Mengapa agama dan budaya tidak bisa di pisahkan?

Agama dan Budaya: Bisa Berjalan Bersama Jangan Dipisahkan

15 September 2021 18:14 |
Diperbarui: 15 September 2021 18:28

Mengapa agama dan budaya tidak bisa di pisahkan?

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengapa agama dan budaya tidak bisa di pisahkan?
Mengapa agama dan budaya tidak bisa di pisahkan?

Agama dan Kebudayaan memiliki pengertian yang berbeda , Agama, Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, gama () yang berarti "Cara Hidup".Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Jadi agama bagi saya adalah sebuah sistem yang membuat hidup sesorang menjadi lebih baik dengan sistem yang ada disetiap agama tersebut ,agama juga didalam pengertiannya membuat seseorang mengenal Tuhan dan mengalami keterikatanya dengan Tuhan itu. Contohnya bagi kekristenan Agama Kristen diajarkan Mengasihi Tuhannya dengan cara mengasihi sesamanya

Budaya? Jika kita dengar pengertian Budaya secara umum bahwa budaya adalah budi dan akal yang artinya menitiberatkan kehidupan seorang,sekelompok melakukan kegiatan.

Budaya dilakukan secara generasi demi generasi yang ada contohnya, karna saya orang Batak simalungun saya mengambil contoh tentang orang simalungun ketika seseorang didalam kelaurga sedang berulang tahun ,orang simalungun akan memberikan Dayok na binatur yang didalam bahasa indonesianya ialah "ayam yang diatur" tujuan pemberian ini adalah agar diharapkan seseorang yang sedang berulang tahun dapat kedepaanya di umur yang barunya dapat lebih mengatur segala kehidupannya dengan sebaik baiknya.

Relasi antara agama dan kebudayaan menurut pandangan penulis yaitu agama menyebarkan ajarannya melalui budaya dan budaya membutuhkan agama untuk melestarikannya. Agama tidak serta-merta menghapus budaya dalam masyarakat, yang beberapa memang tidak sesuai dan bertolak belakang dengan nilai-nilai agama.

Akan tetapi, agama lebih menggunakan budaya untuk media Khotbah atau dakwah sekaligus masuk dalam budaya dengan menyesuaikan apa yang boleh atau sesuai dengan ajarannya Di sini agama berperan untuk memfiltrasi berbagai norma dan nilai dari kebudayaan, misalkan: budaya mangokalholi ( dalam batak), wayang ( jawa)

Bernostalgia sejenak dengan menilik peristiwa kemarin pada bulan Oktober 2018 (Nurrhochman. 2018. Memaknai Relasi Agama dan Budaya. Beritagar.id) yaitu adanya pembubaran yang dilakukan oleh pihak-pihak/sekelompok orang terhadap warga yang melakukan kegiatan sedekah laut di Pantai Baru, Bantul.

Sebenarnya, sedekah laut merupakan budaya yang sudah turun temurun dan memang perlu untuk dilestarikan. Pembubaran ini sangatlah disayangkan bisa terjadi di bangsa yang katanya berbudaya dan beragama ini.

Mengapa sampai ada pembubaran? Hal ini dikarenakan ada sekelompok oknum beragama yang mana mereka membenturkan budaya dengan agama. Di sini terlihat ada perbedaan dalam penginterpretasian budaya.

Pihak yang pro menilai bahwa budaya sebagai tradisi yang harus dilestarikan sedangkan pihak yang kontra memiliki penafsiran lain. Pihak yang kontra membenturkan budaya dengan ajaran agama sehingga mereka merasa kegiatan tersebut sesat, syirik, dan betentangan dengan ajaran Islam.

Memiliki pandangan yang berbeda di negara yang majemuk ini sah-sah saja. Akan tetapi output atau tindakan yang mengekor setelahnya adalah masalahnya. Di mana dengan adanya oknum yang membenturkan budaya dengan ajaran agama yang berbuntut pada aksi pembubaran budaya sedekah laut di pantai Baru bisa memecah belah bangsa.

Halaman Selanjutnya