Meneladani perilaku beriman kepada qada dan qadar dapat dilakukan dengan urutan

Jakarta, CNN Indonesia --

Rukun iman merupakan landasan kepercayaan seorang Muslim dalam agama Islam. Terdapat enam rukun iman yang wajib diyakini dalam Islam.

Rukun dapat diartikan sebagai pilar atau tiang. Sedangkan iman bermakna kepercayaan. Sehingga rukun iman berarti pilar yang wajib dipercaya. Kepercayaan itu diwujudkan dengan cara membenarkan dan diyakini dari dalam diri atau hati, mengakui secara lisan atau kata-kata, dan mengamalkannya dalam bentuk tindakan sehari-hari.

Rukun iman juga menjadi landasan perbuatan seorang Islam bagaimanapun keadaannya, baik dalam susah dan senang, termasuk dalam masa wabah maupun pandemi, seperti pandemi infeksi virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Dalam Hadist Riwayat Imam Muslim terdapat enam rukun iman yang wajib dipercaya.

"Maka kabarkan padaku tentang iman, Rasulullah bersabda: Iman adalah bahwa kamu beriman kepada Allah dan malaikat-Nya, segala kitab-Nya, dan Rasul-Nya dan hari akhirat serta kamu beriman dengan qadar baik dan buruk," hadis riwayat Imam Muslim.

Berikut penjelasan mengenai rukun iman dalam Islam.

1. Iman kepada Allah SWT

Rukun iman pertama yang wajib diyakini adalah percaya kepada Allah SWT. Setiap orang yang beragama Islam harus percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tiada Tuhan selain Allah.

Percaya kepada Allah SWT juga berarti percaya bahwa Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu, percaya kepada ketetapan Allah, dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Asmaul Husna.

Percaya kepada Allah SWT diwujudkan dalam perilaku yang selalu menjalani perintah Allah SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya

2. Iman kepada malaikat

Yang kedua, setiap Muslim mesti percaya bahwa Allah juga menciptakan malaikat dengan berbagai macam tugas. Jumlah malaikat sangat banyak dan ada 10 malaikat yang wajib diketahui.

Berikut 10 malaikat yang wajib diketahui:

1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu

2. Malaikat Mikail bertugas menyampaikan rezeki

3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala

4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa

5. Malaikat Munkar menanya ruh di alam kubur

6. Malaikat Nakir bertugas menanya ruh di alam kubur

7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia

8. Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia

9. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka

10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga.

Dengan mempercayai keberadaan malaikat beserta tugasnya, manusia mesti mengamalkannya dan berperilaku yang baik. Misalnya percaya kepada malaikat berarti percaya ada yang mengawasi dan mencatat setiap perbuatan baik dan buruk yang dilakukan.

Meneladani perilaku beriman kepada qada dan qadar dapat dilakukan dengan urutan
Ilustrasi. Terdapat enam rukun iman yang harus diyakini umat Islam. (AFP/GENT SHKULLAKU)

3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT

Setiap umat Islam juga mesti mengimani kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT yakni kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.

Percaya kepada kitab berarti mengamalkan apa yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Umat Islam mesti berpegangan pada Alquran dalam menjalankan kehidupan.

4. Iman kepada nabi dan rasul

Setiap Muslim juga harus meyakini Allah mengutus nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu. Terdapat 25 nabi dan rasul yang wajib diimani yakni dari nabi pertama Nabi Adam AS hingga nabi terakhir Nabi Muhammad SAW.

Percaya pada nabi dan rasul diwujudkan dengan meyakini serta meneladani setiap kisahnya. Umat Islam juga mesti mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.

5. Iman kepada hari akhir

Umat islam harus percaya bahwa hari akhir atau hari kiamat pasti akan terjadi. Terdapat dua kiamat yang diyakini yakni kiamat sugro atau kiamat kecil dan kiamat kubro atau kiamat besar.

Kiamat sugro berupa bencana alam dan juga kematian. Sedangkan kiamat kubro berarti hancurnya semua alam semesta dan tanda dimulainya kehidupan akhirat.

Iman kepada hari kiamat ditandai dengan berperilaku dan beribadah dengan baik bahwa setiap amal dan perbuatan bakal diperhitungkan dan dibalas Allah di hari kiamat.

6. Iman kepada qada dan qadar

Terakhir, umat Islam mesti mengimani terdapat qada dan qadar yang baik maupun yang buruk. Allah sudah menetapkan baik dan buruknya takdir untuk umat-Nya.

Dengan beriman pada qada dan qadar, setiap orang yang beragama Islam harus berusaha dan juga berserah diri pada ketetapan Allah, apapun yang terjadi. Setiap orang juga harus berprasangka baik pada ketetapan Allah, baik dan buruknya, merupakan sesuatu yang baik untuk umatnya yang beriman dan bertakwa.

(ptj/asr)

[Gambas:Video CNN]

Jakarta -

Iman kepada malaikat artinya mengakui keberadaan malaikat yang selalu taat kepada Allah SWT. Percaya adanya malaikat termasuk dalam rukun iman kedua.

Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dari Kemenag menjelaskan, iman kepada malaikat tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 285,

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

Malaikat tersebut diciptakan untuk mengurusi berbagai urusan yang diperintah Allah SWT. Sehingga Allah SWT menciptakan mereka sebagai makhluk yang tidak pernah membangkang dan merasa letih dalam menjalankan tugas.

Bentuk iman kepada malaikat juga dapat dilakukan dengan memahami nama-nama dan tugas dari para malaikat Allah SWT. Berikut nama-nama malaikat yang wajib diimani oleh umat muslim.

Nama malaikat dan tugasnya

  • Malaikat Jibril: Menyampaikan wahyu
  • Malaikat Mikail: Membagikan rezeki
  • Malaikat Israfil: Meniup sangkakala
  • Malaikat Izrail: Mencabut nyawa
  • Malaikat Munkar: Menanyakan orang yang mati dalam kubur
  • Malaikat Nakir: Menanyai orang yang mati di dalam kubur
  • Malaikat Raqib: Mencatat amal baik manusia
  • Malaikat Atid: Mencatat amal buruk manusia
  • Malaikat Malik: Menjaga pintu neraka
  • Malaikat Ridwan: Menjaga pintu surga.

Setelah memahami makna iman kepada malaikat dan nama-namanya, selanjutnya adalah menerapkannya dalam perilaku sehari-hari. Berikut contoh perilaku iman kepada malaikat dalam keseharian,

Contoh perilaku iman kepada malaikat

  1. Selalu mencari dan memohon hidayah serta bersyukur
  2. Selalu memohon kepada Allah atas segala perlindungan dari segala musibah
  3. Berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian
  4. Selalu memohon kepada Allah agar dilapangkan di alam kubur dan diringankan dari siksa kubur
  5. Selalu memiliki niat baik dalam segala perbuatan, baik ucapan maupun perbuatan
  6. Menjauhi niat buruk, perkataan yang kotor, perbuatan yang jelek, dan menjauhi prilaku tercela
  7. Selalu memohon kepada Allah agar terhindar dari siksa api neraka
  8. Selalu memohon kepada Allah agar masuk surga dengan ridhoNya
  9. Berempati pada teman yang membutuhkan bantuan
  10. Menjadi teladan bagi lingkungan sekitar dan menjadi pribadi yang rendah hati
  11. Selalu berusaha memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik
  12. Bekerja keras dan ikhlas dalam melaksanakan tugas

Nah, itu dia penjelasan tentang iman kepada malaikat dan contoh perilakunya. Jangan lupa diterapkan ya!

Simak Video "Asa Menjadi Penghapal Al-Qur'an"



(rah/row)

Perilaku Yang Mencerminkan Keimanan Kepada Qadha dan Qadar – Jauh-jauh hari kami pernah memposting artikel yang membahas tentang definisi dari qadha dan qadhar. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa qadha merupakan keputusan atau ketetapan yang sudah terlaksana dalam kenyataan.

Sedangkan qadar adalah ketetapan Allah swt kepada semua mahkluk sejak zaman azali, yang mana ketetapan tersebut tidak dapat dirubah oleh manusia. Qadar seringkali disebut dengan takdir.  

Nah, bila belum paham sepenuhnya tentang definisi dari qadha dan qadhar dapat membaca artikel yang berjudul Pengertian Qadha dan Qadar.  

Salah satu dari rukun iman adalah iman kepada qadha dan qadar, dan setiap kita wajib mengimani adanya qadha dan qadar. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar dapat diukur dengan cara mengamati perilakunya sehari-hari.  

Saya pernah membaca sebuah buku, yang menyatakan bahwa kita harus mengimani qadha dan qadar, dan meyakini bahwa takdir kita dapat dirubah menjadi takdir Allah swt yang lebih baik dengan berusaha semaksimal mungkin, dan tidak menyerah atas nama takdir. Maksudnya, misalnya kita ditakdirkan menjadi Presiden.

Maka untuk menjadi Presiden tersebut kita harus berusaha semaksimal mungkin, bukannya malah menyerah sambil berkata “Ngapai berusaha, kalau misalkan nanti ditakdirkan jadi Presiden juga jadi sendiri”.

Keimanan tersebut nantinya berhubungan dengan ikhtiar (usaha) dan juga tawakal. Setelah berusaha maka tugas kita adalah bertawakal atau menyerahkan segala urusannya kepada Allah swt.

Tawakal dilakukan setelah berikhtiar semaksimal mungkin. Oke, kita masuk ke pembahasan kita yang utama yaitu perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qadha dan qadar :  

1. Ikhtiar semaksimal mungkin

Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qadha qadar adalah ikhtiar semaksimal mungkin atau berusaha dan bekerja keras. Karena dengan usahalah takdir menuju takdir Allah yang lebih baik akan terwujud. Tanpa adanya usaha, maka kemungkinannya sangat kecil kecuali benar-benar orang yang beruntung. Wkwk  

2. Etos kerja yang tinggi

Usaha membutuhkan keseriusan, artinya tidak hanya dilakukan sekali dua kali tetapi berkali kali dan pantang menyerah. Apabila seseorang sudah terbiasa dengan kerja keras, maka akan menjadi kebiasaan dalam hidupnya dan karakter akan terbentuk dengan sendirinya.

Karakter inilah yang disebut dengan etos kerja yang tinggi, yaitu karakter pantang menyerah, profesional dan tanggung jawab.  

3. Selalu berdoa

Ikhtiar saja tidak cukup, harus dibarengi dengan doa agar memuluskan perjalanan. Tidak hanya doa kita saja, tetapi doa orang-orang tercinta seperti ibu, bapak, keluarga atau kerabat.

Doa juga menyadarkan kita bahwa semua usaha yang kita lakukan, pada akhirnya adalah Allah yang menentukan. Sehingga kita harus memohon agar apa yang kita usahakan dapat tercapai.  

4. Bersukur dan bersabar

Orang yang mengimani qadha dan qadhar hari-harinya dihiasi dengan rasa syukur dan kesabaran. Bersyukur ketika mendapatkan nikmat berupa keberhasilan, kemenangan atau sesuatu yang diinginkan tercapai. Selain bersyukur juga bersabar, yakni bersabar ketika mendapatkan musibah, kegagalan atau cobaan hidup yang lain.  

5. Huznuzdzzon kepada Allah dan bersikap raja

Sebagai hamba-Nya kita diperintahkan untuk berperasangka baik kepada Allah swt, karena dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa Allah swt adalah seperti yang hamba-Nya sangkakan.

Jika kita berprasangka baik, InshaAllah Allah akan memberikan kita yang terbaik. Selain berprasangka baik kita juga harus bersikap raja’ atau berharap, berharap yang terbaik untuk kita.  

Baca juga : Pengertian dan Ciri-ciri Sikap Raja’

6. Bertawakal kepada Allah dan ridha dengan takdir Allah

Setelah berikhtiar dengan maksimal dan berdoa, kita selanjutnya bertawakal atau menyerahkan semuanya kepada Allah swt. Beriman kepada qadha dan qadar akan membuat orang tidak terpaku pada hasilnya saja, melainkan terhadap proses.

Masalah hasil itu adalah urusan Allah swt. Kita harus ridho dengan hasil yang diperoleh, dan meyakini bahwa hasil tersebut merupakan yang terbaik buat kita.  

Baca lebih lanjut : Pengertian Tawakal  

Demikian beberapa perilaku yang mencerminkan keimanan kepada qadha dan qadar. Semoga bermanfaat dan terimakasih.