilayah cakupannya sangat luas. Biasanya, ilmuwan mengenalnya dengan sebutan bioma. Bioma atau ekosistem darat sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya alah perubahan iklim. Letak astronomis dan letak geografis, juga mempengaruhi kondisi bioma di bumi. Ekosistem yang ada di daratan dibedakan menjadi dua komponen yakni abiotik dan biotik.

Komponen biotik adalah makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan organisme hidup lainnya. Sementara komponen abiotik adalah komponen berupa benda mati atau yang tidak hidup seperti iklim, cahaya matahari, tanah, suhu, dan sebagainya.


Ciri-Ciri Ekosistem Darat

Ada beberapa ciri-ciri khusus yang dapat kita temukan pada ekosistem darat, diantaranya adalah:
  1. Lingkungan Fisiknya Berupa Daratan; Ekosistem daratan lingkungan fisiknya berada di wilayah daratan, akan tetapi ini bukan berarti tidak pada perairan sama sekali. Jenis ekosistem ini pun bisa termasuk wilayah perairan sebagai pengembangan dari wilayahnya.
  2. Dominan Vegetasinya Pada Skala Luas; Secara umum, interaksi makhluk hidup dapat terlihat dalam ekosistem darat, sehingga ekosistem ini tidak hanya melingkupi area yang sempit, namun lebih umum pada area yang luas. Oleh sebab itu jenis ekosistem ini sering disebut juga sebagai bioma.
  3. Interaksi Flora dan Fauna berada di Lingkungan Daratan; Daratan dalam ekosistem ini memiliki arti sebagai habitat dari flora dan fauna yang hidup di wilayah tersebut. Interaksi yang terjadi di darat tersebut pada akhirnya akan menghasilkan hewan dan tumbuhan dengan karakteristik yang khas.

Baca juga: Ekosistem Hutan

Macam-Macam Ekosistem Darat

Ekosistem yang ada di daratan membuat seluruh manusia, tumbuhan dan juga hewan harus bisa beradaptasi dengan daratan sebagai wilayah tempat tinggalnya. Di bawah ini adalah beberapa jenis ekosistem yang ada di darat.

1. Bioma Sabana

Salah satu jenis ekosistem yang ada di darat adalah bioma sabana. Bioma ini biasanya ada di wilayah beriklim tropis. Ekosistem ini pada dasarnya adalah padang rumput yang diselingi dengan beberapa jenis pohon. Bioma sabana dibagi menjadi dua yakni sabana campuran dan sabana murni. Hewan yang umumnya hidup dalam bioma sabana adalah gajah, macan tutul, zebra, kuda, singa dan lain sebagainya. Jenis pohon yang biasanya hidup dengan baik pada bioma ini adalah Aucalyptus, rumput, Acacia dan tumbuhan gerbang.

2. Bioma Hutan Gugur

Ekosistem darat selanjutnya adalah bioma hutan gugur. Bioma ini mempunyai empat musim yaitu musim gugur, musim panas, musim semi dan musim dingin. Ekosistem yang satu ini biasanya ada di negara Chili, Amerika Serikat, Eropa Barat dan Asia Timur. Tumbuhan yang hidup dalam ekosistem ini biasanya mempunyai daun yang lebar.

3. Bioma Gurun

Gurun adalah padang yang sifatnya tandus dan berukuran luas. Curah hujan di wilayah daratan ini sangat kecil. Bahkan, banyak daerah yang jarang mendapatkan hujan. Wilayah dengan Ekosistem di darat ini, memiliki tanah tidak bisa menyimpan air. Kondisi tanahnya memang sangat tandus sehingga sangat jarang ada tanaman yang bisa hidup dengan baik pada bioma ini.

Baca juga: Ekosistem Air Tawar

4. Bioma Tundra

Bioma yang memiliki suhu paling dingin adalah bioma tundra. Ekosistem jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu Tundra Alpin dan tundra Arktik. Bioma tundra seringkali dijumpai di Kanada, Rusia, dan Kutub Utara. Pada daratan yang masuk dalam kategori bioma Tundra, lingkungan sekitarnya terlihat gelap. Hal tersebut dikarenakan sangat minimnya sinar matahari yang masuk ke dalam hutan.

5. Hutan Hujan Tropis

Ekosistem darat yang satu ini dimiliki oleh daerah yang beriklim tropis. Biasanya, wilayah yang masuk dalam hutan hujan tropis dilalui oleh khatulistiwa. Hutan hujan tropis yang paling terkenal di dunia adalah lembah Sungai Amazon.

Selain beberapa jenis di atas, masih ada banyak ekosistem darat yang bisa dipelajari. Beberapa diantaranya adalah Bioma Taiga, Padang Rumput, bioma karst dan lain sebagainya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA