Mengapa Amir Syarifudin menjadi pemberontak?

Home Nasional Peristiwa
HUT RI KE-76

Amir Syarifuddin: Orang Kiri dan Internasionale Jelang Mati

Mantan Perdana Menteri Indonesia, Amir Syarifuddin dikenal sebagai politikus ulung nan licin namun harus dihukum mati karena terlibat pemberontakan di Madiun 1948 (Onbekend / DLC via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0 NL))
Jakarta, CNN Indonesia --

Memilih simpang kiri jalan, petualangan politik pada akhirnya membawa Amir Syarifuddin Harahap ke lubang penderitaan. Amir merupakan pejuang, sosok penting dalam sejarah, seperti juga Sukarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir sebelum prahara 1948 di Madiun membuatnya terpinggirkan.

Lahir di Medan, Sumatera Utara, 27 April 1907, Amir dibesarkan sebagai seorang muslim. Dalam catatan sejarah, Amir disebut sebagai muslim taat yang menjadi politikus licin di kemudian hari.

Amir terpelajar berkat pendidikan Belanda. Dia memulainya di Europeesch Lagere School (ELS) atau sekolah berbahasa Belanda di Medan yang diperuntukkan golongan keluarga terpandang pada 1914-1921.


Lihat Juga :
Peristiwa Bandung Lautan Api, Spirit Perlawanan Usir Penjajah

Berbekal intelektualitas Amir kemudian melanjutkan pendidikan ke Leiden, Belanda. Dia mendapat tawaran saudaranya, Todung Sutan Gunung (TSG) Mulia, yang baru saja diangkat sebagai anggota Volksraad.

Pria yang gemar menghisap tembakau dengan pipa cangklong itu menjadi anggota pengurus perhimpunan siswa Gymnasium di Harleem dan aktif terlibat dalam diskusi-diskusi kelompok Kristen. Satu di antaranya CSV-op Java yang menjadi cikal bakal Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Amir tak bisa menamatkan pendidikan di Leiden karena masalah keluarga. Pada 1927 ia kembali dan melanjutkan studi dan lulus dari Sekolah Tinggi Hukum di Batavia (Jakarta).

Pindah Agama

Pada usia 24, tepatnya tahun 1931, Amir memutuskan untuk pindah keyakinan atau agama. Proses itu terjadi seiring ketertarikan Amir dengan gerakan kiri.

Meski berpindah keyakinan, Amir tetap menjadi seorang yang taat. Menurut Amir, komunisme dengan ajaran Kristen tak perlu dipertentangkan karena keduanya membicarakan kemanusiaan.

Sejarawan Andi Achdian menilai hal tersebut merupakan proses pencarian personal secara spiritual yang lazim dilakukan oleh tokoh-tokoh besar. Amir mencoba mencari jawaban terhadap persoalan yang dihadapi.

"Amir punya karakter untuk mencari semacam kebenaran spiritual terhadap posisinya. Itu hal yang umum di antara kita bahwa kita mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan juga hal yang kita anggap cocok dengan diri kita," ujar Andi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/8).

Lihat Juga :
Sejarah Agresi Militer Belanda II: Tujuan dan Kronologi

Ia berujar tak ada yang mesti dipertentangkan antara komunisme dengan suatu agama tertentu. Sebab, pemahaman komunisme pada masa itu bukan merupakan antitesis terhadap agama sebagaimana yang berkembang belakangan ini.

"Kalau dalam konteks masyarakat saat itu, dia [komunisme] menjadi sebuah jawaban. Orang mencari jawaban terhadap situasi pada masa kolonial yang bisa keluar dari masalah dan jawabannya saat itu, ya, PKI, komunisme, yang paling di depan katakanlah dalam menyuarakan antikolonialisme dan antiimperialisme," kata Andi.

Manuver Amir

Peran Amir di masa pergerakan nasional terbilang penting. Kongres Pemuda II yang menelurkan ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928 menjadi titik tolak Amir dalam perjuangan meraih kemerdekaan.

Ia turut berperan serta dalam agenda tersebut mewakili Jong Sumatra dan ikut membidani kelahiran Jong Batak. Amir menjadi Bendahara.

Amir sempat bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) Sukarno sebelum menggagas Partai Indonesia (Partindo) seiring PNI dibubarkan. Pada Mei 1937, Amir bersama rekannya seperti Adnan Kapau Gani, Mohammad Yamin, Sanusi Pane, dan lainnya membentuk Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo), sebuah kelompok berpaham kiri yang antifasis.

Dalam buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan yang diangkat dari skripsi Soe Hok Gie, Amir ditangkap pemerintah Hindia Belanda pada 1940. Ia diberi pilihan, diasingkan ke Boven Digoel atau bekerja sama dengan pemerintah melawan fasisme Jepang. Setelah berkonsultasi dengan Gerindo, Amir memilih pilihan kedua.

Lihat Juga :
Latar Belakang dan Isi Perjanjian Renville

Amir diberikan 25 ribu gulden oleh Van Der Plass untuk menjaring kekuatan bawah tanah.

Dalam pertemuan di Rawamangun, Jakarta, bersama dengan sejumlah tokoh seperti Pamudji (tokoh PKI ilegal), Subekti dan Atmadji (Gerindo), Sujoko (Barisan Rakyat Solo), Widarta (Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia), Kiai Mustofa, serta Liem Koen Hian, lahir sebuah Gerakan Rakyat Antifasis (Geraf).

Gerakan bawah tanah itu pada kenyataannya mudah terbongkar oleh Jepang, yang ketika itu sudah mengambil alih pemerintahan Hindia Belanda. Pada 1943, Amir bersama sejumlah orang di kelompoknya ditangkap. Amir dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Militer Jepang, namun selamat berkat intervensi Sukarno dan Hatta.

Amir diberikan kepercayaan oleh Sukarno untuk menjadi Menteri Penerangan pada 2 September 1945 hingga 12 Maret 1946 di Kabinet Presidensial. Pada masa itu, ia mengeluarkan maklumat tentang kebebasan pers.

Lihat Juga :
Said Aqil: Perlu Ada Film Dokumenter PRRI atau Permesta

Berlanjut ke halaman berikutnya...

Mantan Perdana Menteri Dieksekusi Mati


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

Gubernur Anies Minta Warga Tak Gelar Lomba Saat 17 Agustus

Ketua TP-PKK Morotai Pimpin Pengibaran Merah Putih dalam Laut

Gelora Kemerdekaan di Aceh Baru Bergemuruh 29 Agustus 1945

Grup Pathuk, Gerakan Bawah Tanah Kemerdekaan di Yogyakarta

Cirebon Proklamasi Merdeka Lebih Dulu 15 Agustus 1945

TOPIK TERKAIT

hut ri

kemerdekaan indonesia

amir syarifuddin

amir sjarifuddin

17 agustus 1945

pki madiun 1948

komunis

Selengkapnya
BACA JUGA

INTIP: Mengapa Tumpeng Berbentuk Kerucut?

Makna Kepemimpinan dari Baju Adat Lampung yang dipakai Jokowi

Sederhananya Iriana dalam Busana Serba Kuning di HUT RI ke 76

Rendy Pandugo dan Sivia Buka Acara HUT RI di Istana

VIDEO: Cara Ario Bayu Tafsirkan Peran Soekarno

TERPOPULER
01

Korban Tewas di Kerangkeng Manusia Bupati Langkat Lebih dari Satu

Nasional
02

Total 656 Orang Huni Kerangkeng Bupati Langkat Sejak 2010

Nasional
03

Edy Rahmayadi Minta Disiapkan Seribu Wanita Cantik Saat PON 2024

Nasional
04

Tradisi Bersih-Bersih Klenteng Gang Lombok Semarang Jelang Imlek

Nasional
05

KPAI Kecam Kasus Guru Hukum Siswa SD Makan Sampah di Buton

Nasional
LAINNYA DARI DETIKNETWORK

3 Tips Kelola Stres Saat Menulis Skripsi

detikcom

Emas Dunia Ambrol 2,3% Sepekan, Cek Harga Emas di Pegadaian!

CNBC Indonesia

Nikahi Wanita Turki, Begini Perjuangan Pria Jambi Meluluhkan Hati Mertua

Haibunda

Rohimah Eks Kiwil Berduka, Kekasih Berondong Meninggal Dunia

Insertlive

Sifat dan Karakter Shio Macan, Ternyata Macan Air Dikenal Paling Percaya Diri!

Beautynesia

Fakta Menarik Lagu So Bad Milik UN1TY, Gandeng Komposer Hit K-Pop!

Female Daily