Mengapa al-qur'an disebut sebagai kitab yang universal

Al-Quran Sebagai Kitab Universal

Kitab yang diwahyukan pada awal penciptaan secara logika tidak mungkin merupakan Kitab yang sempurna. Kitab yang ada tentunya seperti buku pelajaran abjad atau alfabet bagi anak-anak yang baru mengenal huruf. Pasti untuk pelajaran yang bersifat sangat mendasar demikian tidak diperlukan kemampuan yang luar biasa. Ketika pengalaman umat manusia berkembang dan banyak dari antara mereka yang kemudian menyimpang, diperlukan petunjuk yang lebih terinci. Apalagi ketika kegelapan rohani sudah demikian meluas dan kalbu manusia menjadi terjerat dalam berbagai bentuk penyelewengan intelektual dan pengamalan. Pada saat seperti itu diperlukan ajaran yang lebih tinggi dan sempurna sebagaimana yang dibawa Al-Quran.

Di masa awal sejarah manusia tidak diperlukan petunjuk bermutu tinggi karena batin manusia waktu itu masih sederhana dan belum ada kegelapan atau kedurhakaan mengendap di hati mereka. Ajaran yang luhur diperlukan dalam Kitab yang diturunkan di masa penyelewengan yang sangat, guna perbaikan manusia yang terlanjur telah menganut akidah-akidah palsu dan dimana perilaku kejahatan telah menjadi kebiasaan sehari-hari.”

(Chasma Marifat, Qadian, Anwar Ahmadiyyah Press, 1908; Ruhani Khazain, vol. 23, hal. 70, London, 1984).

***

“MEMANG BENAR BAHWA MANUSIA dikaruniai dengan sebuah Kitab yang diwahyukan pada awal penciptaan, namun Kitab itu bukanlah Veda. Mengatakan bahwa Kitab Veda sekarang ini sebagai wahyu dari Allah Yang Maha Kuasa, sama saja dengan menghina Wujud-Nya Yang Maha Suci. Kalau ada yang bertanya mengapa hanya satu Kitab saja yang diturunkan bagi manusia di masa awal itu dan mengapa tiap bangsa tidak diberikan masing-masing satu Kitab tersendiri, maka jawabannya adalah karena pada awalnya jumlah manusia masih sangat sedikit sehingga bahkan belum bisa dikatakan satu bangsa, sehingga satu Kitab saja sudah cukup bagi mereka.”

“Ketika umat manusia kemudian berkembang dan menyebar ke seluruh dunia dimana penghuni dari suatu daerah menjadi sebuah bangsa tersendiri, lalu karena faktor jarak tidak memungkinkan lagi satu bangsa tetap berhubungan dengan bangsa lain, kebijakan Ilahi menetapkan bahwa saat itu seharusnya sudah ada Rasul dan Kitab yang tersendiri bagi masing-masing bangsa. Setelah manusia berkembang lebih lanjut dan kemudian tercipta komunikasi beserta sarananya di antara bangsa-bangsa maka Allah Yang Maha Agung menetapkan bahwa sewajarnya mereka sekarang menjadi satu bangsa dimana mereka bersama-sama memperoleh satu Kitab saja sebagai pedoman hidup. Dalam Kitab tersebut terkandung perintah bahwa begitu Kitab itu sampai di berbagai belahan bumi, manusia setempat wajib menerima dan mengimaninya. Kitab tersebut bernama Al-Quran yang diwahyukan guna mencipta perhubungan di antara berbagai daerah dan bangsa.”

“Kitab-kitab yang diwahyukan sebelum Al-Quran terbatas masing-masing hanya bagi satu bangsa saja. Kitab samawi dan para Rasul telah muncul di antara bangsa Syria, Persia, India, Cina, Mesir dan Roma dimana ajaran yang dibawanya hanya khusus bagi bangsa dimana mereka diturunkan. Yang terakhir dari semua Kitab itu adalah Al-Quran yang menjadi Kitab yang bersifat universal dan tidak terbatas bagi satu bangsa saja melainkan bagi seluruh penduduk bumi. Kitab itu diturunkan dengan tujuan antara lain menyatukan seluruh bangsa-bangsa menjadi satu kesatuan. Sekarang ini sudah ada cara-cara dan sarana guna mempersatukan bangsa-bangsa tersebut. Hubungan antar bangsa yang menjadi dasar untuk mengkonversi umat manusia menjadi satu kesatuan telah menjadi demikian mudah dimana tadinya perjalanan membutuhkan waktu bertahun-tahun, sekarang ini bisa dicapai dalam hitung harian. Begitu juga komunikasi yang tadinya bisa mengambil waktu setahun untuk mengkontak satu negeri dengan negeri lain, sekarang ini cukup dalam satu jam saja.”

“Demikian dahsyatnya revolusi kemajuan yang diikuti derasnya perubahan dalam arus sungai kebudayaan, sehingga menjadi jelas bahwa memang menjadi maksud Tuhan agar segala bangsa yang tersebar di muka bumi ini menjadi satu kesatuan. Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran dimana memang hanya Kitab ini saja yang menyatakan bahwa ajarannya itu untuk seluruh bangsa di dunia, sebagaimana dikemukakan dalam ayat:

قُل يا أَيُّهَا النّاسُ إِنّي رَسولُ اللَّهِ إِلَيكُم جَميعًا

‘Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku Rasul kepada kamu sekalian”’ (QS.7 Al-Araf:159).

Di tempat lain dinyatakan:

وَما أَرسَلناكَ إِلّا رَحمَةً لِلعالَمينَ

‘Tidaklah Kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh umat’ (QS.21 Al-Anbiya:108).

Begitu pula dengan ungkapan dari ayat:

تَبارَكَ الَّذي نَزَّلَ الفُرقانَ عَلىٰ عَبدِهِ لِيَكونَ لِلعالَمينَ نَذيرًا

‘Maha beberkat Dia yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba- Nya supaya ia menjadi pemberi peringatan bagi sekalian alam’ (QS.25 Al- Furqan:2).

“Tidak ada Kitab samawi lainnya sebelum Al-Quran yang mengajukan klaim seperti itu. Masing-masing Kitab tersebut membatasi dirinya hanya bagi bangsanya sendiri. Bahkan Nabi yang dipertuhan umat Kristen juga menyatakan bahwa beliau diutus hanya bagi domba-domba Israil yang hilang.[1] Kondisi dunia pada saat kedatangan Yang Mulia Rasulullahs.a.w. juga telah membenarkan klaim Al-Quran sebagai pesan Ilahi yang bersifat universal dimana pintu penyebaran kebenaran telah dibukakan.”

(Chasma Marifat, Qadian, Anwar Ahmadiyyah Press, 1908; Ruhani Khazain, vol. 23, hal. 74-77, London, 1984).

[1] Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel’ (Injil Matius 15:24)

 [box icon=”info”]Tulisan ini dikutip dari buku “Inti Ajaran Islam Bagian Pertama, ekstraksi dari Tulisan, Pidato, Pengumuman dan Wacana Masih Mau’ud dan Imam Mahdi, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as”. Neratja Press, hal 476-479, ISBN 185372-765-2[/box]

Alquran merupakan sebuah kitab suci terakhir dan sempurna yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang sempurna, Muhammad saw. Sebagaimana beliau saw adalah rasul untuk seluruh alam, maka kitab yang dibawa oleh beliau saw juga merupakan kitab untuk seluruh dunia dan segala zaman. Tidak ada kitab-kitab lainnya yang serupa dengan Alquran, sebab kitab-kitab sebelum Alquran diturunkan hanya kepada umat tertentu dan zaman tertentu saja. Oleh sebab itu Alquran dapat dikatakan sebagai kitab yang abadi dan universal.

Kata Abadi dapat diartikan dengan ‘kekal’ atau ‘tiada berkesudahan’. Sedangkan keabadian berarti ‘kekekalan, kelangsungan dalam waktu yang tiada akhirnya, atau waktu yang tiada berhingga’. Sedangkan universal berarti ‘umum’, artinya berlaku untuk semua orang dan seluruh dunia. Keuniversalan berarti ‘sifat (hal, keadaan) universal, bersifat umum’. Dan universalitas berarti ‘keuniversalan’.

Kata Alquran diserap dari qara’a yang berarti, ‘ia membaca; ia menyampaikan atau memberi pesan; ia mengumpulkan benda itu’. Jadi dapat diartikan bahwa Alquran itu merupakan sebuah kitab untuk selalu dibaca dan memang Alquran itu merupakan sebuah kitab yang paling banyak dibaca di dunia, berarti juga sebuah kitab atau pesan yang harus diteruskan dan disampaikan kepada dunia, artinya Alquran itu satu-satunya di antara kitab-kitab wahyu yang ajarannya mutlak tidak terbatas. Dan terakhir Alquran itu dapat dikatakan sebagai sebuah kitab yang memuat segala kebenaran.

Alquran sebagai kitab yang abadi berarti kitab ini merupakan kitab yang tiada berkesudahan dan berlangsung dalam waktu yang tiada berakhir atau berhingga. Sedangkan Alquran sebagai kitab yang universal mengandung arti bahwa kitab ini dapat melingkupi seluruh dunia dan segala zaman.

Alquran merupakan sebuah kitab yang diturunkan dan murni di dalamnya kalam dari Tuhan. Dengan demikian setiap ajaran yang ada di dalam Alquran pasti kalam Tuhan sendiri. Dan setiap ajaran yang berasal dari Tuhan pasti mengandung kebenaran-kebenaran. Karena Alquran merupakan kitab abadi, maka kebenaran-kebenaran dari ajaran Alquran itu pasti abadi pula.

Untuk membuktikan kebenaran dari keabadian ajaran Alquran ini tidak dapat diperoleh hanya dengan pemahaman yang harfiah terhadap ayat-ayat Alquran. Akan tetapi perlu sekali memahaminya dari berbagai sudut pandang, terutama dari kejadian historisnya; yaitu keadaan Arabia sebelum diturunkan dan ketika diturunkannya Alquran kepada Rasulullah saw. Selain itu juga perlu memahami dari pesan-pesan moral Alquran; yaitu maksud dan tujuan dari kandungan ayat Alquran itu sendiri.

Alquran di dalamnya mengandung segala kebenaran yang universal. Di dalamnya terdapat ajaran yang tidak bertentangan dengan akal dan fitrat manusia. Tidak ada kitab suci pun sebelum Alquran yang mengklaim untuk seluruh dunia dan segala zaman. Kitab-kitab itu diturunkan dan ditujukan hanya kepada umat dan zaman teretentu saja. Akan tetapi hanya Alquran sajalah yang mendakwakan sebagai kitab universal berlaku untuk seluruh zaman dan setiap keadaan manusia. Oleh karena itu penafsiran di dalam Alquran pun akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan keadaan suatu zaman atau umat. Orang-orang yang hanya bersandar kepada penafsiran klasik dan ulama-ulama zaman dahulu serta menolak adanya penafsiran baru, mereka telah membatasi Alquran dalam ruang-lingkup terbatas dan telah menutupi keuniversalan Alquran itu sendiri.

Ayat-ayat Alquran yang menyeru kepada seluruh umat manusia, Ahli Kitab, menyatakan kesatuan alam semesta, kesatuan umat manusia, kepercayaan kepada semua wahyu Tuhan, kebebasan berfikir dan lain sebagainya, merupakan bukti yang menunjukan mengenai keuniversalan Kitab Suci ini.

Keuniversalan Alquran dapat dilihat dari berbagai segi terutama di dalam memahami ayat-ayat suci Alquran diantaranya dari sudut pandang historis, sastera, dan perlu diperhatikan pula asbab al-nuzulnya. Sehingga adanya doktrin Alquran shalih likulli zaman wa makan itu sangat sesuai sekali untuk diberikan kepada Kitab ini.

asifnasir – 14 Sep 10

(Ringkasan skripsi yang ditulis oleh Asep Nasirudin, Mahasiswa Jamai angkatan XV) Alquran merupakan sebuah kitab suci terakhir dan sempurna yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang sempurna, Muhammad …

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA